Senin, 09 Mei 2016

ARAK-ARAK

Ketika saya masih kecil seumuran anak SD, nenek saya kadang menceritakan sebuah dongeng. Cerita tersebut saya ingat hingga sampai saat ini. Saya tidak tahu apakah cerita tersebut nyata atau tidak. Sampai saat ini saya juga belum mencari sumber cerita tersebut, dari mana berasal dan apakah cerita tersebut mencirikhaskan sebuah daerah tertentu. Saya pikir dulu mungkin nenek saya mengarang asal tanpa sumber bacaan.
Ceritanya bukan Si Kancil atau para nabi. Ceritanya tentang Arak-arak. Arak-arak yang dimaksud bukan sebuah festival atau pawai. Arak-arak tersebut merujuk pada suara anak-anak dari kejauhan.
Pada zaman dulu ada seorang ibu yang mempunyai banyak anak. Dia mengurus anak-anaknya dengan begitu lelahnya. Dia mengurus sendiri, sampai pada suatu ketika dia memutuskan untuk mencari nafkah di luar kota. Ibu tersebut membuat sebuah lubang yang sangat besar dan menyuruh anak-anaknya masuk di lubang tersebut. Dia terpaksa meninggalkan anaknya yang masih kecil-kecil. Anak-anaknya menangis melepas kepergian ibunya.
Suara tangis anak-anak itu kata nenek saya terdengar dari kejauhan. "Arak...arak...arak...arak." Saya dulu tidak menanyakan kenapa suaranya bukan Oeeekkk Oeeekkk, Huhuhuhuhuhu, Hiks Hiks Hiks atau Huaaaaa Huaaaaaa. Saya terima mentah-mentah cerita nenek itu. Cerita tersebut cukup ampuh untuk merayu saya agar cepat tidur. Pasti kalau saya tidak tidur-tidur nenek akan bilang. "Ayo tidur... ada arak-arak... ada arak-arak." Terkesan menakutkan.
Ceritanya berhenti sampai disitu. Nenek saya tidak menceritakan bagaimana ayah dari anak-anak tersebut. Apakah meninggal atau pergi meninggalkan mereka dan tak kembali pulang seperti bang Thoyib. Sampai saya dewasa dan nenek meninggal pun saya belum sempat menanyakan dari mana cerita tersebut berasal.
Sampai saat ini saya kadang masih penasaran. Apakah masih ada arak-arak di tahun 2016 ini? Di malam yang larut saya kadang mengamati suara-suara dari kejauhan. Ada suara arak-arak tapi saya yakin itu suara mesin pabrik tekstil di daerah belakang kampungku. Hahahaha ada-ada saja nenekku. Mugo-mugo simbahku diparingi jembar kuburane. Aamiin.

Minggu, 08 Mei 2016

Indah


ANIMAL KAISER (BAHASA PEKALONGAN)

Akhir-akhir iki bocah-bocah do teko nang umahku. Bucah-bucah kui do ngluru Animal Kaiser. Rata-rata seng teko bucah SD.

Seng pertama teko neng umahku marai ngluru yaiku Ihsan lan Irul. Wong loro kui jaluk lurokke tokoh Animal Kaiser lewat internet. Ubat-ubet jaluk lurokke suwine pok. Soale neng internet gambare akeh. Ubat-ubet pingin weroh ndisik dek duwur tekan ngisor. Menduwur maneh mengisor maneh.
"Hebaaaaaat... kerennn." Jare Ihsan.
Hebat opo, biasa tok nek jareku. Coe kerono aku wes gedhe dadi nek weroh kokui biasa tok. 
"Galeon buuu, Galeon." Ikhsan nunjuk gambar macan kuning.
"Det skor bu... det skor." Opo maneh kui??? Pertamane aku rak paham. Ihsan nunjuk gambar macan maneh tapi bedo warna. Ya Allah.... jebule Death Scorch tulisane.
"Det skor miring buuu... det skor miring..." Ono Death Scorch miring tho? Seng mau Death Scorch ngadek coe yo.
"Ngluru koyo iki pak nggo opo le...?" Ihsan tak takoi.
"Pak dipajang buu..."
"Dipajang neng tembok pok?"
"Neng buku bu..."
"Lha Ihsan weroh pertama animal kaiser nang ndi?"
"Nang Mall bu... main Timezone.."
"Ouh..."
Sesoke maneh ono bucah seng teko tapi udu Ihsan karo Irul. Seng teko Banu karo Panji.
"Pak opo le...?"
"Ngeprint Animal Keiser buu..."
"Seng opo lee."
"Sifrit buuu... Sifrit." Sifrit? kok koyo nama jin yo. Jin Ifrit.
Tak luru Sifrit ki koyo opo. Si Panji nunjuk-nunjuk.
"Kui bu... Sifrit." Masya Allah.... jebole Siegfried. Macan.

