Selasa, 19 April 2016

EDELWIS KECIL

Mempunyai banyak anak kadang menimbulkan kecemasan bagi beberapa orang tua. Apalagi bagi orang tua yang berpenghasilan rata-rata atau menengah ke bawah. Tapi banyak pengalaman menarik dialami oleh orang tua yang mempunyai banyak anak. Hal tersebut dialami teman sekantor saya, Bu Mita.
Bu Mita mempunyai lima anak. Dua anak perempuan dan tiga anak laki-laki. Pertama, anak perempuan bernama Edelwis, kedua anak laki-laki bernama Gilang, ketiga anak laki-laki bernama Galih, keempat anak perempan bernama Ema dan yang terakhir anak laki-laki bernama Ghoni. Kelima anak Bu Mita mempunyai karakter yang berbeda-beda dan keunikan tersendiri. 
Bu Mita ini mengajarkan bahasa jawa halus kepada kelima anaknya ini sejak mereka masih bayi. Tak heran jika anak-anaknya lancar berbahasa Jawa halus. Edelwis, anak Bu Mita yang paling besar, sampai saat ini pun selalu berbahasa Jawa halus jika berbincang-bincang kepada saya.
Bu Mita kadang berbagi cerita dan pengalaman kepada saya tentang anak-anaknya. Betapa merepotkan mengurus lima anak. Memikirkan rumah, listrik, kebutuhan makan sehari-hari, uang saku, uang SPP dan lain-sebagainya. Belum lagi masalah karakter anak-anaknya yang berbeda, ada yang penurut, ada yang manja dan ada pula yang pemberontak. Pokoknya komplit. Kadang-kadang pula ia bercerita tentang masa kecil anak-anaknya yang unik.  
Kali ini saya akan bercerita tentang si Edelwis. Saya akan mengulas tentang Edelwis kecil yang selalu menggigit dan mengisap jempol tangan kanannya ketika akan tidur. Ceritanya si Edelwis ini dari bayi selalu menggigit jempol tangan kanannya sampai usia SD kelas 1. Saking seringnya menggigit sampai-sampai jempol Edelwis kecil dan mengkerut. 
Dulu bu Mita ini bingung bagaimana caranya agar kebiasaan anaknya ini hilang. Sudah dicoba beberapa kali ketika anaknya tertidur bu Mita menyingkirkan jempol Edelwis, tapi secara reflek jempolnya langsung dimasukkan ke mulutnya dan tertidur pulas. Sudah berkali-kali Edelwis dinasihati ibunya untuk tidak menghisap jempol, tapi tetap saja Edelwis menikmati jempolnya ketika akan tidur.
Suatu ketika ada teman Edelwis yang berulang tahun. Edelwis dan ibunya diundang ke acara itu. Pada waktu itu ibunya mengamati siapa saja yang diundang pada acara ulang tahun tersebut. Ternyata teman Edelwis mengundang badut untuk meramaikan pestanya. Pada waktu itu Bu Mita mempunyai ide mendekati si badut sebelum acara dimulai. Bu Mita meminta si badut bekerjasama dengannya agar anaknya sembuh dari mengisap jempol.
"Pak, nanti tolong bilang di depan anak-anak ya agar tidak menghisap jempol tangan terus-terusan, nanti bilang saja, tangan kita tidak selalu bersih, takutnya pas tangan kita tidak bersih kita menghisap jempol ada kuman yang masuk." Si badut manggut-manggut.
Walhasil malamnya si Edelwis kecil teringat kata-kata badut. Ketika ia akan menghisap jempol, dia tiba-tiba ingat dan buru-buru menyembunyikan tangannya ke selimut. yeeeeeeyyyyy :D Manjur juga kata-kata badut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alamat

Berbagi Kebahagiaan, ilmu yang pernah diajarkan kepada saya.
Terima Kasih untuk guru, teman dan keluarga tercinta.

ads

loading...