Senin, 09 Mei 2016

ARAK-ARAK

Ketika saya masih kecil seumuran anak SD, nenek saya kadang menceritakan sebuah dongeng. Cerita tersebut saya ingat hingga sampai saat ini. Saya tidak tahu apakah cerita tersebut nyata atau tidak. Sampai saat ini saya juga belum mencari sumber cerita tersebut, dari mana berasal dan apakah cerita tersebut mencirikhaskan sebuah daerah tertentu. Saya pikir dulu mungkin nenek saya mengarang asal tanpa sumber bacaan.
Ceritanya bukan Si Kancil atau para nabi. Ceritanya tentang Arak-arak. Arak-arak yang dimaksud bukan sebuah festival atau pawai. Arak-arak tersebut merujuk pada suara anak-anak dari kejauhan.
Pada zaman dulu ada seorang ibu yang mempunyai banyak anak. Dia mengurus anak-anaknya dengan begitu lelahnya. Dia mengurus sendiri, sampai pada suatu ketika dia memutuskan untuk mencari nafkah di luar kota. Ibu tersebut membuat sebuah lubang yang sangat besar dan menyuruh anak-anaknya masuk di lubang tersebut. Dia terpaksa meninggalkan anaknya yang masih kecil-kecil. Anak-anaknya menangis melepas kepergian ibunya.
Suara tangis anak-anak itu kata nenek saya terdengar dari kejauhan. "Arak...arak...arak...arak." Saya dulu tidak menanyakan kenapa suaranya bukan Oeeekkk Oeeekkk, Huhuhuhuhuhu, Hiks Hiks Hiks atau Huaaaaa Huaaaaaa. Saya terima mentah-mentah cerita nenek itu. Cerita tersebut cukup ampuh untuk merayu saya agar cepat tidur. Pasti kalau saya tidak tidur-tidur nenek akan bilang. "Ayo tidur... ada arak-arak... ada arak-arak." Terkesan menakutkan.
Ceritanya berhenti sampai disitu. Nenek saya tidak menceritakan bagaimana ayah dari anak-anak tersebut. Apakah meninggal atau pergi meninggalkan mereka dan tak kembali pulang seperti bang Thoyib. Sampai saya dewasa dan nenek meninggal pun saya belum sempat menanyakan dari mana cerita tersebut berasal.
Sampai saat ini saya kadang masih penasaran. Apakah masih ada arak-arak di tahun 2016 ini? Di malam yang larut saya kadang mengamati suara-suara dari kejauhan. Ada suara arak-arak tapi saya yakin itu suara mesin pabrik tekstil di daerah belakang kampungku. Hahahaha ada-ada saja nenekku. Mugo-mugo simbahku diparingi jembar kuburane. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alamat

Berbagi Kebahagiaan, ilmu yang pernah diajarkan kepada saya.
Terima Kasih untuk guru, teman dan keluarga tercinta.

ads

loading...