Sesoke maneh ono rombongan bucah, brol do teko gemruduk nang umahku. Jaluk lurokke Animal Kaiser. Jaluk opo maneh yo kiro-kiro.
"Bu pak ngeprint Brutus animal keiser buuu..."
Brutus ki koyo opo yo. Tak luru maneh neng internet.
Wah... jebole iwak hiu. Sampe mbengi-mbengi aku wes ngantuk jam setengah 9 ono seng dodok lawang. Tok tok tok... "Bu Umi... Aku pak ngeprint."  Ternyata Andre karo koncone juga demen animal Kaiser.
"Gambare opo le? Sifrit? Galeon? Brutus? ninja trenit?" Aku sampe apal.
"Ace miring buuu." Walah... opo maneh kui. Ya Allah... ternyata Ace ki jaran.. hahahaha.
Trus aku sek pak magkat kerja, isuk-isuk dilalah kelas 6 sek ujian dadi kelas liyo diliburke. Yo wes-wes... gemruduk neng umahku pak jaluk printke animal kaiser. Macem-macem jaluke. Yo tak layani lah... biasa sak lembar bayare Rp. 1.000,-. Tapi kadang seng nyebeli wes pak mepet jam kerja jaluk layani. Yo maaf bae tak kon ngenteni aku bubar kerja. Kadang-kadang ono juga seng sampe marani neng kantor. Ckckckckc. Bucah... bucah...
Bucah-bucah sek do demen animal kaiser bro. Asline jare bucah-bucah kartu animal kaiser iku regane Rp. 90.000,-. Makane do ngluru seng ora asli mergo murah. Sak kertas ukuran folio iso diisi 6 kartu animal kaiser. Gambare kui mengko digunting trus dilaminating neng fotocopian. Lebar kui ngko dikoleksi nang buku koleksi koyo iki.

Pokoke bucah SD kui nek koleksi Animal Kaiser wes sak buku koyo ngunu yowes banggane pok. Ya Allah... dolanan bucah saiki ki lucu-lucu. hahaha. Salam Animal Kaiser.


Kamis, 05 Mei 2016

Entertaining Events Wedding

Women are good at the huddle. Until the issue was discussed marriage entertain. A few weeks ago my friend got married. Her husband comes from the district. The terrain is quite remote and was approaching the border areas in other cities.Customary in my area is usually a few days after the consent qobul there will be events Balek Kloso (bride escorted to-do to the house of her husband). The neighbors were invited by the parents of the bride. Si have urination renting several cars and the people who participated held dues.Neighbors will not mind held dues. They participate without coercion. Moreover, if the destination is a place that they want to enjoy the natural scenery. They are very passionate and occasional recreational calculated to kill boredom from the bustle of taking care of the household.Most of them wear nice things when following kloso Balek. There are invite children and spouses. While that has intent to bring souvenirs for submission to besannya. Large family invited all brides. Bride and groom sitting together in a car is the best.
 People who do not participate Balek kloso will surely await their stories. How was the trip, the scenery, the home of the groom, the groom's family welcome and how to treat food. Incidentally, I and bu Goddard did not come, so we only heard stories of friends who participated office."How about a trip to Petung Kriyono yesterday?" Tanya bu Goddess."The scenery is beautiful, still beautiful." Replied my friend named bu Sinta."Cool." Mrs. Atik adding. Mrs. Atik also attend kloso Balek."The disappointing thing suguhannya." Bu said Sprott."Really why the suguhannya?" Tanya bu Goddess."How could we stay away from Pekalongan travel half hour treat drinking water and snacks. Plus bride chimed distribute food and drinks. Should the bride and groom sit alone, which serves guests ya brother of the groom." Bu Atik said."At least there is soup or lunch, drinking a warm, such as hot tea. Long journeys sometimes makes the head spin. Just treated water." Mrs. Sprott adding."Dandannya already cool, most flattering clothes .... uh .... it's featured white water at snack. I was invited to return when bu de popped into Soto Bang in Landung Ahmad Sari, but since my car with the bride's mother so not feeling like ngajak eat soup. Mother bride was ashamed of myself and mention of treats of the law which is not satisfactory. " Bu said Sinta again."You'll someday if married, has prepared thoroughly, it's featured appropriately honored guest." Bu Atik said pointing at me as he smiles."Yes ma'am ..." I said.
An event must have advantages and disadvantages. Perhaps the intention bride wants to hold an event that simple. It could be probably already mores treats in the area as it was. But if his models and bu bu Sprott Atik certainly discussed behind the scenes like that.

