PUISI KE 1
RINDU DI USIA SENJA
Di tengah hiruk pikuk
pesta
Hampa menerpa, sepi
mendera
Setiap hari hanya
urusan dunia
Tidur makan bekerja
Rona muka tanpa ada
sisa bahagia
Diiringi nyanyian lara
Jenuh memenuhi jiwa
Lelah merengkuh raga
Ketika kita sadar usia
telah usang
Mata mulai buyar, ruku’
dan sujud mulai goyang
Lemparkan jangkar
tepislah bimbang
Tebar pandangan Sang
Raja berlari mendekat penuh sayang
RinduNya tak bertepi
RinduNya bak kobaran
api
RinduNya tak mengenal
balas jasa
Walau senja telah bersua
Kenapa rindu ini baru
hadir
Dikala akal hidup sudah
akan berakhir
Hanya manusia yang
berpikir
Yang mampu merengkuh
rinduNya selama berjaya dan berkarir
PUISI KE 2
RINDU YANG MENUSUK
Ada satu rindu yang aku
kehilangan pena untuk menuliskannya
Tapi sangat ingin
mengasumsikannya
Rasa yang menjadikan
hati berbunga sekaligus tertusuk duri
Hati terasa terusik
antara keinginan menanamnya atau menebangnya
Rasa itu menerjang kita
Membuat peka terhadap
angin yang berhembus semilir
Terhadap burung yang
berkicau dan air mengalir
Terhadap panjang
pendeknya kumis anak kucing yang teroganisir
Sepanjang hari
memikirkannya
Sedang dudukkah dia
Sama seperti yang kita
lakukan di sebelah meja
Apakah ada rindu yang
sama di sana
Rindu akan membawa kita
pada kesepian
Membuat kita menyadari
rasa hening itu ada, hampa itu ada
Rasa itu adalah alasan
yang tepat yang membuat ulat berubah menjadi kupu-kupu
Bersua itu hanya
menunggu nyata
Jelasnya entah kapan
berjumpa
Dia sibuk aku bisa, Aku
sibuk dia banyak acara
Klise jika kopdar yang
hanya dikata
Obat rindu adalah video
call dan WA
Wajar jika tak lama jumpa
Atau limpahan rasa yang
sedang jauh dari wisma hamba
Rindu kadang membuat
konyol dan berat kepala
Bertanya-tanya
bagaimana perasaannya
Biodata
Nama : Umi Khamdanah
Tempat tanggal lahir : Batang, 27 Februari 1987
Alamat : Jl KH
Hasyim Asyari Setono gang 8/sunan Belakang TPQ Sabilul
Hidayah kota Pekalongan
JK : Perempuan
Profesi : Wiraswasta