Jumat, 08 November 2019

PUISI TENTANG HUTAN


MENERJANG ASAP

Pakde....
Kota kami diselimuti asap
Asap yang kian mendekap
Nafas kerap dihantam sesak, nasib kian meratap
Sampai kapan kawan api ini menetap
Menginap di hutan, menjerat tanpa tanggap
Pakde....
Bolak balik kami menerjang asap untuk berobat
Anak, istri, orang tua, tetangga dan kerabat
Terpapar jerat asap, raga kami tak kunjung sehat
Kegiatan masyarakat terhambat, bantuan datang terlambat
Pakde....
Tragedi ini terjadi berulang
Hutan tak lagi dihiasi alang-alang
Bunga dan daun hijau menghilang ditelan arang
Hanya bara api dan asap yang bersarang
Pakde...
Jangan biarkan hutan ini kian hari kian menyusut
Mari tanam kembali untuk cucu kita nanti hingga ajal dunia menjemput

Pekalongan, 13 September 2019


Kamis, 07 November 2019

PUISI TENTANG INDONESIA


APAKAH KITA SUDAH MERDEKA


Ketika Belanda dan Nipon tak lagi menginvasi tanah kita tercinta
Ketika kita tak lagi papa
Ketika kita bebas melakukan apa saja
Ketika hati tak lagi dilanda nestapa

Apakah itu adalah makna merdeka yang sesungguhnya
Apakah kita sudah benar-benar merdeka
Apakah itu hanya omong kosong belaka
Seolah-olah merdeka namun sejatinya sama saja

Kita mencita-citakan agar kampung halaman aman
Namun justru kekacuan yang dominan
Sesama kawan saling bermusuhan
Semestinya sadar diri melekat pada pribadi setiap insan

Jangan biarkan harta ibu pertiwi pergi mengungsi
Jangan biarkan mereka mengimpor dari luar negeri
Negara kaya tapi rakyatnya tak menikmati
Bagai petani kelaparan di lumbung penuh padi

Musuh kita bukan lagi penjajah yang mengangkat senjata
Musuh kita tak lagi berhadapan dengan kita
Musuh kita tak terlihat oleh mata
Siap menikam kita ketika lengah tak berdaya

Kita belum berhenti berjuang
Mari kita bertahan karena jalan masih panjang
Kelak kita Bersulang
Merayakan kemerdekaan yang gilang-gemilang



Rabu, 06 November 2019

PUISI CINTA


Pikiranku Sangat Dangkal

Aku tidak bisa lupa
Atas alasan apa kita harus bersua
Bukan karena sayang atau cinta
Tapi kita pernah mempunyai mimpi yang sama
Hubungan kita memang bukanlah bahagia di akhir cerita
Aku belum bisa menghapus goresan kenangan di beberapa sudut kota
Aku belum bisa melupakan wajahmu yang dihiasi kacamata
Atau jaketmu yang berwarna biru muda
 Kenapa semua ingatan tentang kita bermunculan dalam pikiran
Mendengar namamu ketika disebut oleh seorang teman
Atau melihat merek motor yang sama dengan milikmu di jalanan
Semua menjadi memori yang sulit diseka oleh rutinitas harian
Maafkan aku yang telah membuatmu lara
Aku telah tak berjumpa denganmu terlalu lama
Dua centang biru darimu tak lagi ku terima
Mungkin ini adalah sebuah hukum karma

