Rabu, 26 Oktober 2016

LAGU JAWA, TEMBANG SEMARANG ASEME ARANG

Banyak sekali kegiatan pada bulan Oktober ini. Ada agenda tahunan, ada kegiatan rutin dan ada juga kegiatan yang belum pasti terjadi untuk tahun depannya. Di bulan Oktober ini saya juga masih terngiang-ngiang dengan tembang Semarang, Aseme arang. Yuk kita kepoin satu-satu kegiatan saya sampai ke tembang Semarang aseme arang.
Agenda tahunan dimulai dari tanggal 8 Oktober 2016, yaitu perayaan HUT Himpaudi yang ke 11 di lapangan Mataram Pekalongan. Acara ini juga berbarengan dengan Pameran Batik Pekalongan yang diadakan tanggal 4-9 Oktober 2016. Acara ini insya Allah pasti diadakan tiap tahunnya. Kami dari lembaga masing-masing berpartisipasi baik dalam bentuk peserta senam massal maupun mengikuti lomba. Kalau saya kebetulan mengikuti lomba enggran/jangkungan. Jadi sebelum tanggal 8 Oktober 2016, saya latihan enggran bersama teman-teman. Saya dipilih lomba enggran bukan karena saya sudah bisa enggran. Saya latihan dari nol. Saya pesan enggran ke tetangga saya, karena ada tetangga yang pekerjaannya adalah tukang kayu.
Enggran itu awalnya sulit ketika menyeimbangkan tubuh dengan kayu enggran. Saya berkali-kali jatuh dan badan selalu menggantung ke belakang. Tiga hari berturut-turut saya menyeimbangkan tubuh saya. Alhamdulillah hari berikutnya saya bisa naik dan berjalan. Inti dari menggunakan enggran itu adalah, ketika kita naik usahakan kayu dihentakkan ke depan agar tubuh kita tidak menggantung dan langsung berjalan. Kayu pegangan enggran usahakan kita pegang dengan kencang sehingga enggran tidak memtar ketika berjalan. Alhamdulillah sekarang saya sudah bisa walaupun ketika lomba saya tidak juara.


Acara berikutnya adalah launching xl Berbakti tanggal 12 Oktober 2016. Kalau acara ini adalah acara yang belum pasti terjadi pada tahun berikutnya. Tau-tau saya diajak teman untuk mengikuti sebuah acara di Unikal Pekalongan untuk blogger Pekalongan. Saya pikir nih orang kok tahu kalau saya punya blog, padahal kami jarang sekali tatap muka bersama. Paling-paling kalau ada rapat atau pertemuan baru ketemu. Saya juga baru tahu kalau dia dan kawan-kawan di lembaganya mempunyai blog. Jadilah kita saling kepoin blog masing-masing.






Acara berikutnya adalah acara rutinan pertemuan Himpaudi Pekalongan Timur yang diadakan satu bulan sekali bertepatan dengan tanggal 19 Oktober 2016 di PAUD Bougenvile Klego Pekalongan. Pertemuan kemarin ada yang beda lho, karena disemarakkan dengan senam Gemufamire untuk kelompok Himpaudi Pekalongan Timur yang menang pada acara HUT Himpaudi. Piala hasil jerih payah pemenang lomba juga dibawa. Sayangnya saya tidak mengambil gambar bunda-bunda yang lagi senam. :D.


Acara berikutnya adalah Advokasi Hak Anak. Acara ini diadakan pada tanggal 20 Oktober 2016 di gedung diklat Bendan Pekalongan. Acara ini hanya mengundang Kelompok Bermain(KB), Tempat Penitipan Anak dan Panti Asuhan. Tidak semua KB diundang. Bisa saja selain KB, TPA dan panti asuhan diundang tapi pada hari dan waktu yang berbeda. Saya kurang tahu apakah acara tersebut setiap tahunnya diadakan. Inti dari acara ini adalah pemerintah kota selalu mengamati dan menangani permasalahan anak-anak di kota Pekalongan. Mereka meminta kerjasama lembaga pendidikan untuk bahu-membahu menangani permasalahan anak-anak di Pekalongan. 


Acara berikutnya yang saya ikuti adalah acara tahunan yang diadakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD). Acara ini diadakan pada tanggal 21 Oktober 2016 di Taman Wilis sebelah selatan komplek kantor pemkot Pekalongan. Bulan bahasa ceritanya. Acaranya berupa senam pagi, pembagian doorprise, game, lomba-lomba, menyanyi, sambutan beberapa pejabat dan membaca bersama.
Pada acara ini saya mengikuti lomba enggran. Alhamdulillah mendapat juara karena lawannya tidak sebuas di acara HUT Himpaudi. Hadiahnya berupa piala kaca alias teko kaca. : D

 
Pada acara inilah saya mengenal lagu Tembang Semarang Aseme Arang. Lagu berbahasa Jawa yang belum pernah saya dengar lagu itu sebelumnya. Lagu itu dibawakan oleh paduan suara dari SMPN 1 Pekalongan. Saya penasaran dengan lagu itu. Sepulang dari taman Wilis saya cari lagu itu di internet dengan keyword tembang Semarang dan Aseme Arang, tapi tidak ketemu. Di youtube juga tidak ketemu.



