Selasa, 11 April 2017

ARJATI HERITAGE WALK 111 VERSI ANAK PINGGIRAN KOTA PEKALONGAN


Pekalongan sebenarnya didiami oleh banyak suku, tapi yang paling banyak dan terkenal adalah suku arjati. Apa itu arjati? Arjati singkatan dari Arab-Jawa-Tionghoa. Suku yang paling banyak memberi pengaruh di Pekalongan adalah Jawa, Arab dan Tionghoa. Ketiga suku ini juga paling banyak meninggalkan bekas sejarah dibanding suku yang lain. Sebenarnya penjajah bule juga meninggalkan bangunan sejarah, tapi orang-orangnya sudah pada kabur dan tidak ada komunitasnya di pekalongan. Salahnya sendiri datang ke sini niatnya jajah, ya pasti lah diusir tuan rumahnya. Seandainya di Pekalongan ada komunitas perkampungan bule, pasti namanya nanti berubah menjadi Bu Arjati. Bule-arab-jawa-tionghoa.
Saya kurang tahu kenapa mereka berkelompok menempati daerah tertentu dan komunitasnya masih ada hingga sampai saat ini terutama orang-orang arab dan tionghoa. Mungkin karena wilayah tersebut dekat dengan sungai loji yang dulunya digunakan sebagai jalur perdagangan tembus ke laut Jawa. Itulah yang membedakan Pekalongan dengan Semarang. Saya mengambil sampel kota Semarang karena menurut saya Semarang adalah kota yang semrawut. Kalau di Pekalongan sebagian besar orang arab bertempat tinggal di kampung arab begitu juga dengan tionghoa. Oleh sebab itulah kawasan tersebut terkenal dengan sebutan Arjati Heritage.
Arjati Heritage Walk adalah acara jalan-jalan di kawasan kota lama Pekalongan dengan latar belakang etnis Arab-Jawa-Tionghoa. Acara ini dimasukkan dalam agenda ulang tahun Pekalongan yang bertujuan untuk mengenalkan sejarah Pekalongan kepada generasi pemuda Pekalongan. Rute jalan-jalan ini dimulai dari kantor Dishubparbud Pekalongan yang terletak di Jalan W.R. Supratman - Jalan Jetayu - Jalan Bugisan Belakang Penjara - Jembatan Kali Loji - Jalan Pati Unus - Jalan Surabaya - Jalan Semarang - Jalan Jeruk - Jalan Belimbing - Lapangan Jetayu - Gedung Bakorwil - Kantor Pos Pekalongan - SMPN 1 Pekalongan. Bangunan-bangunan yang saya kunjungi ini ada yang sudah saya ketahui sejarahnya ada juga yang baru saya ketahui setelah mengikuti Arjati Heritage Walk ini. Berikut daftar bangunan yang sudah saya ketahui dan yang belum saya ketahui.

Bangunan Kuno yang Sudah Saya Ketahui
Dulu saya kadang mengira-ngira sendiri kuno tidaknya sebuah bangunan di Kota Pekalongan hanya dilihat dari segi fisik. Sebelum saya mengikuti acara Arjati Heritage Walk ini tentunya. Bangunan kuno cenderung lebih tinggi, vertikal, halamannya luas, pintu - jendela tinggi dan lebar, banyak pilarnya dan klasik. Pengetahuan awal saya tentang bangunan kuno kurang lebih seperti itu terutama bangunan bekas Belanda, pemerintahan Pekalongan lama dan bangunan yang berbau Islam. Di dalam pikiran saya waktu itu tidak ada kata "Heritage". Berikut bangunan-bangunan yang dulu saya perkirakan sebagai bangunan kuno tanpa pengetahuan sejarah. :D
1. Gedung Bakorwil Jetayu Pekalongan
2. Masjid Jami' Kauman
3. Gedung kabupaten yang terletak di sebelah selatan alun-alun Kota Pekalongan

Kawasan kota lama Pekalongan
Kalau kawasan kota lama yang terletak di kampung arab dan dan Tionghoa baru saya ketahui sekitar tahun 2014-2016. Dikuatkan lagi dengan informasi narasumber pada acara Heritage Walk tahun 2017.

