Senin, 30 Mei 2016

WANI PIRO (BERANI BERAPA)

Beberapa waktu lalu saudara mantan bos adik saya masuk ke rumah sakit. Bos adik saya tersebut masih ada ikatan saudara dengan mertua adik saya. Sakitnya cukup parah, yaitu stroke. Dia dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Siti Khodijah Pekalongan. Sebenarnya tempat tinggal mereka di daerah Subah Batang. Tapi karena menurut orang-orang di daerah itu RS Siti Khodijah adalah RS yang bergengsi dan berbasis Islam, maka mereka akan bangga bila berobat ke RS Siti Khodijah. 
Singkat kata mertua adik saya ingin menengok saudaranya tersebut. Dia singgah ke rumah kami di Setono bersama anaknya (suami adik saya) dan adik saya. Karena mertua adik saya naik bus dan anaknya naik motor, maka mertua adik saya diantar oleh adik cowok saya. Jadi yang pergi ke RS Siti Khodijah tersebut adalah adik cowok saya, adik cewek saya bersama suami dan mertuanya. Mereka disana sekitar kurang lebih 1 jam. Tak lama kemudian mereka pulang.
Sepulang dari RS, adik saya yang cowok bercerita. Ceritanya kurang lebih tentang pekerjaannya. Intinya, mantan bos tersebut ingin agar anaknya bisa bekerja di tempat adik cowok saya bekerja, yaitu di Bappeda Pekalongan (Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah). Apapun caranya. Mantan bos tersebut mau membayar mahal kepada adik cowok saya agar anaknya bisa masuk bekerja di Bappeda. Saya terpana dan tersenyum menanggapi cerita adikku tersebut. Wani piro jal? Lol.
Maklum anak bos. Ketika bos tersebut mengutarakan keinginannya di RS, adik saya hanya tersenyum. Anak mantan bos tersebut katanya baru lulus kuliah dan belum bekerja sehingga orang tuanya ingin sekali agar anaknya segera bekerja berapapun biayanya akan diusahakan. Syukur-syukur bisa bekerja ke kantor pemerintahan seperti adik cowok saya. Tapi adik saya tidak begitu menanggapi sehingga sampai saat ini anak mantan bos tersebut mungkin belum bekerja.
Perlu diketahui sebenarnya adik cowok saya tidak serta merta langsung bekerja di Bappeda. Awalnya dia berpindah-pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain. Dari satu tempat ke tempat yang lain. Dari yang dulunya naik sepeda hingga sepeda motor. Dari pekerjaan buruh bergaji sedikit hingga yang bergaji UMR. Tidak ada istilah uang pelicin atau apapun. Dia seperti kebanyakan orang mencari, mendaftar kerja dan menikmati pekerjaan. Mengalir begitu saja.
Dulu saya ingat ketika lulus SMA pertama kali. Dia melamar pekerjaan di rental pengetikan dan warnet di daerah Pekalongan barat. Dia berangkat pulang menggunakan sepeda jepang. Kulitnya menjadi coklat tua karena sering kepanasan. Kabarnya waktu itu warnetnya bangkrut dan adik saya kadang telat digaji. Printer warnetnya pun sering rusak sehingga pelanggan warnet tersebut lama-kelamaan berkurang. Ditambah lagi suatu ketika bos warnetnya kecelakaan, sehingga administrasi warnet itu semakin memburuk dan adikku pindah ke warnet lain.