Acara berikutnya adalah acara kopdar blogger kecil-kecilan di Mataram yang dihadiri oleh beberapa blogger Pekalongan. Acara kopdar ini bertepatan dengan Hari santri Nasional tanggal 22 Oktober 2016. Acaranya santai dan membuat refreshing otak karena tempat acara tersebut sangat nyaman. Di pinggir hutan kecil.... di bawah rimbunnya dedaunan yang menghijau.... : D
sumber: bbm teman
Sedangkan acara hari santri adem ayem karena mendengar anak-anak membaca Al Qur'an secara bersama-sama di aula terbuka. Tempatnya di aula terbuka TPQ Sabilul Hidayah Setono. Wali murid juga ada yang mengikuti acara tersebut.




Di sela-sela kesibukan itu, saya masih tetap mencari lirik tembang Semarang. Saya ulang lagi keywordnya di search google dan youtube, tapi hasilnya malah lagu lain. 
Suatu ketika saya menemukan kata-kata "Gado-gado Semarang". Saya buka kata-kata itu. Alhamdulillah akhirnya ketemu juga lagu yang saya cari. Lagu bahasa jawa yang sederhana. Bahasanya ngoko. Saya coba buka di youtube dengan kata kunci itu. Ternyata lagunya pas dengan lirik paduan suara yang saya dengar ketika mengikuti kegiatan di taman Wilis Pekalongan. Begini liriknya:

GADO-GADO SEMARANG

Semarang jarene mula bukane
Saka tembung kutha aseme arang
Adipatine kang kondhang asmane
Kang katelah Ki Ageng Pandhanaran


Semarang yo yu kutha pesisir
Akeh uwong monco kang podho mampir
Ono koja kang jarene encik
Dhandhang gula dicengkok cara mandarin

Reff:
Jare Semarang kaline banjir
Jo sumelang yen rak dipikir
Sing kondhang yo lik mung gertakane
Gertak Semarang rak ana nyatane

Sing unik yo mas Gambang Semarang
Kendhang dinamis bikin pinggul bergoyang
Koyo londo yen nembang selendro
Ora nganggo fa si mung so la mi re do

sumber lirik : annishapw.blogspot.co.id

Yang saya suka dari lagu itu adalah bahasa ngokonya. Saya ingat ketika wallikota Pekalongan menyampaikan pidatonya pada acara mendongeng massal di lapangan Mataram beberapa waktu lalu. Beliau kesulitan menggunakan bahasa halus, sampai akhirnya beliau menggunakan bahasa ngoko khas Pekalongan dengan PDnya. Begitu juga dengan saya yang kurang pandai dengan bahasa jawa halusnya. Yowes priye maneh... sak bisone... Kadang saya disindir-sindir oleh beberapa teman yang lihai dalam berbahasa Jawa halus. Pekalongan bisone ngoko. : D. Tapi saya cuek saja tak peduli mau halus atau ngoko. Toh saya sudah belajar halus sedikit-sedikit. Bukankah pelangi itu indah karena warnanya berbeda. Selamat berngoko riaaaaaaaaaa

7 komentar:

  1. Wahh sibuk ya mba...moga berkah

    BalasHapus
  2. Lha koq fotoku ra ono ki piye nju...?😁

    Kopdar Blogger masuk list aaaa

    BalasHapus
  3. Lha koq fotoku ra ono ki piye nju...?😁

    Kopdar Blogger masuk list aaaa

    BalasHapus
  4. Artikelny blm selesai tolong jangan dibaca dulu y :D

    BalasHapus
  5. Selamat untuk piala kaca nya Bu umi.

    Hehehe... ketawa ngekel saya Bu saat menemukan kalimat, "lawannya tak sebuas di acara HUT Himpaudi."

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bu, waktu aku lomba di hut himpaudi, lawanku yang di sebelah kanan main enggran kayak orang lari. aku lagi 1/4 jalan, dia sudah ke finish. jadi shock aku :D

      Hapus

Alamat

Berbagi Kebahagiaan, ilmu yang pernah diajarkan kepada saya.
Terima Kasih untuk guru, teman dan keluarga tercinta.

ads

loading...