Selasa, 03 Mei 2016

Menjamu Acara Nikahan

Wanita memang jago ngerumpi. Sampai masalah menjamu pernikahan pun dibicarakan. Beberapa minggu yang lalu teman saya menikah. Suaminya berasal dari daerah kabupaten. Daerahnya cukup pelosok dan sudah mendekati daerah perbatasan kota lain.
Adat di daerah saya biasanya beberapa hari setelah ijab qobul akan ada acara Balek Kloso (pengantin wanita diantar rame-rame ke rumah suaminya). Tetangga-tetangga diundang oleh orang tua mempelai wanita. Si punya hajat menyewa beberapa mobil dan orang-orang yang ikut dimintai iuran.
Tetangga tidak akan keberatan dimintai iuran. Mereka ikut tanpa paksaan. Apalagi jika tempat yang dituju adalah tempat yang ingin mereka nikmati pemandangan alamnya. Mereka sangat bersemangat dan hitung-hitung sesekali rekreasi untuk membunuh kejenuhan dari kesibukan mengurus rumah tangga.
Kebanyakan dari mereka memakai baju yang bagus-bagus ketika mengikuti balek kloso. Ada yang mengajak anak dan pasangannya. Sedangkan yang punya hajat membawa oleh-oleh untuk diserahkan kepada besannya. Keluarga besar mempelai wanita diajak semua. Mempelai pria dan wanita duduk bersama di mobil yang paling bagus.
Orang-orang yang tidak ikut balek kloso pasti akan menanti cerita dari mereka. Bagaimana perjalanannya, pemandangannya, kampung halaman mempelai pria, sambutan keluarga mempelai pria dan bagaimana suguhan makanannya. Kebetulan saya dan bu Dewi tidak ikut, jadi kami hanya mendengar cerita teman-teman kantor yang ikut.
"Bagaimana kemarin perjalanan ke Petung Kriyono?" Tanya bu Dewi.
"Pemandangannya indah, masih asri." Jawab teman saya yang bernama bu Sinta.
"Sejuk." Bu Atik menambahi. Bu Atik juga mengikuti acara balek kloso.
"Yang mengecewakan suguhannya." Kata bu Sinta.
"Emang kenapa dengan suguhannya?" Tanya bu Dewi.
"Masak kita jauh-jauh dari Pekalongan perjalanan setengah jam lebih suguhan minumnya air putih dan makanan kecil. Ditambah pengantin wanita ikut-ikutan mengedarkan makanan dan minuman. Seharusnya pengantin duduk manis saja, yang melayani tamu ya saudara dari mempelai pria." Kata bu Atik.
"Setidaknya ada soto atau makan siang. Minumnya yang hangat, misalnya teh hangat. Perjalanan yang jauh kan kadang bikin kepala pusing. Cuma disuguhi air putih." Bu Sinta menambahi.
"Dandannya sudah keren, pakaiannya yang paling bagus.... eh.... disuguh air putih sama cemilan. Saya ketika pulang sempat diajak bu de mampir ke Soto Bang Ahmad di Landung Sari, tapi berhubung saya satu mobil dengan ibu mempelai putri jadi tidak enak mau ngajak makan soto. Ibu mempelai putri sempat malu sendiri dan menyinggung tentang suguhan dari pihak menantu yang tidak memuaskan." Kata bu Sinta lagi.
"Kamu nanti suatu saat kalau sudah nikah, persiapkan secara matang, tamu dihormati disuguh dengan pantas." Kata bu Atik menunjukku sambil senyum-senyum.
"Iya bu..." Kataku.

Suatu acara pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Mungkin niat mempelai ingin mengadakan acara yang sederhana saja. Bisa jadi mungkin sudah adat istiadat suguhan di daerah tersebut seperti itu. Tapi kalau tamunya model bu Sinta dan bu Atik pasti diomong di belakang layar seperti itu.
 