Tak lama kemudian adikku mendaftar di warnet belakang gedung kanzuz habib Luthfi. Lumayan dekat dari rumah saya dibanding warnet sebelumnya. Sama seperti yang sebelumnya lama-kelamaan adik saya tidak nyaman bekerja di sana. Teman sesama siftnya kadang tidak berangkat karena sedang kuliah sehingga dia harus berangkat dobel siang dan malam. Kadang teman siftnya berangkat telat sehingga ia sering kelebihan jam kerja.
Suatu ketika adik saya sakit karena kelelahan bekerja. Penyebabnya mungkin dia tidak terbiasa bekerja siang dan malam, kurang minum dan tidak diimbangi dengan gizi yang cukup. Dia tidak berangkat beberapa hari. Bos warnetnya meneleponnya agar segera berangkat. Melihat kondisinya yang drop karena sering kemasukan angin malam, kami sekeluarga menyuruhnya agar berhenti bekerja di warnet itu. Waktu itu bosnya sempat tidak mau melepaskan adik saya, tapi setelah diberi penjelasan akhirnya bos warnet tersebut merelakan.
Beberapa hari kemudian adik saya mendaftar bekerja sebagai buruh batik. Mulanya dia bekerja di pabrik batik yang tidak begitu terkenal di daerah Bugisan Pekalongan utara. Tugasnya adalah mengecap batik. Disamping dia bekerja, dia juga mengambil kuliah di Politeknik Pusmanu Pekalongan. Dia mengambil jurusan Kesekretariatan dan Administrasi Kantor. Sebenarnya waktu itu dia agak ragu dengan pilihannya karena saat itu dia bekerja di bidang batik. Idealnya dia mengambil jurusan Teknik Batik. Tapi jurusan itu terlanjur dipilihnya sehingga ia tetap menjalaninya.
Dia bekerja di daerah Bugisan hanya beberapa minggu saja. Tak lama kemudian dia pindah lagi ke pabrik batik yang lain.


Selang beberapa hari dia pindah di pabrik batik yang baru. Menantu paman saya datang ke rumah. Dia sedang mencari orang untuk ditempatkan bekerja di Bappeda. Posisi yang dibutuhkan saat itu adalah bagian Out Scorsing (tulisannya benar atau salah, mohon dibenarken jika salah). Syaratnya harus menguasai IT. Kebetulan adik saya adalah lulusan SMK Syafie Akrom jurusan TKJ (Teknik Komputer Jaringan), sehingga dengan mudahnya ia bisa bekerja di sana.

Hai kamu anak bos. Jangan mentang-mentang kamu anak bos dengan seenaknya berani membayar berapapun agar bisa kerja enak. Setidaknya cobalah kerja dari posisi rendah. Cari pengalaman terlebih dahulu. Kamu berani membayar berapa kepada adik saya yang sudah susah payah dari posisi buruh kuli hingga dia bekerja di kantor pemerintahan. Lihat sejarah adik saya dulu bekerja. Adik cowok saya hanyalah seorang Out Scorsing bukan PNS. Wani piro? :D
  

Minggu, 29 Mei 2016

UANGKU TERTINGGAL DI MESIN ATM!


Salah satu dari anda pasti pernah mempunyai pengalaman yang sama seperti saya. Yaitu lupa mengambil uang yang telah keluar dari mesin ATM. Kejadian tersebut saya alami satu tahun yang lalu di ATM daerah komplek grosir Setono Pekalongan.
Awalnya saya pergi ke grosir Setono untuk membeli baju batik. Saya mendatangi penjual langganan saya. Saya ingat waktu itu saya hanya membawa kartu ATM. Ketika akan melakukan transaksi pembayaran kepada penjual, saya meminta ijin terlebih dahulu untuk mengambil uang saya di ATM.
Saya masuk ke ruang ATM BRI. Kartu ATM saya masukkan ke mesin, saya pencet nomor PIN, memilih menu pengambilan uang dan jumlah uang yang saya tarik, kartu ATM keluar dan saya langsung pergi ke toko langganan saya. Saya berjalan dengan santainya dan tidak mengamati apa yang telah terjadi pada saya. Saya baru sadar ketika akan membayar pesanan saya. Saya cari uang saya di tas. Saya tidak menemukan uang ratusan ribu di tas. Saya periksa bagian saku depan dan samping tas. Tapi hasilnya nihil. Seketika itu saya sadar uang saya tertinggal di ATM.
Si penjual baju mengamati saya dan dia tahu apa yang terjadi, cepat-cepat dia menyuruh saya pergi ke ATM. Saya bergegas ke ATM. Saya membuka pintu ATM BRI dan saya merasa bahagia sekali ternyata uang saya masih utuh tertinggal di mesin itu. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jika ada orang yang datang setelah saya dan mengambil uang itu. Syukur-syukur jika orang itu mengumumkan uang temuannya, bagaimana jika uang itu dibawa kabur. Saya kembali lagi ke toko tadi. Si penjual turut bersuka cita melihat uang saya masih utuh. Kejadian seperti saya katanya pernah dialami oleh penjual lain di grosir Setono. Nominalnya lebih besar dari saya, sekitar 1 juta lebih. Uang tersebut tertinggal di mesin ATM dan untungnya pengguna ATM berikutnya mengumumkan uang itu.
Sejak kejadian itu, saya sering berhati-hati menggunakan mesin ATM. Entah kenapa ketika menggunakan ATM, saya teringat kejadian itu. Saya akan selalu ingat ketika kartu ATM keluar, maka saya mengatakan kepada diri saya, ambil uangnya, ambil uangnya, ambil uangnya, jangan lupa ambil uangnya. Saya tidak mau lagi kejadian itu terulang.  
So, buat pengguna mesin ATM, dimanapun anda berada. Tatalah hati dan pikiran sebelum menggunakan ATM. Jangan terburu-buru ketika menggunakan mesin ATM. Periksa semua yang kita bawa ketika masuk atau keluar dari ruang mesin ATM. Semoga pengalaman saya bermanfaat bagi anda.

