Dua hari yang lalu ada sms dari bu Tina. Dia memberitahukan ada surat undangan Penyuluhan dari Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Kota Pekalongan di PAUD Anggun. Waktu itu saya telat buka sms. Aturan ambil surat jam 10, saya bacanya jam 11 lebih. Saya langsung sms kepada kepala Himpaudi kecamatan Pekalongan Timur, kalau diambil telat bagaimana. Ternyata PAUD Anggun masih buka, sehingga saya langsung ke sana.
Untuk Pekalongan timur, hanya ada 4 lembaga PAUD yang diundang, yaitu PAUD Pelita Kasih, PQ Salafus Sholihin, KB Sabilul Hidayah dan KB Anggrek Landsa. Kecamatan lain juga diundang hanya beberapa saja. Kader PKK/Posyandu kayaknya juga ada yang diundang, tapi saya kurang tahu dari kelurahan mana saja. Acara penyuluhan tersebut diadakan di SLBN Kota Pekalongan Jalan Merbabu Bendan Pekalongan pada tanggal 9 November 2016 dari jam 08.00-15.00 WIB. Awalnya saya bertanya-tanya kenapa dari Pekalongan Timur yang diundang hanya 4 lembaga saja. Apakah pelatihan tersebut ada gelombang kedua. Saya bertanya-tanya sendiri apakah di lembaga saya ada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Dari hasil pemeriksaan DDTK bulan lalu saya kira tidak ada yang ABK.
Singkat cerita pada hari Rabu tanggal 9 November 2016 saya berangkat ke SLBN Pekalongan. Saya berangkat agak telat sekitar jam 9. Tapi walaupun telat acara baru dimulai sekitar jam 09.30 WIB. Sebelumnya saya muter-muter dulu mencari sekolah tersebut. Kebetulan ada bapak-bapak yang sedang jalan kaki di dekat saya. Saya tanyai bapak tersebut dan dia menunjukkan jalannya.
Saya menaruh motor dan registrasi peserta. Saya sempat mengamati sekolah itu. Jauh dari keramaian. Ada anak-anak yang dibimbing gurunya. Mereka adalah ABK. Ada beberapa anak yang tidak betah dan ingin pulang. Beberapa wali murid sedang menunggu di depan sekolah sedangkan para guru sedang menyambut tamu undangan.
Saya baru tahu kalau di daerah tersebut ada SLB (Sekolah Luar Biasa). Saya tahunya Pekalongan hanya mempunyai dua SLB, yaitu di Buaran Pekalongan Selatan dan SMPN 10 di Bantaran Pekalongan Timur. Saya mendapatkan notebook, CD, tas, snack dan makan siang seperti pelatihan yang pernah saya ikuti sebelumnya. Saya juga baru tahu bahwa SLB dipayungi oleh Dinas Pendidikan Provinsi. Yap, Dinas Pendidikan Provinsi yang menaungi SLB, SMA dan SMK, sedangkan kabupaten dan kota pada 2017 nanti menaungi pendidikan jenjang PAUD hingga SMP. Walaupun tugas mereka berbeda, Dinas Pendidikan Pendidikan kota Pekalongan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan provinsi dalam menyelesaikan permasalahan SLB ini.
Acara kemarin diawali dengan sambutan salah satu guru SLBN, diikuti oleh sambutan Pejabat Dinas Provinsi Jawa Tengah, Perwakilan ketua PKK Pekalongan dan Perwakilan Dinas Pendidikan Kota Pekalongan. Ketua Himpaudi dan dua ahli ABK juga hadir.
Inti dari pelatihan itu adalah Dinas Pendidikan Kota Pekalongan sedang menyiapkan perluasan pendidikan untuk ABK. ABK jangan dipandang sebelah mata. Kita sebagai yang terlahir "normal" harus memperhatikan ABK. Saat ini Dinas Pendidikan Kota Pekalongan sedang gencar-gencarnya mengajukan usulan kepada DPRD agar para dewan memperhatikan pendidikan ABK. Dinas Pendidikan mengharapkan agar sekolah selain SLB menyediakan kelas khusus ABK jika nanti usulan ke DPRD tersebut gol. Sayangnya selama ini SLB di Pekalongan hanya berjenjang SD hingga SMP. Belum ada SLB jenjang PAUD, TK, SMA dan Perguruan Tinggi. Makanya tak heran jika kota Pekalongan selalu meraih peringkat lebih dari 30 besar dalam bidang pendidikan. Sangat jauh berbeda dengan kota Solo, Dinas Pendidikan Kota Pekalongan sudah study banding ke Solo. Di Solo pendidikan anak "reguler" seperti kita dengan ABK cukup maju. Pendidikan karakternya juga bagus.