WANITA

Kenapa ya, ibu-ibu sukanya ngrumpi. Dulu kata ustadz mengaji saya wanita itu identik dengan Hawa. Mengucapkan kata "Hawa" dengan mulut membuka. Sedangkan Adam mengucapkan kata "dam" dengan mulut merapat. Jadi itulah dasar dari mengapa wanita lebih cerewet dibanding lelaki. lol : D. Wanita itu biang keladinya ngerumpi. Wanita-wanita yang sering saya temui itu jago ngerumpi. Di tempat kerja, rumah, kampus dan acara organisasi. Saya sendiri juga jago ngomong. Siapa dulu. Wanita.... Nih buktinya.
Setiap hari anak-anak tetangga main ke rumah. Mereka kadang berdua, bertiga, berempat, berlima dan seterusnya. Mereka sudah langganan menggunakan komputer di rumah saya. Kadang-kadang mereka membawa HP dan menggunakan fasilitas wifi di rumah saya. Ada anak-anak yang kadang tidak menaati peraturan, misalnya bermain melebihi jam yang ditentukan. Aturannya 1 jam dikenai tarif Rp. 2000,-. Kalau saya yang jaga pasti saya tegur langsung secara tegas. Bla... Bla... Bla... Tapi kalau adik saya cowok yang jaga, kebetulan saya masih ke belakang misalnya, dia pasti langsung sms saya.
"Mbak Umi, iki bocah nek dibiarke terus yo kesenengen main rak bayar." (Mbak Umi ini anak kalau dibiarkan aja nanti malah suka gak bayar)."
Saya langsung ke depan menemui anak yang sedang asiknya bermain. Saya tegur anak tersebut. Adik saya hanya ikut-ikutan ngomong membela saya. Hahaaa...

Senin, 02 Mei 2016

TELECENTER VS LIBRARY

One year ago our living room is occupied for RW library. Libraries are simple with a cupboard and books that are still little. Soon the living room we had guests again, that is a complete computer set with printer and webcam.Libraries and telecenters RW is a government program directed by RW. Actually, libraries and the telecenters RW pack placed in the home, but because the pack RW person is busy, he appointed my father to be occupied 2 of the program.Before there telecenter RW, children enterprising borrow and read books in my house. Since there telecenter RW, children are more inclined to use a computer rather than reading a book. The most crowded book to read when there is a task to a story on the school. Children flocked to borrow books. But if there is no school work only a few children who want to read and borrow books. Boys are more likely to choose computers than girls.In the near future I and Mr. RT planning to hold a magazine wall. So if there are children who come to accompany her home playing computer games at least he saw the wall magazine and read an article or picture in the magazine. Maybe my friends have another suggestion? The plan of the wall magazine will be published once a month and we still think of the budget should be spent on the bulletin board.

TELECENTER RW VS PERPUSTAKAAN RW

Satu tahun yang lalu ruang tamu kami ditempati untuk perpustakaan RW.  Perpustakaan yang sederhana dengan satu lemari dan buku yang masih sedikit. Tak lama kemudian ruang tamu kami kedatangan tamu lagi, yaitu seperangkat komputer lengkap dengan printer dan webcam.
Perpustakaan dan telecenter RW adalah program pemerintah yang ditujukan oleh RW. Sebenarnya perpustakaan dan telecenter tersebut ditempatkan di rumah pak RW, akan tetapi karena pak RW orangnya sibuk, beliau menunjuk ayah saya untuk ditempati 2 program tersebut. 
Sebelum ada telecenter RW, anak-anak giat meminjam dan membaca buku di rumahku. Sejak ada telecenter RW, anak-anak lebih condong menggunakan komputer dibanding membaca buku. Buku paling rame dibaca ketika ada tugas mencari cerita dari sekolah. Anak-anak berbondong-bondong meminjam buku cerita. Tapi kalau tidak ada tugas sekolah hanya sedikit anak yang mau membaca dan meminjam buku. Anak laki-laki lebih cenderung memilih komputer dibanding anak perempuan. 
Dalam waktu dekat ini saya dan pak RT berencana mau mengadakan majalah dinding. Jadi jika ada anak yang datang ke rumah menemani temannya bermain komputer setidaknya dia melihat majalah dinding dan membaca artikel atau gambar di majalah tersebut. Mungkin teman-teman punya usul yang lain? Rencananya majalah dinding tersebut akan terbit sebulan sekali dan kami masih memikirkan budget yang harus dikeluarkan untuk majalah dinding tersebut.

