Jumat, 28 Oktober 2016

BELAJAR NON MUKIM

Aku : Bu.... dulu jenengan waktu di pondok awal-awal diajari makhorijal huruf gak?
Rea : iya
Aku : yang sebangsa Jahr dan Hams gitu?
Rea : Lupa dan banyak banget + ribet juga sama prakteknya
Aku : Saya kemarin-kemarin diajak belajar Al Qur'an model seperti itu sama teman saya. Dari awal membaca huruf hijaiyah sampai membaca Al Fatihah. Walah.... yang namanya Al Fatihah, ibaratnya kita sudah hapal sampai nglotok pun, ketika dites masih banyak yang salah...
Rea : Iya dulu aku juga 3 bulan muter-muter Al Fatihah saja...
Aku : Ouh kayak gitu
Rea : Rata-rata pondok Al Qur'an yang mengikuti imam Mawaresy kayak gitu... sulit makhrojnya....

Begitulah cuplikan bbm dengan teman saya yang saat ini masih di Purwodadi. Teman kerja yang masih cuti karena melahirkan. Dia sengaja memilih melahirkan di Purwodadi karena dekat dengan ibu kandungnya. Saya kadang-kadang kagum dengan dia, karena dia adalah seorang hafidzoh. Di tempat saya bekerja ada 4 orang yang hafal Al Quran, yaitu ustadzah Sholihatun, Nur Badriyah, Roudlotul Jannah dan Badriyatul Badriyah.
Keempat orang ini sering mengadakan sima'an bersama di beberapa tempat. Mereka kadang diundang di acara hajatan maupun pengajian. Tuan rumah yang menggelar hajatan akan mengundang warga sekitar untuk menyimak para hafidzoh tersebut.
Saya kadang penasaran, sebenarnya apa yang mereka pelajari ketika dulu di pondok pesantren. Apakah mereka hanya diajari khusus Al Quran saja atau dengan kitab kuning. Tak taulah... karena saya dulu basicnya sekolah umum dan belajar non mukim sehingga saya kurang pemahaman Al Qur'annya.
Beruntung saya punya teman yang saat ini sedang belajar tentang keilmuan hafalan Al Quran. Alhamdulillah tempatnya dekat dari rumah saya dan cara pembelajarannya juga non mukim, sehingga bagi siswa yang sudah bekerja seperti saya bisa mengikuti kegiatannya. Ada juga pembelajaran mukim, tapi siswanya dibatasi 10 orang.
Di sebelah rumah saya ada Rumah Tahfidz Al Fawaz yang didirikan oleh keluarga H. Masduki. Itu lho yang punya Garang Asem H. Masduki Pekalongan di daerah alun-alun. Rumah tahfidz itu sudah beberapa bulan berdiri, tapi saya tidak berani mendekat karena tidak ada kenalan yang belajar di situ. 
Pada tanggal 20 Oktober 2016 ketika saya akan mengambil stempel yayasan di TPQ, ada seseorang yang memanggil nama saya. Ternyata dia adalah Munifah, teman saya ketika SMP. Posisi dia masih di atas motor dan hendak berangkat mengaji di rumah tahfidz itu. Saya baru tahu kalau dia mengaji di rumah tahfidz itu. Saya dekati dia dan menanyakan lebih lanjut apakah orang umum seperti saya bisa belajar di rumah tahfidz itu. Bagaimana cara mendaftarnya dan waktunya dari jam berapa sampai jam berapa. Dia menjawab semua pertanyaan saya dan mengajak saya untuk ikut belajar di rumah tahfidz itu. Saya senang sekali diajak olehnya.
Pada tanggal 24 Oktober 2016 saya mulai masuk rumah tahfidz. Untuk yang non mukim pembelajarannya dilaksanakan pada hari senin-jum'at dan pagi hari sekitar jam 7-9 WIB. Kebetulan saya kerjanya siang jadi jam segitu tidak masalah bagi saya. Tidak ada siswa laki-laki. Rumah tahfidz itu dikhususkan bagi perempuan. Banyak yang datang di pagi hari, seperti pelajar sekolah umum, petugas puskesmas, ibu rumah tangga dan profesi lainnya.
Ketika saya masuk, saya kira langsung hafalan beberapa ayat. Ternyata kita dididik dari nol lagi. Mulai dari tes huruf Hijaiyyah, Makhorijal huruf dan tahsin (membaguskan bacaan Al Qur'an). Semua dipreteli dan dibetulkan makhrojnya. Bagi yang belum pernah belajar makhorijal huruf, pasti akan kesulitan mempelajarinya. Tergantung masing-masing orang juga, ada yang langsung bisa ketika diajari ada juga yang kesulitan. Al Fatihah saja saya diulang-ulang membacanya karena saking telitinya sang guru membetulkan bacaan saya.
Ada satu hal yang akhirnya saya tahu. Belajar Al Qur'an itu ternyata harus ada sanadnya sehingga kita tidak keliru membacanya.
Ada buku pantauan perkembangan, semacam buku prestasi di TPQ.
Alhamdulillah saya sudah sampai tahsin surat An Nashr.
  Kesalahan saya ketika awal belajar dalah huruf  ع
Teman-teman yang mau ikut belajar silahkan datang saja ke Rumah Tahfidz Al Fawas. Di sana kita tidak dituntut harus hafalan. Misalnya, kita hanya membaca Al Qur'an dengan disimak oleh gurunya saja juga bisa. Hitung-hitung untuk memperbaiki, nambah ilmu dan menambah pahala. Saya senang jika ustadzahnya memperbaiki jika ada salah dan mendoakan ketika benar, "Barokallah...." Cocok sekali buat orang yang sudah banyak dosanya dan taubat seperti saya. : D

Baca Juga :
1. RENOVASI ATAP DALAM RUMAH
2. BIMBINGAN PEMUSTAKA
3. OLEH-OLEH DARI SLBN MERBABU
4. LAGU JAWA, TEMBANG SEMARANG ASEME ARANG

2 komentar:

Alamat

Berbagi Kebahagiaan, ilmu yang pernah diajarkan kepada saya.
Terima Kasih untuk guru, teman dan keluarga tercinta.

ads

loading...