Selasa, 05 November 2019

INDONESIA PUSAKA

Hai NKRI
Lihatlah ke penjuru negeri
Banyak pengembara iri
Dirimu bagai nirwana karya ilahi
Kalimantan nan adi
Pulau-pulau, gunug api dan bahari
Hingga Simping yang mini
Mengisi relung hati bumi pertiwi
Tanahmu selalu dikunjungi mentari
Siang dan malam silih berganti
Timur, tengah, barat senantiasa disinari
Membagi durasi sesuai ilmu bumi
Iklimmu memikat sanubari
Datanglah di saat sang surya menghadiri
Jangan datang di musim yang tak pasti, hujan panas, angin lebat menghantui dalam satu hari
Suku, bahasa, agama, adat budaya melengkapi
Gagahnya NKRI, eloknya tanah air ini
Bhineka Tunggal Ika selalu terpatri
Walau bervariasi namun berintegrasi bagai pelangi
Negeriku kaya raya
Kekayaan alamnya mempesona
Ada lada dan batubara
Emasnya menyilaukan mata
Di tanah Irian Jaya
Gunung-gunung nan kirana
Menghujam tanah praja
Membentang bak kastil istana
Dari barisan Sumatera hingga tanah Wamena
Lavanya bak darah pembela negara
Yang diam-diam menddih kala diguncang durjana
Banjir dan gempa sudah biasa
Menempa semangat jiwa-jiwa bangsa
Indonesia subur sejak dahulu kala
Tanaman menghijau beraneka rupa
Disiram hujan semakin berbunga
Disinari mentari kian kusuma
Indonesia kian gagah perkasa
Dikawal dua samudra yang setia
Pasifik dan Hindia duduk di samping singgasananya
Bagai prajurit yang siap menerjangkan ombaknya di kala yuda
Mari jaga sumbar daya alam Indonesia
Kekayaan itu adalah hak bangsa kita
Jangan sampai rakyat asing menguasainya

Sementara rakyat kita sengsara

Alkisah



Di atas bentangan sajadah
Ku berdoa dengan tangan menengadah
Berharap negeriku dipikul sang amanah
Berharap negeriku bukan negara antah berantah
Dipimpin oleh Abrahah gegabah
                                            
Sungguh anugerah yang membuncah
Ketika mendapati negeriku kaya raya
Sumber daya alam tercurah
Sumber daya manusia melimpah
Di setiap pulau, wilayah, provinsi dan daerah
Ibukota, kabupaten, desa yang dipenuhi sawah-sawah
Dengan bangsa yang ramah tamah
Melawan penjajah pantang menyerah
Ku berharap
Negeriku selalu menawan indah
Tanpa perpecahan dan sampah
Tak rela negeriku dijadikan sapi perah
Oleh ekonom-ekonom yang serakah

Senin, 04 November 2019

PUISI TENTANG TUHAN


HANYA TUHAN YANG TAHU
From: UMI KHAMDANAH

Tak pantas bila awak memprediksi
Apa yang akan hadir di esok pagi
Apa nasib suratan takdir sang abdi
kita hanya becus menakar dan menyirami
untuk menanti buah berbiji
Di masa nanti, hanya Tuhan yang mengetahui
Ikhtiar dan menyandarkan rasa bertawakkal kepada-Nya adalah yang esensi

Sudah barang tentu penantiannmu hanya berujung menemuiNya
Sebagai destinasi utamanya
Sedangkan yang lain hanyalah jembatan semata-mata
Masa depan adalah rahasia yang nyata

Jika gamang dan khawatir menghampirimu
Rasa takut terbayang menyerbu
Lepas perkara satu tumbuh seribu
Seperti tiada hentinya menderu
sesungguhnya itu adalah alami dari kehidupan yang penuh liku-liku



Jumat, 18 Oktober 2019

PUISIKU TENTANG RINDU


PUISI KE 1
RINDU DI USIA SENJA
Di tengah hiruk pikuk pesta
Hampa menerpa, sepi mendera
Setiap hari hanya urusan dunia
Tidur makan bekerja

Rona muka tanpa ada sisa bahagia
Diiringi nyanyian lara
Jenuh memenuhi jiwa
Lelah merengkuh raga

Ketika kita sadar usia telah usang
Mata mulai buyar, ruku’ dan sujud mulai goyang
Lemparkan jangkar tepislah bimbang
Tebar pandangan Sang Raja berlari mendekat penuh sayang