Di Pekalongan saat ini masih sulit untuk mengenalkan pendidikan karakter kepada anak normal agar mau berteman dengan ABK. Sebagai contoh, ada anak ABK yang sekolah di SMP inklusi. Mereka dibully karena tidak sama dengan yang normal. Orang tua anak tersebut tidak terima dan mengeluh kepada kepala sekolah. Ternyata tidak ada penyelesaian dengan kepala sekolah, wali murid tersebut melapor ke Dinas Pendidikan Kota Pekalongan. Dinas Pendidikan kota Pekalongan hanya bisa menengahi.
Banyak ABK di Kota Pekalongan yang belum masuk sekolah. ABK tersebut semakin bertambah tiap tahunnya. Sosialisasi terus dilakukan kepada masyarakat kita agar mendukung pendidikan ABK. Ke depannya ABK tidak harus sekolah di SLB, ABK juga bisa sekolah di sekolah anak-anak reguler. Dinas Pendidikan juga berencana meniru kota Solo. Guru-guru reguler disana dididik oleh para ahli ABK agar nantinya ketika ada ABK yang mendaftar ke sekolah mereka, para guru tidak kaget dan bisa menangani.
Dinas Pendidikan kota Pekalongan juga mengumumkan sekolah mana saja yang bisa dimasuki ABK, diantaranya:
1. SD Bendan 01 Pekalongan
2. SD Panjang Wetan 03 Pekalongan
3. SD Poncol 3 Pekalongan
4. SD Kuripan Kidul 02
Untuk isi kaset CD isinya adalah tentang materi ABK dan tes ABK ketika masuk sekolah. Teman-teman yang ingin file CD ini silahkan ketik email ke kolom komentar, insya Allah saya kasih filenya.
Ada kata-kata yang membuat saya trenyuh dan bersyukur menjadi anak "Reguler" di salah satu file CD tersebut. Walaupun mereka bukan anak "reguler" kadang-kadang saya merasa mereka lebih hebat dari kita. Apalagi kalau melihat karya dan kehebatan ABK di youtube. sangat menginspirasi. Berikut kata-katanya:
hiks...hiks...hiks..
Acara kemarin diawali dengan sambutan salah satu guru SLBN, diikuti oleh sambutan Pejabat Dinas Provinsi Jawa Tengah, Perwakilan ketua PKK Pekalongan dan Perwakilan Dinas Pendidikan Kota Pekalongan. Ketua Himpaudi dan dua ahli ABK juga hadir.
Inti dari pelatihan itu adalah Dinas Pendidikan Kota Pekalongan sedang menyiapkan perluasan pendidikan untuk ABK. ABK jangan dipandang sebelah mata. Kita sebagai yang terlahir "normal" harus memperhatikan ABK. Saat ini Dinas Pendidikan Kota Pekalongan sedang gencar-gencarnya mengajukan usulan kepada DPRD agar para dewan memperhatikan pendidikan ABK. Dinas Pendidikan mengharapkan agar sekolah selain SLB menyediakan kelas khusus ABK jika nanti usulan ke DPRD tersebut gol. Sayangnya selama ini SLB di Pekalongan hanya berjenjang SD hingga SMP. Belum ada SLB jenjang PAUD, TK, SMA dan Perguruan Tinggi. Makanya tak heran jika kota Pekalongan selalu meraih peringkat lebih dari 30 besar dalam bidang pendidikan. Sangat jauh berbeda dengan kota Solo, Dinas Pendidikan Kota Pekalongan sudah study banding ke Solo. Di Solo pendidikan anak "reguler" seperti kita dengan ABK cukup maju. Pendidikan karakternya juga bagus.