Sabtu, 28 Mei 2016

KUCING


Kucing itu.... lucu
Kucing itu menggemaskan
Kucing itu manja
Kucing itu penurut
Kucing itu kadang nyebelin kadang saya kasihan melihatnya
Kucing itu makhluk tidak berdosa
Kucing itu.... lincah. Dia berlari, bermain, innocent, ketika sakit tak banyak omong, sabar menghadapinya.
Kucing itu cerewet jika minta makanan.
Kucing kecil itu berlari dengan gigih, ke atas, memanjat tapi ragu ketika akan turun.
Kucing itu kadang takut jika melihat orang yang belum pernah dilihatnya.



ANAK ARAB

Siapa saja yang paling membuatmu terkesan semasa kamu SMP? Kegiatanmu? Guru? Teman-temanmu? Dulu saya masuk SMP swasta, SMP AL IRSYAD AL ISLAMIYAH Pekalongan. Saya terkaget-kaget ketika masuk di SMP tersebut. Saya bertemu teman-teman baru keturunan arab. Sebelumnya saya belum pernah berteman dengan anak-anak arab. Yang paling saya tahu tentang arab waktu itu adalah bos paman saya. Sepasang suami istri keturunan arab. Si perempuan dipanggil kak Is, sedangkan suaminya biasa dipanggil kak Japar. Tapi waktu itu saya tidak begitu mengamati mereka karena saya hanya bertemu mereka ketika paman saya mengajakku ke rumah mereka.
Sampai suatu hari saya masuk ke SMP Al Irsyad dan saya melihat banyaknya teman-teman baru saya yang berketurunan arab. Saya dari latar belakang orang jawa tinggal di lingkungan orang jawa tiba-tiba saja bertemu teman-teman arab di dalam kelas. Mereka adalah hal yang baru bagi saya waktu itu. Saya mengamati mereka satu persatu, mengapa hidung mereka lebih mancung dari saya. Mata mereka dengan bulu mata lentiknya. Mengapa mereka sangat cerewet. Mengapa kebanyakan mereka cantik dan ganteng. Mengapa kebanyakan rambut mereka keriting atau bergelombang. Mengapa tangan mereka berbulu. Saya jarang sekali melihat teman-teman saya yang keturunan jawa mempunyai rambut lebat di tangannya seperti mereka. Lol.
Saya juga mengamati perkataan mereka yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Seperti kata wallahi. Kata itu sering diucapkan mereka jika ingin meyakinkan temannya. Saya baru benar-benar mengetahui arti ucapan itu ketika saya lulus SMA. Saya belajar ilmu nahwu atau tata bahasa arab dan saya tahu bahwa kata wallahi berasal dari kata wa dan Allahi yang artinya adalah sumpah. Suatu ketika saya pernah mempraktekkan kata-kata wallahi di hadapan orang tua saya. Reaksi bapak saya malah tertawa "Wah.... tiru-tiru wong arab." Gara-gara reaksi bapak tersebut, akhirnya pada saat itu hingga sampai saat ini saya tidak mau meniru perkataan orang arab lagi. 