RinduNya tak bertepi
RinduNya bak kobaran api
RinduNya tak mengenal balas jasa
Walau senja telah bersua

Kenapa rindu ini baru hadir
Dikala akal hidup sudah akan berakhir
Hanya manusia yang berpikir
Yang mampu merengkuh rinduNya selama berjaya dan berkarir

PUISI KE 2
RINDU YANG MENUSUK
Ada satu rindu yang aku kehilangan pena untuk menuliskannya
Tapi sangat ingin mengasumsikannya
Rasa yang menjadikan hati berbunga sekaligus tertusuk duri
Hati terasa terusik antara keinginan menanamnya atau menebangnya

Rasa itu menerjang kita
Membuat peka terhadap angin yang berhembus semilir
Terhadap burung yang berkicau dan air mengalir
Terhadap panjang pendeknya kumis anak kucing yang teroganisir

Sepanjang hari memikirkannya
Sedang dudukkah dia
Sama seperti yang kita lakukan di sebelah meja
Apakah ada rindu yang sama di sana

Rindu akan membawa kita pada kesepian
Membuat kita menyadari rasa hening itu ada, hampa itu ada
Rasa itu adalah alasan yang tepat yang membuat ulat berubah menjadi kupu-kupu

Bersua itu hanya menunggu nyata
Jelasnya entah kapan berjumpa
Dia sibuk aku bisa, Aku sibuk dia banyak acara
Klise jika kopdar yang hanya dikata
Obat rindu adalah video call dan WA

Wajar  jika tak lama jumpa
Atau limpahan rasa yang sedang jauh dari wisma hamba
Rindu kadang membuat konyol dan berat kepala
Bertanya-tanya bagaimana perasaannya

Biodata
Nama                           : Umi Khamdanah
Tempat tanggal lahir   : Batang, 27 Februari 1987
Alamat                                    : Jl KH Hasyim Asyari Setono gang 8/sunan Belakang TPQ Sabilul

  Hidayah kota Pekalongan
JK                                : Perempuan
Profesi                         : Wiraswasta

Rabu, 16 Oktober 2019

DIA TAK PEDULI



Mujur tak datang menghampiri
Ombak berdebur tak kunjung menepi
Awan berarak melambat tak peduli
Ku sadar kau telah pergi

Senin, 14 Oktober 2019

LEBIH DARI SAHABAT



OLEH : UK

SAHABAT...
Kita bersua dan saling menyapa
Kita bercengkrama setelah sehari lelah bekerja
Kita berjanji hingga raga menua
Kita melewati masa dengan bergandengan tangan bersama

Kita bersahabat lebih dari sahabat
Kita kadang berbeda pendapat tapi tak sampai bergulat
Kita tak pernah peduli dengan gunjingan tetangga dekat
Atau desas-desus angin yang ingin menghantam kita kuat-kuat

Menanjak dan menurun bagian dari petualangan kita
Yang hanya bisa kita rasa dengan segenap tenaga dan jiwa
Mereka kira kita bahagia tak pernah bersengketa
Mereka kira kita adalah pegunungan yang indah dilihat dari kota

Minggu, 13 Oktober 2019

PUISI TENTANG BAPAK SOEKARNO



Di Astono Mulyo, Berpayung atap joglo
Terbaring disana, sang maestro, Putra Koesno Sosrodiharjo

Persemayamannya sederhana, Sesederhana pemakaman di sekelilingnya
Tak sebanding dengan kiprahnya tak sebanding dengan jasanya
Dari generasi ke generasi pebaringan itu tak pernah sepi
Selalu dikunjungi oleh putra putri bangsa negeri ini

Sejenak terkenang tutur kata beliau yang hidup berjuang menggebu-gebu
Mengajak bangsanya bahu membahu mengusir penjajah, melepas belenggu
Bapak Soekarno pahlawan berkharisma presiden pertama Indonesia
Pandangan dan adicitanya mulia mengangkat derajat rakyatnya di mata dunia

