Selasa, 27 September 2016

MEMBUAT TUGAS CERITA UNTUK ACARA CERITA MASAL 2016

Setelah sekian lama saya tidak memosting artikel karena kesibukan yang kadang datang dari arah yang tak disangka-sangka... Alhamdulillah saya bisa membuat artikel lagi. Saya tidak akan berpanjang lebar karena saya akan memosting tugas membuat cerita yang akan diikutkan pada acara mendongeng massal pada tanggal 6 Oktober 2016. Saya sudah menyiapkan sebuah cerita. Sebenarnya cerita ini saya ambil dari sebuah buku, akan tetapi lokasi dan tokohnya akan saya ganti agar terkesan tidak plagiat. Kita mulai saja ya...

Desa Paninggaran adalah desa yang sangat damai. Penduduknya ramah dan daerahnya sangat indah. Desa Paninggaran dikelilingi pegunungan yang dipenuhi tumbuhan yang menghijau dan subur. Desa tersebut sangat damai dan jika seseorang masuk ke desa itu, maka ia akan betah berlama-lama tinggal di sana karena saking tenang dan asrinya Paninggaran. Desa Paninggaran dikuasai oleh penduduk yang sangat baik. Hampir tidak ada tindak kejahatan di desa itu.
Desa Paninggaran dipimpin oleh seorang pangeran. Namanya adalah Pangeran Setia. Pangeran Setia adalah pangeran yang sangat dermawan, baik hati dan tidak sombong. Dia suka menolong kepada siapapun baik manusia maupun hewan. Kehidupannya juga sangat sederhana. Maka tak heran jika penduduk desa Paninggaran sangat menyayanginya.
Pangeran setia mempunyai sebuah kaca ajaib pemberian mendiang kakeknya. Kaca itu diletakkan di tengah hutan. Jika ada seseorang yang menebang pohon sembarangan, maka kaca itu akan memperlihatkan akibat yang akan terjadi karena penebangan hutan liar, misalnya banjir, longsor dan kekeringan. Kaca tersebut selalu dijaga oleh penduduk Paninggaran agar tidak sembarang orang menebang pohon di hutan.
Suatu hari kaca tersebut dicuri. Si penjaga kaca melaporkan kejadian pencurian tersebut kepada pangeran Setia.
"Pangeran.. Pangeran.. Kaca ajaibnya dicuri...."
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun... siapa yang mencuri???"
"Nenek sihir yang mencuri kaca ajaib, pangeran...."
"WAH... GAWAT... jika kaca ajaib dicuri... bagaimana nanti kelangsungan hutan kita?" Kata Pangeran Setia sedih.
Pangeran Setia segera mengerahkan pasukannya untuk segera mencari kaca ajaib di hutan-hutan di desa lain yang berdekatan dengan desa Paninggaran. Akan tetapi si pencuri kaca tersebut belum juga ketemu. Pangeran Setia bertambah sedih, karena dia takut kalau pohon di hutan Paninggaran ditebang sembarangan.
Ketakutannya terbukti. Pohon-pohon di hutan Paninggaran ditebangi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Lambat laun pohon di hutan Paninggaran semakin sedikit. Tanah di pegunungan Paninggaran mulai longsor ketika hujan lebat. Paninggaran tidak lagi aman. Rakyatnya menderita karena ketika musim kemarau, air makin menipis.
Pangeran Setia tidak tinggal diam. Dia bertekad pergi untuk mencari nenek sihir yang telah mencuri kaca ajaibnya. Dia berkelana ke satu daerah ke daerah lain. Dia pergi ke Kajen, Kedungwuni, Doro, Pekalongan, Karang Dadap dan daerah terdekat. Akan tetapi dia tidak menemukan nenek sihir tersebut.
Suatu ketika dia kelelahan dan berhenti di sebuah pohon di daerah Petungkriyono. Dia melamun dan memikirkan desanya. Dia berdoa semoga nenek sihir itu cepat ketemu. Ketika berdoa dia medengar suara beberapa orang meminta pertolongan.
"Tolong....Tolong... selamatkan kami..."
Pangeran Setia menoleh ke kanan dan ke kiri. Dia segera mendekati asal suara. Alangkah terkejutnya Pangeran Setia melihat sebuah botol besar yang tertutup dan diikat di batang pohon. Di sebelah botol itu juga ada sebuah batu besar yang mengeluarkan suara meminta pertolongan. Pangeran Setia kebingungan ketika melihat botol dan batu itu.
"Bagaimana caranya aku menyelamatkan kalian??" Tanya Pangeran Setia.
"Hanya orang yang tuluslah yang bisa menolong kami untuk memecahkan botol ini." Kata beberapa orang yang berada di dalam botol.
Pangeran Setia segera mencari batu besar dan melemparkan batu itu ke botol. Botol itu pecah dan talinya menghilang. Orang-orang yang berada di dalam botol itu bebas dan berterima kasih kepada Pangeran Setia. Pangeran Setia juga melempar batu ke batu yang berbicara tadi. Akan tetapi batu besar tersebut tidak bergeming.
"Siapa yang membuat kalian seperti ini...?" Tanya Pangeran Setia.
"Nenek sihir yang menjadikan kami seperti ini..."
"Bagaimana caranya agar aku bisa menyelamatkan orang yang tertahan di dalam batu dan bertemu nenek sihir tersebut?"
"Aku tahu caranya..." Kata orang yang tertahan di dalam batu. "Kalian cepat siapkan kaca yang besar. tempatkan kaca tersebut di dekatku. Jangan lupa tutup kaca itu dengan kain. Siapkan pula satu orang untuk menunggu di belakangk kaca itu. Nanti jika nenek sihir itu datang segera buka kain penutupnya."
"Baiklah...baiklah..." Kata orang-orang segera mempersiapkan diri.
"Aku yang akan bersembunyi di balik kaca." Kata Pangeran Setia.
Kaca dan kain penutup segera disiapkan di dekat batu besar. Tak lama kemudian nenek sihir itu muncul.
"HiHIHIHIHIIH.... apa kabar penduduk Petungkriyono." kata penyihir.
"Kau jangan macam-macam degan kami karena kami sudah bebas." kata penduduk Petungkriyono.
"Ouh... ternyata kalian sudah bebas... Tapi sayangnya si batu besar belum bebas... hihihihihi." nenek sihir itu mendekati kaca yang tertutup di dekat batu besar.
"Aku yang akan membebaskannya." Kata Pangeran Setia tiba-tiba dan ia dengan sigapnya membuka penutup kaca itu."
"Arrrrrrrrrrrrrrrrrrgggggggggggghhhhhhhhh..... tidaaaaaaaakkkk." Penyihir itu kepanasan ketika melihat wajahnya di kaca. Tubuhnya hangus menjadi debu.
Batu besar itu berubah menjadi manusia dan penduduk Petungkriyono bergembira karena kutukan batu besar itu telah hilang.
"Terima kasih tuan... telah menyelamatkan kami." kata orang yang baru saja terbebas dari kutukan itu.
"Alhamdulillah... semua selamat dan penyihir itu telah hangus. Aku akan segera pulang dan mengabarkan kepada penduduk Paninggaran atas berita ini."
Penduduk Petungkriyono mengucapkan terima kasih kepada Pangeran Setia.






2 komentar:

Alamat

Berbagi Kebahagiaan, ilmu yang pernah diajarkan kepada saya.
Terima Kasih untuk guru, teman dan keluarga tercinta.

ads

loading...