Dulu saya tidak suka jika mereka terlalu cerewet. Mengapa mereka begitu aktif dan saya tidak berani seperti mereka. Saya juga tidak suka jika anak-anak arab lebih suka bergerombol dengan teman arab dibanding teman keturunan jawa. Ada beberapa dari mereka yang saya benci dan yang saya hormati. Terutama teman-teman yang kadang mengganggu saya dan kakak kelas saya yang suka ngatur-ngatur ketika masa orientasi. Dulu saya tidak suka sikap mereka. Suatu ketika saya disuruh guru saya untuk menyampaikan sesuatu kepada kakak kelas saya. Saya sangat ingat hingga saat ini. Ceritanya saya disuruh memanggil Zakiyah, kakak kelas saya di kelasnya. Saya ditemani teman saya menuju kelasnya Zakiyah. Saya ketuk pintu dan saya mengucapkan salam dengan lirih. Saya sudah mengucapkan salam, saya ingat betul. Saya membuka pintu dan ada kakak kelas saya yang lain menegur dengan ketus namanya Fifi. Zakiyah dan Fifi ini keduanya keturunan arab. Kebetulan ada guru yang sedang mengajar di kelas itu.
"Ada apa mbak?" Tanya guru yang mengajar di kelas itu.
"Mau cari Zakiyah. Zakiyah  di panggil bu Nabila." Kataku pelan.
"Kalau masuk salam dong." Kata Fifi dengan ketusnya.
"Oh... saya dipanggil bu Nabila ya. Udah biarin lah Fi... namanya juga masih kecil." Kata Zakiyah menanggapiku. Dia berdiri dan mendekatiku. Kami keluar kelas bersama.
Saya hanya diam dan sangat malu dilihat kakak-kakak kelas yang lain. Rasanya saya seperti kura-kura yang tak berdaya, dibentak majikan dan saya langsung masuk ke dalam tempurung. Sumpah saya tidak bisa berkutik waktu itu. Saya sangat senang sekali dengan respon Zakiyah. Kakak kelas arab yang baik hati. Bagi saya dia bagaikan malaikat waktu itu. Hahahahaha... Salam buat ZAKIYAH 
 

Rabu, 25 Mei 2016

100ribu vs 1juta

Bagaimana kamu melihat uang Rp. 100.000.? Kamu bisa mendapat apa saja dari uang itu? Anak-anak TK atau PAUD pasti akan melihat betapa banyaknya uang Rp. 100.000. Jika mereka diberi uang Rp. 100.000 secara cuma-cuma mereka pasti akan membeli banyak mainan, jajan dan digunakan untuk pergi ke suatu tempat rekreasi atau tempat yang banyak permainannya. Atau bahkan uang tersebut akan diminta ibunya untuk dibelikan keperluan rumah tangga. 
Bagaimana jika diberikan kepada anak SD, SMP, SMA? Kurang lebih sama. Mereka akan jajan, membeli mainan, menghabiskan uang tersebut ke warnet, membeli buku, membeli keperluan sekolah. Mereka akan tetap melihat betapa besarnya uang Rp. 100.000. Apalagi jika diberi uang 1 juta. Bagaikan mendapat durian runtuh.
Sangat berbeda sekali jika uang Rp. 100.000 diberikan kepada orang dewasa, mulai anak kuliah, orang sudah bekerja dan orang yang sudah berumah tangga. Mereka akan melihat betapa kecilnya uang Rp. 100.000 dan uang 1 juta. Uang 1 juta serasa kurang bagi mereka apalagi uang Rp. 100.000. Misalnya saja tunjangan kita cair setengah juta, 1 juta, 2 juta dan seterusnya. Kita bawa ke rumah. Sehari saja langsung ludes untuk keperluan anak kita, hutang dan kebutuhan sehari-hari. Jadi kalau ada pengumuman tunjangan akan cair, horeeeee tunjangan cair, alhamdulillah. Giliran sehari habis untuk membayar hutang. LEMES ;D