Mungkin ada baiknya kata-kata bijak sang putra fajar kita renungkan
yang dulu pernah diucapkan
Kata-kata yang menghujam relung hati kata-kata yang menyentuh di sanubari
Kata-kata yang sulit dimengerti namun terbukti saat ini
Agar Indonesia bermartabat dan berdikari
Tak bergantung pada negara lain dalam membangun negeri

Kita yang dulu dapat menyatukan perbedaan sekarang menjadi sumbu-sumbu perpecahan
mudah dipancing hasutan ditunggangi mereka yang punya kepentingan

Benar kata Beliau....
Perjuangan beliau mudah
Melawan penjajah
Perjuangan kita susah
Karena melawan bangsa sendiri


Rabu, 02 Oktober 2019

PUISI NEGERIKU

Alkisah
Di atas bentangan sajadah
Ku berdoa dengan tangan menengadah
Berharap negeriku dipikul sang amanah
Berharap negeriku bukan negara antah berantah
Dipimpin oleh Abrahah gegabah
                                            
Sungguh anugerah yang membuncah
Ketika mendapati negeriku kaya raya
Sumber daya alam tercurah
Sumber daya manusia melimpah
Di setiap pulau, wilayah, provinsi dan daerah
Ibukota, kabupaten, desa yang dipenuhi sawah-sawah
Dengan bangsa yang ramah tamah
Melawan penjajah pantang menyerah
Ku berharap
Negeriku selalu menawan indah
Tanpa perpecahan dan sampah
Tak rela negeriku dijadikan sapi perah
Oleh ekonom-ekonom yang serakah

Selasa, 24 September 2019

TEMANKU SEORANG KAKEK

Dia adalah temanku yang paling tua
Dia kurang ingat dimakan usia
Buku dan pena adalah teman setianya
Sebagai tali kekang prakarsa

Les Mandarin menemaninya sore hingga pagi
Semangatnya bagai bara api selalu berenergi
Senantiasa berupaya biarpun tak belia lagi
Satu semester ke Tiongkok kakek pergi

Kakek adalah andalan
Kakek adalah jagoan
Kakek selalu turun tangan
Tawar menawar dagangan, berujar bagai kawan

Pesan kakek
Ku taklukkan tembok besar cina
Walaupun raga tak lagi muda
Ku tak surut bertutur bahasa
Sehingga hafal beribu kata

Rabu, 04 September 2019

Guru di Tanah Papua


Banyak guru yang tak betah mengajar di Papua
Makan seadanya, hidup mahal penuh biaya
Mandi hanya di saat musim hujan tiba
Tak mengapa di pelosok jauh dari kota

Kamis, 08 Agustus 2019

PENTINGNYA PERAN KELUARGA SEBAGAI PENGGANTI IBU KANDUNG YANG BEKERJA DALAM MENGENALKAN GADGET KEPADA ANAK DAN KEGIATAN PEMBIASAAN DI RUMAH



Latar Belakang
Saya adalah mantan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di sebuah sekolah yang terletak di depan rumah ibu kandung saya. Saya mengajar di sekolah itu selama sembilan tahun. Banyak pengalaman yang saya dapat selama saya mengajar di PAUD, baik dari kegiatan intern sekolah maupun dari kegiatan Himpaudi kecamatan dan kota. Dulu saya ditempatkan di kelas usia dua sampai tiga tahun. Usia yang bisa dikatakan sebagai usia transisi anak mulai dilepas dari orang tua atau pengasuh rumah tangga selama dua jam.
Selama sembilan tahun mengajar, banyak anak yang belum dipersiapkan oleh orang tuanya masuk ke lembaga PAUD. Hanya sebagian kecil anak yang sudah bisa melafalkan doa sehari-hari, membuang sampah pada tempatnya, mau menjawab pertanyaan jika ditanya gurunya dan kegiatan-kegiata sederhana lain. Mungkin beberapa orang tua belum membiasakan anaknya melakukan kegiatan sederhana positif, sehingga ketika masuk ke lembaga PAUD anak benar-benar masih nol. Maka dari itu peran penting keluarga sangat mendukung perkembangan anak. Jika orang tuanya tidak mengajarkan apapun, minimal ada anggota keluarga lain yang berpartisipasi menyiapkan anak sebelum masuk ke lembaga PAUD.