Bangunan Kuno yang Baru Saya Ketahui 
Bangunan-bangunan berikut baru saya ketahui kuno atau tidaknya berdasar narasumber Arjati Heritage Walk 111. Saking katroknya saya sehingga baru tahun ini tahu bahwa bangunan-bangunan di kawasan Jetayu  dan sekitarnya mengandung nilai sejarah.
1. Gedung bekas bank pertama di Pekalongan
Dulu saya mengira gedung ini adalah gedung milik salah satu warga Pekalongan. Saya tidak tahu bahwa gedung itu adalah bekas bank pertama kota Pekalongan. Gedung ini terletak di sebelah utara Gor Jetayu Pekalongan
2. Gedung Gor Jetayu Pekalongan dan Batik TV
Sejauh yang saya ketahui waktu itu adalah kedua gedung ini bekas Unikal dan Dinas Pekerjaan Umum. Tempat penyewaan silinder (Silinder yang ngaspal jalan itu lho). :D. Maklum waktu itu banyak silinder yang parkir di halaman Gor Jetayu Pekalongan.
3. Museum Batik
Bangunan yang sekarang digunakan museum batik sepengetahuan saya dulu adalah bangunan biasa milik warga. Saya tidak tahu kalau bangunan itu adalah bangunan heritage dan pernah digunakan untuk kantor Bappeda Pekalongan.
4. Limun Oriental
Bangunan ini terletak di belakang Penjara Bugisan Pekalongan. Baru ngeh kalau bangunan ini mengandung nilai sejarah juga. Tahunya sih bangunan biasa milik warga. Tempat ini adalah pabrik produksi minuman orson.
5. Kandang Sapi
Baru tahu kalau kandang sapi ini sudah ada sejak jaman kota lama Pekalongan. Kandang sapi ini terletak di jalan Surabaya Pekalongan sebelah utara. Saya beberapa kali membeli susu sapi di tempat ini. Waktu itu saya tidak tahu bahwa kandang sapi ini menjadi bagian sejarah kota Pekalongan.

 Ini rumah pemilik kandang sapi.
 6. Perempatan Jalan Semarang Pekalongan di kampung arab
Tempat ini dulunya adalah pasar. Walaupun pasarnya sudah pindah di Banjarsari, tempat ini masih menyisakan bau-bau pasar lama karena di daerah tersebut masih ada toko-toko milik warga arab Pekalongan.


7. Kawasan kampung etnis Tionghoa
Kampung ini terletak jalan Belimbing Pekalongan. Di kampung ini terdapat Klenteng Po An Thian yang berada di belakag gereja Santo Petrus. Seumur-umur baru masuk klenteng dan ngobrol bareng penghuninya. Katanya, Klenteng ini sudah berumur ratusan tahun dan ternyata ada tiga agama yang dinaungi klenteng ini, yaitu Tao, Konghucu dan Budha. Ketiganya ada jadwal sembahyangnya sendiri-sendiri. Hmmm baru tahu.




Klenteng Po An Thian





8. Tugu Myl Paal
Nah ini yang paling parah. Tugu ini selalu saya lewati setiap saya kuliah, pergi ke rumah saudara di daerah Panjang dan jalan-jalan melewati kawasan Jetayu. Tapi baru kali ini saya baru tahu kalau tugu tersebut peninggalan sejarah. Sebelumnya saya nggak ngeh kalau di selatan lapangan Jetayu ada tugu Myl Paal. Myl Paal ini adalah titik nol pulau jawa jaman dahulu. Istilahnya wudele pulau Jawa.

9. Kantor Pos Kota Pekalongan
Kantor Pos Pekalongan setahu saya dulu ya... kantor pos milik Pekalongan. Bukan peninggalan Belanda.
 
Acara Arjati Heritage Walk 111 ini diakhiri dengan acara sarasehan di aula SMPN 1 Pekalongan. Acara sarasehan diisi dengan penjelasan sejarah kota Pekalongan oleh Om Dirham. Acara ini juga akhirnya membuka wawasan saya tentang peninggalan sejarah Pekalongan. Dulu pengetahuan saya tentang sejarah hanya sebatas apa yang diajarkan sekolah. Saya yang tinggal bertahun-tahun di Pekalongan baru mengetahui sejarah kota lama Pekalongan. Berhubung saya tinggal di Setono yang wilayahnya hampir menuju perbatasan Batang Pekalongan, akhirnya saya memilih judul Arjati Heritage Walk 111 Versi Anak Pinggiran Kota Pekalongan. Mudah-mudahan acara ini ke depannya diikuti seluruh warga Pekalongan sehingga seluruh masyarakat Pekalongan tahu sejarah kotanya.     

8 komentar:

Alamat

Berbagi Kebahagiaan, ilmu yang pernah diajarkan kepada saya.
Terima Kasih untuk guru, teman dan keluarga tercinta.

ads

loading...