KUCING MAKAN AKAR TUMBUHAN

Anda tahu Acalypha indica? Tanaman yang akarnya sangat disukai kucing.
Akhir-akhir ini saya mencari tanaman itu. Sepertinya tanaman tersebut sudah langka di sekitar rumah saya. Saya kangen sekali melihat kucing memakan akar tumbuhan tersebut. Sebelah rumah saya tadinya adalah sebuah kebun yang ditumbuhi tumbuhan tersebut. Sekarang sebelah rumah saya sudah dibangun sebuah gedung pertemuan sehingga saya harus mencari tumbuhan tersebut di tempat lain.
 :(

Senin, 23 Mei 2016

MENGAJARI ANAK PIPIS

Saya kadang membeli bakso di daerah grosir Setono. Saya sering kesana jika kebetulan lewat di daerah tersebut.  Kebetulan beberapa waktu yang lalu saya kesana bertepatan dengan libur sekolah sehingga grosir Setono tampak ramai dikunjungi pengunjung. Saya mengajak teman saya dan langsung memesan bakso urat kesukaan saya. 
Beberapa menit setelah saya duduk dan memesan bakso, ada mobil yang datang dan berhenti tepat di depan warung samping bakso. Mesin mobil dimatikan dan ada 3 orang keluar dari mobil tersebut. Saya yakin mereka sepasang suami istri dengan 1 anak laki-laki. Anaknya merengek-rengek ingin pipis. Tanpa berpikir panjang, sang ibu duduk di mobil dengan pintu mobil yang terbuka. Celana si anak dilepas, ibunya memegangi tubuh si anak dan anak itu disuruh pipis keluar mobil. Pipisnya seperti pancuran dan membasahi lantai di bawah mobil.
Saya sedikit terkesima melihat pemandangan tersebut. Untungnya saya masih nafsu untuk memakan bakso yang sudah dihidangkan di hadapan saya. Saya awalnya sudah senang sekali melihat mereka. Pasangan yang serasi, si ibu cantik dan ayahnya ganteng ditambah anaknya yang lucu. Mereka naik mobil tapi mengajarkan anaknya pipis seperti itu. Saya tidak tahu apakah yang mengamati mereka hanyalah saya atau ada orang lain di warung sebelah. Ketika pipisnya sudah selesai, ibunya memakaikan celana kembali. Dia tidak mengelap atau menyiram dengan air aqua misalnya. Tidak ada usaha istinja' sama sekali.
Bagaimana ibunya mengajarkan toilet training? Apakah sejak kecil diajarkan seperti itu? Bagaimana nanti kalau berlanjut sampai dewasa? Apakah ibunya masih tidak enak badan sehingga ia malas untuk mengantar anaknya ke toilet? Pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul begitu saja di kepala saya. 
Alhamdulillah, saya dan semua adik saya dari kecil diajarkan toilet training. Bukan bermaksud membanggakan diri. Tapi saya ingat guru saya dulu mengatakan jika kita pipis dan tidak cebok, maka kita akan disiksa di kubur. Dulu ibu saya telaten sekali melatih kami cara membersihkan diri sehabis pipis. Saya dulu sempat terkaget-kaget jika melihat teman saya atau anak lain pipis sembarangan. Kadang di bawah pohon, di selokan depan rumahnya atau di tembok orang lain. Ibunya mungkin malas membawa mereka ke kamar mandi atau mungkin mereka tidak tahu cara beristinja'. Mereka tidak malu pipis sembarangan. Jika mereka membawa sebotol aqua lalu mereka mau bercebok sehabis pipis, mungkin saya masih bisa menerima. Tapi jika mereka tidak cebok, saya pasti akan bertanya-tanya pada diri saya sendiri. Apakah mereka tidak gatal? Bagaimana jika mereka masuk tempat ibadah? apakah celana mereka bau pesing?
Saya ingat sekali ketika saya masih seumuran anak SD. Saya akan rela menunggu jam istirahat atau jam pulang sekolah agar saya bisa pipis di rumah. Untungnya rumah saya agak dekat sehingga mudah dijangkau beberapa menit dengan jalan kaki. Saya jarang sekali pipis di kamar mandi sekolah, selain karena baunya kadang pesing, saya juga jijik jika kamar mandi dipakai oleh puluhan anak sekolah. Dulu saya mau pipis di kamar mandi sekolah hanya ketika ada acara pramuka dan menginap di sekolah. Tidak hanya saya yang seperti itu. Adik-adik saya juga seperti itu.
Kami dari kecil diajari istinja diguyur dari pusar perut sampai telapak kaki. Ketika bayi pun ibu saya membawa kami ke kamar mandi jika mendapati kami pipis atau buang air besar. Dia tidak pernah menggunakan tisu basah atau lap kering. Dia akan langsung mengguyurnya dengan air mengalir dan membersihkannya dengan dengan tangannya. 