Selasa, 06 Agustus 2019

UJUNG JARI TENGAH TERPOTONG, PERLUKAH SKIN GRAFT


Awal bulan April 2019, ujung jari tengah saya terpotong oleh mesin pemotong kain. Awal kejadiannya adalah ujung kain yang sudah dilewati oleh mesin tersangkut ke dalam roda mesin. Mesinnya tidak bisa jalan dengan mulus karena ada kain yang mengganjal roda mesin. Waktu itu saya tarik kainnya, tapi tetap saja masih nyangkut. Bersamaan dengan itu saya sedang ngobrol sambil tidak mengamati bahwa ujung jari tengah kiri saya berada di bawah mata pisau mesin pemotong. Ketika kepala saya sedang menengok ke belakang karena saya masih ngobrol, tidak sengaja ujung jari terpotong dan saya langsung menjerit panik. Separuh kuku terpotong dan separuhnya tersisa di jari tengah kiri saya.
Sebelah lukanya saya tekan agar darah tidak mengucur deras. Saya langsung lari ke kamar. Semuanya panik, ketakutan dan tidak ada yang berani mendekati potongan daging saya di dekat mesin potong. Ada yang mengambilkan kapas, perban, mencari betadin dan mengikat bagian tengah ruas jari agar darah tidak keluar. Ada juga yang mengolesi luka saya dengan remason. Waktu itu adik cowok saya, Ismail sedang keluar. Dia ditelpon oleh istrinya berkali-kali agar segera cepat pulang dan membawaku ke rumah sakit.
Karena panik, Ismail langsung pulang dan membawaku ke rumah sakit terdekat. Kami tidak sempat membawa potongan jarinya karena karena mungkin saking panik atau ketakutan mengambil potongannya. Waktu itu hari minggu. Tidak ada antrean pasien sehingga tidak ada acara menunggu lama di lobi Rumah Sakit. Saya diarahkan langsung oleh satpam ke UGD. Sedangkan adik saya mengurus administrasi di loket Rumah Sakit. Jika ada orang yang pernah mengatakan rumor tentang Rumah Sakit ini kurang bagus pelayanannya. Saya rasa mereka salah. Saya pernah mendengar desas desus ribet ngurus administrasi, sementara si pasien tidak langsung masuk ke UGD. Itu salah!! Buktinya saya dilayani dengan baik. 
Sesampainya saya di UGD, saya disambut hangat oleh beberapa perawat dan dokter yang bertugas di hari libur. Saya disuruh berbaring di atas tempat tidur yang telah disediakan. Sambil berbaring saya ditanya beberapa dokter apa penyebab ujung jari saya terpotong, kapan kejadiannya dan apakah masih ada potongan tangannya. 
Sambil ditanyai, jari saya yang terluka mulai diperiksa oleh dokter bedah. Perban yang membalut ujung jari dilepas. Karet kecil yang mengikat tengah ruas jari juga dilepas. Saya tidak berani melihat ujung jari tengah saya yang terkapar tak berdaya. Pelan dan terasa sekali darah keluar. Ujung jari rasanya berdenyut-denyut dan mulai terasa sakit. Sang dokter menyirami ujung jari dengan antibiotik cair. 
