Minggu, 06 November 2016

LABA-LABA

Kamu tahu Spiderman? Dia kelihatan hebat kan. Jaring laba-laba keluar dari tangannya. Dia melompat dengan lincahnya. Filmnya yang melegenda. Entah kenapa saya hanya bisa mengagumi Spiderman.
Saya tidak bisa mengagumi laba-laba. Hiiiiiiiiiiiiiiiii. Saya bergidik kalau melihat laba-laba.
 sumber gambar : http://www.amazine.co/28590/4-tips-sederhana-mengobati-gigitan-laba-laba/

Kecoa juga membuat saya shock kalau tiba-tiba terbang dan menempel ke kulit saya. Tapi Saya lebih shock kalau laba-laba menempel ke kulit saya. Arrrrggghhh. Saya juga tidak gigu dengan cicak. Entah kenapa laba-laba terlihat menakutkan dibanding kecoa dan cicak.
Suatu hari saya sedang mengambil air dengan timba. Kebetulan sumur di dalam rumah tidak menggunakan dap sehingga saya sekeluarga harus menimba air ketika menggunakan sumur tersebut. Waktu itu saya terjunkan timba dengan tangan kanan ke dalam sumur. Sedangkan tangan kiri memegang tali karet sambil mengulur tali karet. Saya terkejut sekali ketika tiba-tiba tangan saya mengenai sesuatu yang menempel di tali karet. Saya langsung melepas tali bagian kiri saya dan memegang tali bagian kanan.
Pandangan saya langsung ke arah permukaan air sumur. Tidak ada apa-apa di sana. Hanya tetesan air dari tali karet. Apa yang saya pegang tadi????!!!. Saya mengusap-usap tangan kiri dengan tangan kanan. Hiiiiiiii. Rasanya seperti kecoa atau laba-laba. Pandangan saya menyisiri tali karet dari bawah hingga ke atas sumur. Oh-Em-Ge.... Ada LaBa-LaBa. Terpaksa timba saya tarik langsung tanpa katrol.

Tali karet saya arahkan ke dinding sumur. Niatnya agar si laba-laba merayap ke tembok. Tapi si laba-laba hanya diam. Saya ciprati dengan air tapi hanya sedikit bergerak dan tak mau menyentuh dinding. Mungkin laba-laba itu juga shock terkena tangan saya tadi. Saya mencari kayu di dekat sumur dan menyentuhkan kayu itu di tubuh laba-laba, tapi si laba-laba hanya sedikit bergerak. Saya paksa agar mau merayap ke dinding. Setelah dipaksa berkali-kali akhirnya dia mau merayap ke dinding sumur.
Dia bergerak pelan ke atas dan jatuh di lantai sebelah sumur. Sehari berikutnya si laba-laba merayap ke tembok sebelah tempat penyimpanan air Pamsimas. Keesokan harinya laba-laba hilang entah ke mana. Yang terasa sampai sekarang adalah ketika mengingat bersentuhan dengan laba-laba. Saya merinding kalau mengingatnya.
Sebenarnya di keluarga saya bukan hanya saya saja yang takut dengan laba-laba. Adik-adik saya juga takut dengan laba-laba. Pokoknya kalau ada laba-laba pasti ribut. Entah itu di tembok rumah, di dekat tempat tidur dan di tempat-tempat yang terlihat oleh mata. Walaupun kami takut, kami tidak pernah membunuh laba-laba. Sebenci apapun kami melihat laba-laba, kami hanya mengusirnya. Saya kadang-kadang tak tega melihat hewat dibunuh secara keji. Misalnya nyamuk. Sebenarnya kalau membunuh nyamuk itu dosa atau tidak ya... : D karena saya sering melakukannya. Contoh yang lain adalah menyiram segerombolan semut yang berkumpul di tembok dengan minyak tanah. Arrrrgggghhhhh.. Rasanya saya ingin meninju orangnya. Saya rasa selama hewan tersebut tidak menimbulkan penyakit, ya disayangilah.... kalau tidak suka sebaiknya diusir saja.

5 komentar:

  1. mba Umi phobia yaa...kalau aku engga takut begituan kkwkw

    BalasHapus
  2. Bukan tarantula kan bu umy....

    BalasHapus
  3. Sembarang bu. Pokokny yg ukuran besar q takut bu. Nek laba2 kecil gk tkut.

    BalasHapus

Alamat

Berbagi Kebahagiaan, ilmu yang pernah diajarkan kepada saya.
Terima Kasih untuk guru, teman dan keluarga tercinta.

ads

loading...