LITTLE ARJA

A few days ago the school principal came to my house. He handed some paper data collection on the detection of child development. He asked me to record a child who will attend the inspection of health centers Sokorejo Pekalongan.
"Approximately tomorrow show what?" Asked the headmistress.
"Less know ma'am." Answer me.
"Immunisation may be yes? Or polio vaccine? Reportedly would be given polio drops or vitamins?" The school principal guessed.
"It could be bu ... Reportedly polio now that the model would replace injections yes ma'am?" Ask me.
"Is it true?" The headmaster frowned.
"Yesterday there was a polio vaccine socialization would replace syringes in the right thigh and left."
"Ouh ... so yes." The headmaster nodded.
"Yesterday mothers who attend the socialization have to ask and complain, what if the model injecting it later held? Problem is the model of drops of vaccine through the mouth only mothers there were hard to come to Posyandu. For fear if his feverish turbulence vaccine reaction. Then the doctor said, he said it's better pain because pain vaccine reactions than later got a virus and crippled for life. " I said.
"Ouh ... so yes ... but really you know mom, I also fear that if my child was injected then meriyang. I had never experienced themselves when Arja was a kid. So did my brother who is in Jakarta. Meriyang turbulence injected DPT 3. though her brother was healthy despite full immunization. One day after the injection, the former injections enlarges and extends up to the entire leg. you principals already examined her and gave the drug but not yet healed. Because in Jakarta treatment is expensive, dad and his mother was forced to stop by for a short while in Pekalongan for the sake of his treatment. Arja also like that bu. "
Wah wonder mothers who participated socialization at that time of fear. Said the principal body heat Arja day after an injection of DPT vaccine 3. Coupled with the swelling of the feet that previously injected. At that time the principal panicked and quickly went to the clinic work Posyandu staff who inject Arja. Coming home from the clinic, drunk drugs directly to Arja. The next day his body heat would not go down. The headmaster gave a remedy for the second time but still small Arja hot and cranky. The next day the principal brings Arja to another doctor. The next doctor did not succeed Arja. up to five doctors had tried all but to no avail even worse. Arja small silent when crying, her body helplessly weak, sometimes his body convulsing because so are not as strong as the pain.
Physician to five not stay silent, he advised principals to Arja taken to hospital Pekajangan was said that there were already astute pediatrician dealing with children who are terminally ill. The school principal is not less agile immediately went to Pekajangan, Pekalongan south.
"Her son why Mom?" Asked the doctor.
"I do not know what he was ill. At first she was feverish because once injected DPT 3 ... blah ... blah ... blah." Said principal explains in detail the beginning of the incident until he is told to Pekajangan.
"The name of the doctor who had tried anyone bu?" The doctor asked.
"Doctor A, B, C, D, E." Thread principal. The doctor noted the names of doctors who mentioned the principal.
"It used to be given any medicine that Mom?"
"This pack, I take all the medicine."
"The medicine has been tried all ma'am?"
"It's all a pack, and the results were disappointing. I Drinks medication to the child. If the reaction is new disappoint me stop. I am confused sir, my son instead of recovering even worse does not make a sound when it cries. Sometimes his body convulsing, then limp."
Her doctor shook his head. He swiftly grabbed Arja and laid it on the bed.
"Mas, fetch water and mix with herb XYZ." The doctor says to his assistant. The principal does not know what the potion is meant by the doctor. The doctor was also preparing other equipment needed.
The doctor XYZ herb mix into the water. Arja was appointed to the top position in the upper leg and head down. Arja in pat gently by the doctor and then the doctor grabbed the water and dicipratkan to the child's body. Arja cry struggled but not heard her crying. Just look on his face that explains his suffering.
"My child what to do with, sir?" Asked principals to panic because doctors do not know the purpose to do so.
"The child's mother is not supported drug overdose with adequate nutrition, so consequently like this. Overdose." Said the doctor explained.
Having considered giving herb, Arja put in a box, a kind of incubator.
"Doc, why my son put in the fridge ??? !!" The school principal fears.
"It's quiet, it's not the refrigerator. That body warmers."
A few minutes later Arja issued. Arja pulled up and pat gently.
"Iiiiiikkk .... iiikkk." Arja voice. Only limited to that, but to hear her voice although limited iiiiiikkkk, the principal outstanding was happy.
Doctors prepare the medicine and gave it to the principal.
"It'll be drunk. If no immediate reaction report to me ya bu ..." the doctor said.
A few days later heat Arja down and return to normal. Essentially only certain children who do not fit in with vaccine immunization. In fact Arja other brother was fine when complete immunization. Do not rush to change doctors. Keep children in a state fit when immunized and give adequate nutrition to children. If the child gets worse when immunizations do not panic. Seek knowledge as many of the neighbors or parents who have the experience of immunization. Good luck. Good luck little Arja.

