Senin, 28 November 2016

RENOVASI ATAP DALAM RUMAH


Ini atap dalam yang lama. Atap ini sudah berumur kurang lebih 35 tahunan.
 Kelihatan berantakan karena atap bagian dalam dilepas.
Memprioritaskan kebutuhan primer lain dibanding kebutuhan papan atau rumah kadang harus dilakukan. Apalagi jika orang tua ingin fokus kepada pendidikan anak terlebih dahulu. Saat ini hanya satu saja yang masih sekolah, yaitu adik bungsu saya. Alhamdulillah dulu ibu saya dititipi sebuah rumah peninggalan nenek sehingga kami dulu tidak pusing memikirkan membuat rumah sendiri. Rumah yang sudah berusia puluhan tahun.  Rumah yang tidak berarti kita tinggali serta merta. Ada masanya rumah kami semakin menua dan perlu perbaikan. Uang yang tadinya dialokasikan untuk menyekolahkan tiga anak pertama sekarang dialokasikan untuk memperbaiki rumah.

 Bambu yang digunakan tukang kayu untuk perbaikan atap rumah kami.
Bapak menyingkirkan atap yang sudah tidak terpakai.
Orang tua saya sekarang mulai menata rumah secara bertahap. Tahun lalu Pondasi atap kami diganti dengan kayu yang baru. Genteng juga sebagian diganti dengan yang baru. Dapur kami yang dulu juga diubah menjadi mushola kecil, sekarang dapur dipindah ke bagian samping rumah. Atap dalam rumah juga diganti secara bertahap, tahun lalu orang tua kami mengganti atap rumah dalam bagian ruang makan dan ruang tamu. 
Tahun ini juga ada renovasi lagi, tepatnya pada tanggal 26 November 2016. Kali ini bagian rumah kami yang diganti adalah Pyan (orang jawa menyebut atap bagian dalam dengan nama "pyan") bagian ruang kerja, bagian atas mushola, ruang tidur bapak dan adik saya.
  Tukang kayu mempersiapkan atap dalam yang terbuat dari anyaman bambu.
Penggantian atap dalam ini tidak memakan banyak biaya karena material yang digunakan berbahan dasar bambu. Biayanya Kurang lebih Rp. 1.400.000;. Biaya itu sudah masuk semuanya baik itu bahan atap, pondasi atap bambu, paku, transport pekerja, makanan untuk pekerja dan lain-lain. Orang tua saya lebih menyukai atap anyaman bambu, karena atap anyaman bambu lebih murah dibanding atap eternit. Selain itu anyaman bambu juga mempermudah sirkulasi udara di dalam rumah.
Lemari kecil dipindah ke ruang tamu untuk sementara.
Ruang tamu juga ikut berantakan.
Pekerja yang mengganti atap dalam kami berasal dari Desa Kali Beluk Kabupaten Batang. Mereka ada tiga orang. Salah satu dari mereka adalah pedagang anyaman keliling. Sebelum-sebelumnya pedagang anyaman keliling tersebut sering datang ke rumah saya, dia bertanya apakah akan mengganti atap lagi. Antara bapak dan pedagang tersebut sudah ada perjanjian sebelumnya bahwa pada tanggal sekian atap dalam rumah akan diganti.

Tukang kayu sedang bersemangat membelah bambu.
Penggantian atap ini juga tidak memerlukan waktu yang lama. Mulai penggarapan sekitar jam 09.00 WIB, selesai jam 15.00 WIB. Hasilnya rapi, bisa kita lihat di foto berikut. Kesannya tradisional dan sederhana : D.  



2 komentar:

  1. moga lancar ya mba. di aku juga bertahap, tahun lalu dapur. bulan november baru selesai merombak 80% bangunan rumah. kayu2nya sudah tua semua dari jaman aku balita wkkww

    BalasHapus
  2. iya alhamdulillah lancar. Tinggal tahun depan dan depannya lagi renovasi yang lain. AAmiin

    BalasHapus

Alamat

Berbagi Kebahagiaan, ilmu yang pernah diajarkan kepada saya.
Terima Kasih untuk guru, teman dan keluarga tercinta.

ads

loading...