Minggu, 22 Mei 2016

ANAK MANJA

Melatih anak untuk tidak manja sebaiknya dilakukan sejak kecil karena jika anak dibiarkan dituruti keinginannya secara terus menerus maka hal itu akan berdampak buruk bagi pribadi anak di kemudian hari. Sesekali kita tidak menuruti keinginan anak agar dia belajar bahwa semua keinginan tidak harus dituruti pada saat itu juga. Walaupun dia mengamuk di depan khalayak ramai, menangis dan mengancam. Sesekali kita tega membiarkan anak kita guling-guling meminta sesuatu, toh pada akhirnya dia akan berhenti menangis dan pada saat itu kita harus mengalihkan perhatiannya kepada hal yang lain, misalnya mengajak bermain dengan anak tetangga, mengajak jalan-jalan di sekitar kita dan cara positif lain.
Ternyata memang benar jika anak yang selalu dimanja sejak kecil akan mempunyai kepribadian yang buruk di kemudian hari. Saya mempunyai teman yang dari kecil semua keinginannya terpenuhi. Mulai dari hal yang sepele hingga yang besar. Dia bercerita sendiri bagaimana masa kecilnya dan bagaimana kesulitan yang dihadapinya saat ini jika keinginannya tidak tercapai. Dia gampang marah dan emosi. Teman saya yang lain juga mengalami hal seperti itu, begitu sulitnya mencegah adiknya yang ingin menguasai harta orang tuanya saking dari kecil dia sering dimanja.
Teman pertama saya bercerita tentang masa kecilnya yang selalu dimanja ayahnya. Mungkin karena ia adalah anak terakhir dan satu-satunya anak cowok. Dia bercerita bagaimana cara dia mendapatkan motor tiger ketika dia masih SMP. Dulu dia ingin sekali mempunyai motor tiger yang mana di kala itu masih menjadi primadona anak-anak muda di kampungnya. Awalnya ayahnya tidak mengabulkan keinginannya. Ayahnya membelikan motor model bebek. Teman saya ngambek ketika melihat motor bebek yang baru saja dibelikan olah ayahnya. Dia bersikeras tetap pada pendiriannya ingin memiliki motor tiger karena terlihat lebih keren dibanding motor bebek.