"Seharusnya kalau luka jangan dikasih kapas bu, nih pada nempel semua kapasnya di atas luka. Cukup dikasih perban saja dan ditahan pangkalnya menggunakan karet." Kata Dokter sambil membersihkan luka saya.
"Tadi buru-buru Pak. Asal nemu kapas langsung ditutup lukanya."
"Potongan dagingnya ada gak bu?"
"Belum ketemu Pak. Semua ketakutan tidak berani mendekati mesin."
"Ini dijahit saja ya bu. Dibius dulu ya bu."
"Iya. Silahkan Pak." Jawab saya sambil meringis kesakitan.
"Itu tangannya kenapa." Tanya dokter lain yang berada di seberang dokter bedah.
"Terpotong, Pak."
"Kena apa?"
"Mesin potong, Pak."
"Ibu kerjanya apa?"
"Konveksi, Pak. Yang motongin kain buat dibikin baju."
"Ouh. Kejadiannya dimana?"
"Di rumah, Pak."
"Kerjanya di rumah sendiri?"
"Iya, Pak."
Ramah sekali ya dokter-dokter itu. Apakah keramahan ini adalah salah satu kiat menghadapi pasien agar si pasien tetap tenang dan merasa diperhatikan.
Seorang perawat mendekati saya dan menyuntikkan bius ke tengah ruas jari tengah. Rasanya sedikit sakit. Seketika itu saya mengingat-ingat dosa apa yang telah saya perbuat sehingga saya diberi rasa sakit ini. Bukankah rasa sakit itu adalah salah satu penghapus dosa. Mudah-mudahan dosa saya berkurang dengan adanya musibah ini. Ah sudahlah.
Ujung jari terasa hambar setelah dibius. Dokter mulai menjahit ujung jari saya. Tidak sakit, saat itu. Sumpah baru kali ini saya dibius dan dijahit. Oh, seperti ini ya rasanya dibius dan dijahit. Sambil menjahit, dokter itu mananyai saya.
"Ibu orang mana?" Tanya dokter muda itu. Walaupun masih muda, tampaknya dia ahli menjahit ujung jari saya. 
"Saya orang S*****, tapi saya tinggal di P********. Ikut suami. Kalau Bapak orang mana?"
"Saya Banjarnegara."
"Oh.. Banjarnegara. Sudah berapa Lama tugas di Rumah Sakit ini?"
"Baru beberapa Bulan. Masuk bulan Desember 2018."
"Rumahnya dekat dengan yang kemarin longsor itu Pak?"
"Lumayan jauh."
"Hebat ya, orang pelosok jadi dokter bedah di kota. Takut nggak Pak, jahit daging orang?"
Dokter itu tersenyum. "Awal-awal praktek takut, Bu. Tapi kalau sudah terbiasa nggak takut. Kemarin saja saya menjahit luka bagian kepala pasien kecelakaan. Sobeknya lebar, Bu. Banyak sekali jahitannya. Dan itu ya... biasa." 
Tidak terasa, jahitan telah selesai. Dokter itu menawari saya apakah ingin melihat luka saya. Saya mengiyakan. Saya melihat sekejap. Tidak berani melihat luka itu lama-lama. Bentuk yang saya ingat adalah benang jahitnya berwarna hitam, ujung jari saya berwarna merah muda sedangkan kulit tepinya berwarna putih pucat. Mungkin karena pengaruh antibiotik cair yang masih menempel di permukaan jahitan. Dokter tersebut menutupi luka dengan perban dan plester putih. Selesai.