Presenting Different (Thesis)

First Fiqoh never imagined going to law school. He was mediocre life. Graduated from high school directly to work. In his mind after school ya work and work. There is a desire and willingness lecture was granted five years after he graduated from high school.
After a time, he enjoyed the lecture with full of joy and sorrow. Nothing feels he has entered the stage of making the thesis. He observed seniors thesis in the library. How many thesis themed marriage and divorce. Few are discussing other themes. He chose discusses shyster bambu.SEKIAN and thanks. : D

Minggu, 01 Mei 2016

ARJA KECIL

Beberapa hari yang lalu kepala sekolah mendatangi rumah saya. Dia menyerahkan beberapa kertas pendataan deteksi tumbuh kembang anak. Dia menyuruh saya mendata anak yang akan mengikuti acara pemeriksaan dari puskesmas Sokorejo Pekalongan.
"Kira-kira besok acaranya apa ya?" Tanya ibu kepala sekolah.
"Kurang tahu bu." Jawab saya.
"Imunisasi mungkin ya? Atau pemberian vaksin polio? Kabarnya mau dikasih tetes polio atau vitamin?" Kepala sekolah mengira-ngira.
"Bisa jadi bu... Kabarnya polio sekarang mau diganti yang model suntik ya bu?" Tanya saya.
"Apa iya?" Kepala sekolah mengerutkan kening.
"Kemarin ada sosialisasi vaksin polio mau diganti suntik di paha kanan dan kiri."
"ouh... gitu ya." Kepala sekolah manggut-manggut.
"Kemarin ibu-ibu yang mengikuti sosialisasi ada yang bertanya dan mengeluh, bagaimana jika model suntik itu nanti diadakan? masalahnya yang model pemberian tetes vaksin lewat mulut saja ibu-ibu ada yang susah untuk datang ke posyandu. Karena takut jika anaknya meriang gara-gara reaksi vaksin. Kemudian dokternya menjawab, katanya lebih baik sakit gara-gara reaksi vaksin daripada nantinya sakit kena virus dan lumpuh seumur hidup." Kataku.
"Ouh... gitu ya... tapi benar lho bu, saya juga takut jika anak saya disuntik kemudian meriyang. Saya dulu pernah mengalami sendiri ketika Arja masih kecil. Begitu juga saudara saya yang di Jakarta. Meriyang gara-gara disuntik imunisasi DPT 3. Padahal kakaknya sehat-sehat saja walaupun imunisasinya lengkap. Satu hari setelah disuntik, bekas suntikannya membesar dan melebar hingga ke seluruh kakinya. Saudara kepala sekolah tersebut sudah memeriksakan anaknya dan memberi obat tapi belum kunjung sembuh. Berhubung di Jakarta biaya pengobatannya mahal, ayah dan ibunya terpaksa singgah untuk sementara waktu di Pekalongan demi pengobatan anaknya. Arja juga seperti itu bu."
Wah pantas saja ibu-ibu yang ikut sosialisasi pada waktu itu ketakutan. Kata kepala sekolah badan Arja panas sehari setelah disuntik vaksin DPT 3. Ditambah dengan membengkaknya kaki yang sebelumnya disuntik. Waktu itu kepala sekolah panik dan cepat-cepat pergi ke puskesmas tempat kerja petugas posyandu yang menyuntik Arja.  Sepulang dari puskesmas, obat langsung diminumkan ke Arja. Keesokan harinya panas badannya tak kunjung turun. Kepala sekolah memberi obat untuk yang ke dua kalinya tapi Arja kecil masih saja panas dan rewel. Keesokan harinya kepala sekolah membawa Arja ke dokter lain. Dokter berikutnya tidak berhasil menyembuhkan Arja. hingga lima dokter sudah dicoba semua tapi hasilnya nihil malah bertambah parah. Arja kecil tidak bersuara ketika menangis, tubuhnya lemah tak berdaya, kadang kala tubuhnya kejang-kejang karena saking tidak kuatnya dengan sakit yang dideritanya.
