Kamis, 20 Oktober 2016

SEMAKIN JATUH CINTA

Saya itu lahir dari keluarga muslim. Di kota santri. Lingkungan sekitar saya 100% muslim. Saya juga belajar agama Islam dari TK, bahkan mungkin ketika dalam kandungan, ibuku memperkenalkan Islam dengan cara selalu membacakan surat Maryam atau Yusuf ketika hamil. Surat andalan orang-orang jawa kebanyakan ketika syukuran hamil adalah surat Maryam dan Yusuf.
Alhamdulillah saya diperkenalkan Islam sejak kecil. Tapi saya belum pernah merasakan seperti apa yang dirasakan seorang mu'allaf ketika mempelajari Al Qur'an, belum pernah menangis gara-gara bersyahadat dan lain sebagainya seperti yang kadang saya lihat di Youtube. Saya kadang terkagum-kagum dengan para mu'allaf sehingga saya juga terkagum-kagum dengan pemikirannya tentang Al Qur'an. Saya juga kagum dengan orang yang berhasil membuat non muslim berbondong-bondong masuk Islam, contohnya Dr. Zakir Naik. Tapi saya tidak akan membahas tentang Dr. Zakir Naik. Saya hanya akan membahas khusus para mu'allaf yang pernah saya tonton videonya di youtube.
Pertama adalah Yahya Waloni. Dulunya beliau seorang Master Pastur. Beliau memperdalam bibel dan membandingkannya dengan Al Qur'an. Beberapa perkataan yang saya ingat ketika beliau ceramah adalah ketika beliau mengumpulkan beberapa Al Qur'an yang berbeda tahun terbitnya. Dia membandingkan Al Qur'an yang satu dengan yang lainnya sekaligus membandingkan Al Qur'an dengan bibel. Surat yang beliau ambil untuk perbandingan adalah surat Al-Kahfi ayat 10-26. Yang isinya adalah tentang sekelompok 7 pemuda dan seekor anjing yang tertidur dalam gua. Satu Al Qur'an edisi tahun A isinya 7 pemuda dan seekor anjing. Dia membuka lagi Al Qur'an edisi B juga sama isinya 7 pemuda dan seekor anjing. Begitu juga dengan edisi tahun-tahun yang lain, isinya sama 7 pemuda dan seekor anjing. Kalau bibel tidak seperti itu. Bibel edisi tahun wawu dengan tahun berikutnya kadang ada perbedaan jumlah suatu benda dalam penjelasan ayatnya. Entah siapa yang mengubahnya. 
Dari pengalaman Bapak Yahya Waloni itu, saya kadang malu sendiri. Ayat itu sering saya baca ketika melewati surat Al Kahfi. Tapi seorang Yahya Waloni terheran-heran dengan ayat itu. Saya juga takjub ketika melihat penjelasannya tentang Al Qur'an dari sudut yang berbeda.
Mu'allaf yang kedua yang membuat saya terkagum-kagum dengan Al Qur'an adalah bapak Felix Siauw. Semula beliau adalah non muslim. Beliau sempat menjadi seorang ateis karena kegelisahannya tentang keberadaan tuhan. Suatu ketika ia diajak temannya yang muslim berdebat tentang ketuhanan. Beberapa jam berdebat dan beliau disodori Al Qur'an dan membaca isi Al Qur'an. Beliau terkejut dengan beberapa ayat Al Qur'an. Ayat tersebut diantaranya adalah surat Hûd/11: 13-14 dan Surat Al Baqoroh ayat 2. Surat Hud ayat 13-14 berisi tentang tantangan Allah SWT untuk membuat surat semisal Al Qur'an kepada orang yang tidak percaya bahwa Al Qur'an berasal dari Allah SWT. Sedangkan surat Al Baqoroh ayat 2 berisi tentang kitab Al-Qur'an tidak ada keraguan di dalamnya, ia diturunkan dari sisi Allah.
Surat Al Baqoroh ayat 2 adalah surat yang biasa saya baca. Saya terkagum-kagum ketika Bapak Felix menjelaskan tentang surat itu. Kenapa kata-katanya bukan "Tiada gading yang tak retak" seperti buku-buku yang lain. Kalimatnya adalah "Tiada keraguan di dalamnya." Kalimat yang seolah-olah menjadi stempel bahwa Al Qur'an adalah kitab yang sempurna.
Mu'allaf yang ketiga adalah Ruben dari Australia. Dia mengubah namanya menjadi Abu Bakar. Saya melihat videonya yang diunggah kembali oleh orang indonesia dengan judul "Ateis masuk Islam lucu dan menginspirasi." Dia terkagum-kagum dengan Al Qur'an karena bahasa yag digunakan Al Qur'an tidak seperti bahasa narasi biasa. Bahasa yang digunakan Al Qur'an lebih mengarah ke petunjuk.
Muallaf yang keempat adalah mantan biarawati bernama Meiga Fitri. Beliau sempat memandang sebelah mata wanita yang berjilbab ketika dia belum masuk Islam. Suatu ketika dia diberitahu temannya bahwa agama yang dianutnya adalah agama yang keliru. Seketika itu Ibu Meiga Fitri penasaran dengan kitab Al Qur'an dan membandingkan dengan kitab injil. Beliau juga sempat meminta penjelasan tentang Al Qur'an lewat seorang kiyai di sebuah kota. Dia terkejut bahwa di injil dan Al Qur'an ada garis temu mengenai anjuran berjilbab. Di injil juga disebutkan tentang aturan khitan dan larangan makan babi. Beberapa hari kemudian dia mendapat hidayah dan masuk Islam.
Muallaf yang kelima adalah Bapak Samudra mantan pastur. Beliau takjub dengan Al Quran ketika meneliti kitab itu. Dia menempuh pendidikan di vatikan. Dia juga terkejut ketika melihat pastur-pastur vatikan juga mempelajari Al Quran. Di perpustakaan Vatikan tersedia berbagai versi Al Quran, hadits dan literatur Islam. Sebenarnya pastur-pastur vatikan itu mengakui kebenaran Al Qur'an. Akan tetapi pastur-pastur itu takut masuk Islam karena masuk Islam bisa mengancam gaji pastur yang tergolong sangat tinggi. Ada ketakutan-ketakutan lain yang menyebabkan mereka tetap menjadi non muslim walaupun mereka telah memperdalam mempelajari Islam.
Dari penjelasan lima mu'allaf itu, saya makin tahu betapa berbedanya pemahaman mereka tentang Al Qur'an. Saya sendiri merasa semakin kagum dan jatuh cinta terhadap Al Qur'an. Saya sendiri merasa betapa kurangnya keilmuan saya untuk mempelajari Al Qur'an. Meraka yang notabene awal adalah non muslim begitu giat memperdalam Al Qur'an dan memotivasi kita secara tidak langsung untuk bersemangat memperdalam Al Qur'an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alamat

Berbagi Kebahagiaan, ilmu yang pernah diajarkan kepada saya.
Terima Kasih untuk guru, teman dan keluarga tercinta.

ads

loading...