Saya bangun dari tempat tidur. Saya diarahkan ke bagian administrasi yang berada di sebelah pintu UGD. Saya disuruh datang tiga hari berikutnya untuk mengontrol luka saya. Saya direkomendasikan ke bagian Rontgen untuk diperiksa apakah tulang ujung jari tengah saya ikut terpotong atau tidak. Di hari ketiga nanti saya juga disuruh bertemu dengan dokter bedah yang lebih senior untuk diperiksa lebih lanjut apakah luka saya memerlukan penanganan yang lebih serius atau cukup ganti perban saja. Saya berdiskusi dengan adik saya mau dirontgen atau tidak. Ismail menyerahkan sepenuhnya ke saya. Silahkan mau dirontgen atau tidak  dan akhirnya saya menerima tawaran itu.
Dokter menulis rujukan ke ruang rontgen dan menyuruh saya membawa surat itu ke ruang Radiologi. Saya bawa suratnya dan masuklah saya ke ruang Radiologi. Jujur baru pertama kali seumur hidup masuk ke ruang Radiologi. Kesan pertama melihat ruangan itu adalah ruang Rontgen itu seperti ruang pengasingan buat orang gila yang siap dibawa di kursi listrik. Hehehe. Ditemboknya ada tulisan apa saya lupa, intinya adalah orang hamil dilarang masuk. Ada satu dokter yang menjaga di ruang tunggu Radiologi. Saya menyerahkan surat dari ruang UGD ke dokter itu dan saya dipersilahkan masuk ke ruang Rontgen utama.
Saya duduk di sebelah ujung meja panjang. Bukan meja sih, lebih tepatnya tempat tidur kaca. Di atasnya ada mesin Rontgen yang bisa digeser sejajar dengan tempat tidur. Tangan saya dipegang oleh dokter dan diletakkkan di atas meja itu. Posisinya melebar dan miring. Sang Dokter keluar dan menutup pintu ketika Mesin Rontgen mengambil gambar tangan saya. Selesai dan saya disuruh mengambil hasilnya jika kontrol ke Rumah Sakit itu lagi.
Dari ruang Radiologi, saya dan Ismail menuju ke kasir untuk membayar biaya penanganan luka dan obat. Waktu itu antreannya tidak panjang karena hari Minggu. Semua pengobatan ditanggung Ismail. Kami tidak menggunakan BPJS ataupun Jaminan Kesehatan lain. 
Keluar dari Rumah Sakit, saya masih ketawa-ketiwi karena bius masih bereaksi di jari tangah kiri saya walaupun ada rasa pegal di pangkal jari dan siku tangan kiri saya. Ketika Maghrib bius sudah hilang dan saya mulai kesakitan. Sakitnya luar biasa untuk ukuran saya yang baru seumur hidup merasakan jahitan. Bahkan sakitnya menyebar ke ujung jari jempol, telunjuk, manis dan kelingking tangan kiri. Saya menangis, tidak doyan makan walaupun ditawari makanan enak dan tidak bisa tidur. Semalaman tidak bisa tidur. Saya menetap di rumah ibu kandung saya untuk sementara waktu dengan ditemani suami. 
Bersambung...........
DOKTER
EDI ANGGORO SP.B
ARSIYANTO SP.B