Di Pekalongan saat ini masih sulit untuk mengenalkan pendidikan karakter kepada anak normal agar mau berteman dengan ABK. Sebagai contoh, ada anak ABK yang sekolah di SMP inklusi. Mereka dibully karena tidak sama dengan yang normal. Orang tua anak tersebut tidak terima dan mengeluh kepada kepala sekolah. Ternyata tidak ada penyelesaian dengan kepala sekolah, wali murid tersebut melapor ke Dinas Pendidikan Kota Pekalongan. Dinas Pendidikan kota Pekalongan hanya bisa menengahi.
Banyak ABK di Kota Pekalongan yang belum masuk sekolah. ABK tersebut semakin bertambah tiap tahunnya. Sosialisasi terus dilakukan kepada masyarakat kita agar mendukung pendidikan ABK. Ke depannya ABK tidak harus sekolah di SLB, ABK juga bisa sekolah di sekolah anak-anak reguler. Dinas Pendidikan juga berencana meniru kota Solo. Guru-guru reguler disana dididik oleh para ahli ABK agar nantinya ketika ada ABK yang mendaftar ke sekolah mereka, para guru tidak kaget dan bisa menangani.
Dinas Pendidikan kota Pekalongan juga mengumumkan sekolah mana saja yang bisa dimasuki ABK, diantaranya:
1. SD Bendan 01 Pekalongan
2. SD Panjang Wetan 03 Pekalongan
3. SD Poncol 3 Pekalongan
4. SD Kuripan Kidul 02
Untuk isi kaset CD isinya adalah tentang materi ABK dan tes ABK ketika masuk sekolah. Teman-teman yang ingin file CD ini silahkan ketik email ke kolom komentar, insya Allah saya kasih filenya.
Ada kata-kata yang membuat saya trenyuh dan bersyukur menjadi anak "Reguler" di salah satu file CD tersebut. Walaupun mereka bukan anak "reguler" kadang-kadang saya merasa mereka lebih hebat dari kita. Apalagi kalau melihat karya dan kehebatan ABK di youtube. sangat menginspirasi. Berikut kata-katanya:
- Tidak ada anak manusia yang diciptakan sama satu dengan lainnya
- Tidak ada satupun manusia tidak memiliki kekurangan
- Bila boleh memilih, anak ingin dilahirkan berotak Habibie, berakhlak Ustadz Mansyur, berwajah Anjasmara, berbadan seperti Ade Ray
- Tidak ada satu anak yang ingin dilahirkan di dunia ini dengan menyandang kelainan maupun memiliki kecacatan
- Tidak ada orang tua yang menghendaki kelahiran anaknya menyandang kecacatan
- Kelahiran seorang anak berkebutuhan khusus tidak mengenal apakah mereka dari keluarga kaya, keluarga berpendidikan, keluarga miskin, keluarga yang taat beragama atau tidak
- Tidak ada satupun orang yang mampu menolak kehadiran anak berkebutuhan khusus
- Bila boleh memilih orang tua ingin anaknya lahir sempurna
- Sebagai manusia, anak berkebutuhan khusus memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang di tengah - tengah keluarga, masyarakat dan bangsa
- Ia memiliki hak untuk sekolah sama seperti saudara lainnya yang tidak memiliki kelainan atau normal
- Warga negara yang memiliki kelainan fisik,emosional,mental intelektual dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus (UUSPN, pasal 5 ayat 2)
- Di hadapan Tuhan manusia tidak ada bedanya. Yang membedakannya adalah taqwa dan akhlaknya
hiks...hiks...hiks..
begitu baca judulnya ku pikir lokasi deket Merbabu (Gunung)
BalasHapushehehe
HapusIya...kesadaran masyarakat masi kurang mba. Kasian anaknya
BalasHapusIya...kesadaran masyarakat masi kurang mba. Kasian anaknya
BalasHapusdoakan aja, BIAR Pekalongan nantinya seperti kota lain yang sudah memperhatikan ABK
BalasHapusqqnuansa@gmail.com
BalasHapus