Selasa, 12 Desember 2017

MALES REUNIAN

Beberapa bulan yang lalu saya keluar dari grup Whatsapp Reuni SMA. Selain karena Hp lobet gara-gara kebanyakan grup, jujur saja saya malas ikut acara reuni. Saya juga dimasukkan ke dalam grup Facebook ikatan alumni SMA H, sejauh ini saya tidak menggubrisnya. Beberapa teman juga kadang menandai saya beberapa foto reuni, tapi tetap saja tidak membuat saya iri dan menyesal ingin mengikuti acara reuni.
Saya rasa yang bersemangat mengadakan acara reuni hanya orang itu-ituuuu saja. Teman-teman yang dulu saya jadikan teman-teman dekat tidak ada yang datang bahkan ada yang sudah meninggal. Saya bisa melihatnya di foto-foto yang mereka pajang di Facebook. Lagi-lagi yang mengundang si A dan si B. Orang-orang yang dulu menjadi penguasa sekolah. : D. Mungkin karena saya tipe-tipe yang tidak mudah berteman dengan orang-orang tertentu. Bukan bermaksud sombong.
Saya pribadi lebih suka berkunjung ke sekolah dengan tujuan bertemu guru-guru dan waktunya di luar acara reuni atau apalah. Berkunjung ke sekolah yang dulu kita singgahi tanpa ada intervensi acara reuni sangat menyenangkan, lebih khusyuk, tenang, bebas dan waktunya fleksibel. Kalau acara berkunjung ke sekolah SMA biasanya saya akan berkeliling ke kelas-kelas yang dulu pernah saya tempati untuk mencari ilmu. Akan berbeda jika kita datang ke sekolah karena disuruh datang oleh teman. Makanya saya males reunian.  
Selain paparan di atas, ada sebab lain yang membuat saya malas mengikuti reuni. Diantaranya adalah:
1. Teringat masa lalu
Dulu waktu SMA saya pernah mengalami beberapa hal yang tidak mengenakkan untuk diingat. Misalnya dicuekin teman, dibully dan dijadikan tempat sebagai andalan untuk mencontek. Sebenarnya sepele sih, tapi hal-hal sepele tersebut bisa membuat saya tidak ingin bertemu dengan teman-teman lama. Apalagi jika dulu yang doyan mencontek tersebut sekarang lebih sukses dari saya. Gemesssss. :D. 
2. Tidak ada yang bisa diajak ngobrol
Alasan kedua ini diutarakan oleh adik saya ketika saya tanyai kenapa dia tidak ikut reuni. Alasan ini juga sebenarnya juga mewakili isi hati saya. Bayangkan saja ketika kita datang ke acara reuni, terutama acara reuni yang agak resmi. Di pintu masuk kita mengisi buku tamu, kemudian mendapat snack dan souvenir. Kita duduk manis di kursi yang sudah disediakan sambil tengok kanan dan kiri. Pemandangannya pasti akan sama seperti yang dulu ketika kita sekolah. Yang kaya-kaya lebih condong bergaul dengan golongan kaya sambil mengeluarkan HP keluaran terbaru. Yang cantik dan ganteng lebih condong bergaul dengan teman-teman yang ngejreng. Begitu juga teman-teman yang gaul lebih condong dengan orang-orang yang gaul. Yang miskin, yang belum sukses, yang belum mempunyai pasangan, yang belum punya anak dan yang yang yang lain pasti akan minder melihat pemandangan tersebut. Ngaku wae...
3. Prioritas
Prioritas ini biasanya berlaku bagi orang yang super sibuk. Biasanya reuni diadakan di luar jam-jam kerja dan bertepatan dengan liburan nasional, misalnya H+2 lebaran. Orang-orang yang larut dalam rutinitas kerja kemudian libur hanya bisa dinikmati jika ada lebaran, apa boleh buat hari-hari libur digunakan hanya untuk keluarga. Lebih prioritas mana memanfaatkan liburan dengan sanak keluarga dibanding dengan teman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alamat

Berbagi Kebahagiaan, ilmu yang pernah diajarkan kepada saya.
Terima Kasih untuk guru, teman dan keluarga tercinta.

ads

loading...