Rabu, 17 Juli 2019

APA JADINYA KALAU KONSEP RUMAH KITA SEPERTI SEKOLAH TK

Puji syukur Alhamdulillah, akhirnya saya bisa ngeblog lagi setelah sekian lama tidak mengunjungi blog. Sebenarnya ingin sekali menulis di sela-sela jam istirahat, namun keinginan lain kadang lebih menggoda dibanding mengetik di dinding blog. Bahan tulisan ini sebenarnya sudah lama saya siapkan, sudah tersimpan di page, foto-fotonya juga sudah lama menghiasi dinding layar editing, namun belum saya beri keterangan dan diterbitkan di beranda.
Foto-foto di bawah ini saya ambil ketika berkunjung di salah satu sekolah TK di kota Pekalongan. Tepatnya ketika ada pertemuan bimbingan akreditasi sekolah kami. Saya senang sekali dengan pemandangan sekolah itu. Seandainya saya adalah orang yang kaya raya, saya akan menjadikan rumah saya seperti sekolah TK ini. Tempatnya ramah anak dan berwarna-warni.




Di depan Kelas Lantai 2 ada deretan lemari kecil dan wastafel yang tingginya sekitar 1,5 - 1 meter. Lantainya berwarna hitam putih dan atapnya dilukis gambar awan putih berlatar belakang langit yang biru. Pagar besi di sebelah deretan lemari terlihat kids friendly menjulang ke atas.






Ini adalah pemandangan di dalam kelas. Ruang kelasnya ada yang berbentuk lingkaran, ada pula yang berbentuk persegi. Meja, kursi, lemari dan  mainan yang berada di dalam lemari tertata rapi. Hiasan kelasnya juga menarik dan edukatif. Setiap laci lemari diberi nama sesuai isi laci, sedangkan lemari khusus anak diberi nama anak. Di sebelah Kelas lantai 2 ada Tempat Penitipan Anak (TPA). Di situ ada beberapa anak kecil dari yang berumr 0 tahun hingga umur anak TK yang ditinggal orang tuanya bekerja. Anak-anak tersebut didampingi beberapa pendamping yang sibuk melayani keperluan anak.





Ini adalah penampakan pintu kelasnya. Warna putih mendominasi pintu dengan kaca bening di bagian atasnya. Warna putih dipadukan dengan warna merah muda yang mendominasi dinding kelas lantai 2. Setiap kelas diberi nama sesuai dengan sentranya karena sekolah tersebt menerapkan model pembelajaran sistem sentra. Salah satu kaca pintu juga ada tempelan pengumuman.


Kamar mandi sekolah ini juga disesuaikan dengan kondisi fisik anak. Semua propertinya berukuran mini. Dari ruangannya, wastafel, tempat pipis anak laki-laki, WC dan bak mandi. Warna cat dindingnya didominasi warna putih, hijau dan biru.


Ini adalah ruang lab komputer. Ruangannya didominasi warna putih dengan kain gorden kuning muda. lantainya oren dan putih disusun seperti papan catur. Ruangannya Bersih. Di bagian pojoknya ada Tumpukan kursi dan Lemari kecil yang disusun rapi. 

Ini adalah tangga yang menghubungkan lantai 1 ke lantai 2. Tangganya berbentuk seperti papan seluncur dengan ditutupi karpet warna warni di atasnya. Tangga ini juga ramah bagi anak-anak yang difabel.

Ini adalah pemandangan halaman lantai 1 dari atas. Ada hiasan tanaman, mainan outdoor dan payung-payung yang menghiasi taman bawah.

Ini pemandangan lantai 2 sebelah tangga


Ini adalah UKS. Ruangannya berbentuk lingkaran. Ruang UKS ini terletak di bawah tangga.


Ini adalah Taman di lantai 1. Di tengah-tengah taman ada sebuah Prasasti yang berisi Tanggal berdiri sekolah, pendiri beserta tanda-tangan.


Ini adalah ruang makan dan dapur. Bisa digunakan untuk kegiatan belajar atau sekedar duduk-duduk. Dapur ini terletak di bawah kelas-kelas di lantai 2. Ruangan ini juga bersebelahan dengan aula sekolah.





Di ruang aula ada panggung, kursi, lemari, alat musik dan pernak-pernik properti untuk pertunjukan


Di sebelah aula ada ruangan. Mungkin ruang kelas tapi terkesan seperti ruang kelas outdoor karena tidak ada pintu masuk. Bagian sebelah utara tidak ada dinding. Hanya lemari kecil yang membatasi ruangan itu dengan taman.
Ini adalah kamar mandi di lantai bawah. Tapi ini kamar mandi khusus anak lho. Kamar mandi khusus guru ada sendiri.

Ini adalah koridor sekolah. Di temboknya ada hiasan foto, pengumuman, Kalender Pendidikan, Denah Sekolah dan Visi Misi Sekolah.




Alamat

Berbagi Kebahagiaan, ilmu yang pernah diajarkan kepada saya.
Terima Kasih untuk guru, teman dan keluarga tercinta.

ads

loading...