Minggu, 01 Januari 2017

BELAJAR NON MUKIM PART 3

 
 Gedung tempat kami belajar non mukim yang berada di sebelah rumah saya.

Beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 14-15 Desember 2016 belajar non mukim kami pindah sementara waktu karena gedung Akwan Sport akan digunakan untuk hajatan. Tempat aktivitas kami akhirnya dipindah sementara ke Rumah Makan Garang Asem H. Masduki Cabang Jl. Jendral Sudirman Pekalongan. Jujur saja saya belum pernah mencicipi Garang Asem H. Masduki, karena untuk urusan kuliner saya cukup parah. Rumah Makan H. Masduki pun baru saya ketahui setelah bergabung dengan komunitas belajar non mukim Al Fawas. : D

Rmah Makan H. Masduki di Jalan Jenderal Sudirman

 Al Fawas yang berada di sebelah rumah saya adalah sebuah rumah yang disewa oleh keluarga H. Masduki yang digunakan untuk belajar Al Qur'an Mukim dan Non Mukim. Murid yang bermukim di Al Fawas jumlahnya ada 10 orang. Biaya pendidikan dan keperluan sehari-hari gratis. Semuanya ditanggung oleh keluarga H. Masduki. Murid yang non mukimnya juga tidak dikenai bisyaroh. Para ustadz dan ustadzahnya juga digaji oleh keluarga H. Masduki.

Rumah yang disewa Al Fawas.

Rumah Tahfidz Al Fawwas ini Insya Allah kedepannya akan dipindah ke daerah Gamer Pekalongan. Gamer atau Degayu yah? Nanti saya tanyakan dulu ya. Kabarnya Keluarga H. Masduki membeli tanah di daerah tersebut yang digunakan untuk gedung tetap Al Fawwas.

Gedungnya berada di belakang. Ini di daerah Setono Gang 8 Pekalongan.

Alhamdulillah sudah 3 bulan saya bergabung di komunitas ini. Mudah-mudahan istiqomah. Selama 3 bulan itulah akhirnya saya tahu bahwa ustadzah saya yang bernama Rifaah dan Syarifah adalah cucu dari H. Masduki dan masih ada ikatan saudara dengan Siwo/ bibi saya.  
Pagi-pagi setelah saya setoran (sebenarnya lebih tepat "tahsin"), kadang saya sempatkan ngobrol dengan ustadzah Rifaah. Biasanya jika tidak ada acara lain saya datang agak siang. Kalau lewat jam 9, gedung agak sepi sehingga kami leluasa berbincang-bincang. Ngobrol yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan belajar non mukim. Waktu itu kami ngobrol tentang orang-orang yang ustadzah Rifaah kenal yang tinggal di Setono gang 8.
"Mbak Umi kenal Bu Muyassaroh?"
"Kenal." Jawab saya.
"Dia ngajar juga ya."
"iya, Siwo Muyas ngajar." Ustadzah Rifaah sempat tertegun ketika saya menyebutkan Siwo Muyas. Siwo = Bibi.
"Lho, ternyata Siwonya mbak Umi ya? Bu Muyassaroh itu masih saudara dengan aku."
"Apa iya? Dari jalur siapa?"
"Dari jalur simbah, jadi Simbahnya Bu Muyas masih saudara dengan Simbah saya. Berarti kita saudara dong..." Kata ustadzah Rifaah sambil tertawa. Saya sedikit tidak percaya ternyata keluarga H. Masduki ada ikatan saudara dengan Siwo Muyas. Ouh... ternyata masih saudaraan juga dengan pendiri pondok Ribatul Muta'alimin yang ada di Landung Sari Pekalongan.

2 komentar:

  1. ooohh gitu mba. bahas mba soal legenda simbahe Irkham wkwkw

    BalasHapus
  2. Hmmm... wah kenangannya banyak sama mbah Maryam... ntar kapan2 ya. Itu yg disewa al fawwas itu dulunya rumahe mbah maryam.

    BalasHapus

Alamat

Berbagi Kebahagiaan, ilmu yang pernah diajarkan kepada saya.
Terima Kasih untuk guru, teman dan keluarga tercinta.

ads

loading...