Jumat, 08 November 2019

PUISI TENTANG HUTAN


MENERJANG ASAP

Pakde....
Kota kami diselimuti asap
Asap yang kian mendekap
Nafas kerap dihantam sesak, nasib kian meratap
Sampai kapan kawan api ini menetap
Menginap di hutan, menjerat tanpa tanggap
Pakde....
Bolak balik kami menerjang asap untuk berobat
Anak, istri, orang tua, tetangga dan kerabat
Terpapar jerat asap, raga kami tak kunjung sehat
Kegiatan masyarakat terhambat, bantuan datang terlambat
Pakde....
Tragedi ini terjadi berulang
Hutan tak lagi dihiasi alang-alang
Bunga dan daun hijau menghilang ditelan arang
Hanya bara api dan asap yang bersarang
Pakde...
Jangan biarkan hutan ini kian hari kian menyusut
Mari tanam kembali untuk cucu kita nanti hingga ajal dunia menjemput

Pekalongan, 13 September 2019


Kamis, 07 November 2019

PUISI TENTANG INDONESIA


APAKAH KITA SUDAH MERDEKA


Ketika Belanda dan Nipon tak lagi menginvasi tanah kita tercinta
Ketika kita tak lagi papa
Ketika kita bebas melakukan apa saja
Ketika hati tak lagi dilanda nestapa

Apakah itu adalah makna merdeka yang sesungguhnya
Apakah kita sudah benar-benar merdeka
Apakah itu hanya omong kosong belaka
Seolah-olah merdeka namun sejatinya sama saja

Kita mencita-citakan agar kampung halaman aman
Namun justru kekacuan yang dominan
Sesama kawan saling bermusuhan
Semestinya sadar diri melekat pada pribadi setiap insan

Jangan biarkan harta ibu pertiwi pergi mengungsi
Jangan biarkan mereka mengimpor dari luar negeri
Negara kaya tapi rakyatnya tak menikmati
Bagai petani kelaparan di lumbung penuh padi

Musuh kita bukan lagi penjajah yang mengangkat senjata
Musuh kita tak lagi berhadapan dengan kita
Musuh kita tak terlihat oleh mata
Siap menikam kita ketika lengah tak berdaya

Kita belum berhenti berjuang
Mari kita bertahan karena jalan masih panjang
Kelak kita Bersulang
Merayakan kemerdekaan yang gilang-gemilang



Rabu, 06 November 2019

PUISI CINTA


Pikiranku Sangat Dangkal

Aku tidak bisa lupa
Atas alasan apa kita harus bersua
Bukan karena sayang atau cinta
Tapi kita pernah mempunyai mimpi yang sama
Hubungan kita memang bukanlah bahagia di akhir cerita
Aku belum bisa menghapus goresan kenangan di beberapa sudut kota
Aku belum bisa melupakan wajahmu yang dihiasi kacamata
Atau jaketmu yang berwarna biru muda
 Kenapa semua ingatan tentang kita bermunculan dalam pikiran
Mendengar namamu ketika disebut oleh seorang teman
Atau melihat merek motor yang sama dengan milikmu di jalanan
Semua menjadi memori yang sulit diseka oleh rutinitas harian
Maafkan aku yang telah membuatmu lara
Aku telah tak berjumpa denganmu terlalu lama
Dua centang biru darimu tak lagi ku terima
Mungkin ini adalah sebuah hukum karma

Selasa, 05 November 2019

INDONESIA PUSAKA

Hai NKRI
Lihatlah ke penjuru negeri
Banyak pengembara iri
Dirimu bagai nirwana karya ilahi
Kalimantan nan adi
Pulau-pulau, gunug api dan bahari
Hingga Simping yang mini
Mengisi relung hati bumi pertiwi
Tanahmu selalu dikunjungi mentari
Siang dan malam silih berganti
Timur, tengah, barat senantiasa disinari
Membagi durasi sesuai ilmu bumi
Iklimmu memikat sanubari
Datanglah di saat sang surya menghadiri
Jangan datang di musim yang tak pasti, hujan panas, angin lebat menghantui dalam satu hari
Suku, bahasa, agama, adat budaya melengkapi
Gagahnya NKRI, eloknya tanah air ini
Bhineka Tunggal Ika selalu terpatri
Walau bervariasi namun berintegrasi bagai pelangi
Negeriku kaya raya
Kekayaan alamnya mempesona
Ada lada dan batubara
Emasnya menyilaukan mata
Di tanah Irian Jaya
Gunung-gunung nan kirana
Menghujam tanah praja
Membentang bak kastil istana
Dari barisan Sumatera hingga tanah Wamena
Lavanya bak darah pembela negara
Yang diam-diam menddih kala diguncang durjana
Banjir dan gempa sudah biasa
Menempa semangat jiwa-jiwa bangsa
Indonesia subur sejak dahulu kala
Tanaman menghijau beraneka rupa
Disiram hujan semakin berbunga
Disinari mentari kian kusuma
Indonesia kian gagah perkasa
Dikawal dua samudra yang setia
Pasifik dan Hindia duduk di samping singgasananya
Bagai prajurit yang siap menerjangkan ombaknya di kala yuda
Mari jaga sumbar daya alam Indonesia
Kekayaan itu adalah hak bangsa kita
Jangan sampai rakyat asing menguasainya

Sementara rakyat kita sengsara

Alkisah



Di atas bentangan sajadah
Ku berdoa dengan tangan menengadah
Berharap negeriku dipikul sang amanah
Berharap negeriku bukan negara antah berantah
Dipimpin oleh Abrahah gegabah
                                            
Sungguh anugerah yang membuncah
Ketika mendapati negeriku kaya raya
Sumber daya alam tercurah
Sumber daya manusia melimpah
Di setiap pulau, wilayah, provinsi dan daerah
Ibukota, kabupaten, desa yang dipenuhi sawah-sawah
Dengan bangsa yang ramah tamah
Melawan penjajah pantang menyerah
Ku berharap
Negeriku selalu menawan indah
Tanpa perpecahan dan sampah
Tak rela negeriku dijadikan sapi perah
Oleh ekonom-ekonom yang serakah

Senin, 04 November 2019

PUISI TENTANG TUHAN


HANYA TUHAN YANG TAHU
From: UMI KHAMDANAH

Tak pantas bila awak memprediksi
Apa yang akan hadir di esok pagi
Apa nasib suratan takdir sang abdi
kita hanya becus menakar dan menyirami
untuk menanti buah berbiji
Di masa nanti, hanya Tuhan yang mengetahui
Ikhtiar dan menyandarkan rasa bertawakkal kepada-Nya adalah yang esensi

Sudah barang tentu penantiannmu hanya berujung menemuiNya
Sebagai destinasi utamanya
Sedangkan yang lain hanyalah jembatan semata-mata
Masa depan adalah rahasia yang nyata

Jika gamang dan khawatir menghampirimu
Rasa takut terbayang menyerbu
Lepas perkara satu tumbuh seribu
Seperti tiada hentinya menderu
sesungguhnya itu adalah alami dari kehidupan yang penuh liku-liku



Alamat

Berbagi Kebahagiaan, ilmu yang pernah diajarkan kepada saya.
Terima Kasih untuk guru, teman dan keluarga tercinta.

ads

loading...