Dokter yang ke lima tidak tinggal diam, dia menyarankan kepala sekolah agar Arja di bawa ke rumah sakit Pekajangan yang katanya ada dokter anak yang sudah lihai menangani anak-anak yang sakit parah. Kepala sekolah tak kalah gesit segera pergi ke Pekajangan, Pekalongan selatan.
"Anaknya kenapa bu?" Tanya dokter.
"Saya tidak tahu dia sakit apa. Awalnya dia meriang gara-gara dulu disuntik imunisasi DPT 3... bla...bla...bla." Kata Kepala sekolah menjelaskan dengan rinci awal kejadian hingga ia disuruh ke Pekajangan.
"Nama dokter yang pernah dicoba siapa saja bu?" Tanya dokter itu.
"Dokter A, B, C, D, E." Jawab kepala sekolah. Dokter tersebut mencatat nama-nama dokter yang disebutkan kepala sekolah.
"Dulu obat yang dikasih apa saja bu?"
"Ini pak, saya bawa semua obatnya."
"Obatnya sudah dicoba semua bu?"
"Sudah semua pak, dan hasilnya mengecewakan. Saya minumkan obat ke anak. Kalo reaksinya mengecewakan baru saya hentikan. Saya bingung pak, anak saya bukannya sembuh malah tambah parah tidak mengeluarkan suara ketika menangis. Kadang tubuhnya kejang-kejang, kemudian lemas."
Dokternya geleng-geleng kepala. Dia dengan sigap meraih Arja dan meletakkannya di atas tempat tidur.
"Mas, ambilkan air dan campurkan dengan ramuan XYZ." Kata dokter kepada asistennya. Kepala sekolah tidak tahu apa ramuan yang dimaksud oleh dokter tersebut. Dokter itu juga menyiapkan peralatan lain yang dibutuhkan.
Dokter itu mencampurkan ramuan XYZ ke dalam air. Arja diangkat ke atas dengan posisi kaki di atas dan kepala di bawah. Arja di tepuk-tepuk pelan oleh dokter kemudian dokter meraih air tadi dan dicipratkan ke tubuh anak. Arja menangis meronta tapi suara tangisnya tidak terdengar. Hanya mimik mukanya yang menjelaskan penderitaannya.
"Anak saya diapakan pak?" Tanya kepala sekolah panik karena tidak tahu tujuan dokter melakukan hal tersebut.
"Anak ibu kelebihan obat dengan tidak didukung gizi yang cukup, sehingga akibatnya seperti ini. over dosis." Kata dokter menjelaskan.
Setelah dirasa cukup memberi ramuan, Arja dimasukkan di sebuah kotak, semacam inkubator.
"Dok, kenapa anak saya dimasukkan ke dalam kulkas???!!" Kepala sekolah ketakutan.
"Sudah tenang saja, itu bukan kulkas. Itu penghangat badan."
Beberapa menit kemudian Arja dikeluarkan. Arja diangkat keatas dan di tepuk-tepuk pelan.
"iiiiiikkk.... iiikkk." Arja bersuara.  Hanya sebatas itu, tapi mendengar suaranya walaupun sebatas iiiiiikkkk, kepala sekolah merasa bahagia luar biasa.
Dokter menyiapkan obat dan memberikannya kepada kepala sekolah.
"Ini nanti diminum. Kalau ada reaksi segera lapor ke saya ya bu..." Kata dokter itu.
Beberapa hari kemudian panas Arja turun dan kembali normal. Intinya hanya anak-anak tertentu yang tidak cocok dengan vaksin imunisasi. Nyatanya saudara Arja yang lain baik-baik saja ketika imunisasi lengkap. Jangan terburu-buru ganti dokter. Usahakan anak dalam keadaan fit ketika akan diimunisasi dan beri gizi yang cukup kepada anak. Apabila anak bertambah parah ketika imunisasi jangan panik. Carilah ilmu sebanyak-banyaknya dari tetangga atau orang tua yang sudah pengalaman imunisasi. Selamat mencoba. Good luck Arja kecil.

Alamat

Berbagi Kebahagiaan, ilmu yang pernah diajarkan kepada saya.
Terima Kasih untuk guru, teman dan keluarga tercinta.

ads

loading...