 motor tiger jaman kuno


motor bebek jaman kuno

Awalnya dia mau memakai motor bebek itu. Dia mau mengantar makanan ayahnya ke sawah dengan motor tersebut. Tapi alangkah terkejutnya ayahnya ketika dia memperlakukan motor itu di pinggir sawah. Motor bebek itu dimasukkan ke sawah dan teman saya berjalan kaki meninggalkan motor tersebut. Tapi saya sangat salut dengan ayahnya bagaimana ia mengejarkan anaknya agar tidak mencuri. Dia boleh meminta apapun asal dia tidak mencuri. Ayahnya akan memberi uang berapapun yang teman saya minta asal dia tidak mencuri dan berkata jujur. Tapi di sisi lain ayahnya tidak mengajarkan bagaimana menahan diri meminta sesuatu sehingga kebiasaan itu terbawa hingga ia dewasa. 
Saya sering melihat teman saya begitu marahnya jika melihat sesuatu yang tidak ia sukai. Kadang hal sepele bisa membuat dia marah, misal helmnya jatuh maka dia akan mengumpat dan emosi. Kadang pula ketika dia mengatakan sesuatu dan saya tidak sependapat dengannya dia akan ngotot mempertahankan pendapatnya dan dia akan mengancam jika keinginannya tidak dituruti.
Tidak hanya teman saya saja yang mengalami hal seperti itu. Ditempat lain juga ada yang seperti teman saya dan dampaknya kurang lebih sama parahnya dengan teman saya. Kebetulan orangnya masih ada hubungan saudara dengan tetangga saya. Suatu hari tetangga saya berkunjung ke rumah saya meminta bantuan untuk mengetikkan surat pernyataan pemberian harta atau hibah. Tetangga saya aslinya orang luar Pekalongan dan suaminya asli Pekalongan. Melihat isi surat itu saya awalnya khawatir, karena biasanya orang tua yang tiba-tiba datang kerumah dan membuat surat seperti itu pertanda ada sesuatu yang akan terjadi. Istilah orang Pekalongan "pak mekasi". Lol. Orang tua tetangga saya datang jauh-jauh berkunjung dari luar kota ke rumah anaknya bermaksud untuk membuat surat pernyataan pembagian harta.
Isi dari surat tersebut adalah tentang pembagian tanah dan rumah. Tetangga saya dan orang tuanya takut jika tanah dan rumah tersebut tidak segera dibagi, dikhawatirkan adik bungsu tetangga saya menguasai harta tersebut. Karena Selama ini adik tetangga saya menjual beberapa tanah milik orang tua tanpa sepengetahuan tetangga saya yang di Pekalongan dan kakaknya di Kalimantan. Usut punya usut, ternyata anak bungsu yang menguasai harta orang tua tetangga saya itu dari kecil selalu dimanja. Sehingga sampai besar dan dewasa, keinginannya ingin selalu dituruti dan dampaknya kepribadiannya menjadi buruk. Dia sudah berulangkali menjual tanah milik orang tuanya tanpa sepengetahuan kedua kakaknya dan dia tidak setuju jika tanah dan rumah itu dibagi kepada anak yang lain.

CANTING CAP BATIK TEMBAGA


SUASANA NISFU SYA'BAN DI PEKALONGAN, CENTRAL JAVA, INDONESIA

 Hai... Teman-teman muslim di dunia. Assalamualaikum. Kaifa khaluk.... bagaimana malam nisfu sya'ban kalian? Mudah-mudahan kita selalu dilimpahi keberkahan dari Allah SWT. Baik di waktu bulan Sya'ban atau bulan-bulan yang lain.



Kemarin sore saya diantar bapak saya pergi ke rumah teman saya di daerah Krapyak Pekalongan untuk mengambil barang pesanan saya. Saya melewati jalan Kimangun Sarkoro, kemudian jalan Seruni dan jalan Teratai. Di jalan Teratai, suasananya cukup ramai dan padat. Sempat macet tapi tidak terlalu lama.
Kebetulan pada hari itu daerah klego ada pasar tiban, jadi maklum macet. Saya juga tahu pada waktu itu jalan KH Agus Salim ditutup sehingga semua kendaraan yang akan lewat di jalan tersebut harus melewati jalan lain, salah satunya jalan Teratai. Saya tahu kenapa jalan tersebut ditutup. Tak lain dan tak bukan karena pada hari itu masjid Waqaf  yang terletak di sebelah barat jalan Agus Salim akan ada acara doa bersama malam nisfu Sya'ban. Tepatnya di kediaman Bib Bakir (Habib Bakir).

Banyak laki-laki berlalu lalang menuju jalan KH Agus Salim dengan menggunakan peci hitam atau putih dan baju putih. Mereka ada yang mengendarai motor bergerombol jalan bersama, ada yang menaiki mobil, parkir di tempat lain dan berjalan ke masjid waqaf. Saya tidak mengikuti acara tersebut, karena yang mengikuti kebanyakan laki-laki dan pastinya jalan daerah tersebut sangat sesak. Saya dan keluarga hanya berdoa di dalam rumah. Saya mendapat foto tersebut copas dari teman-teman BBM dan FB. Jika anda ke sini melihat secara langsung daerah sekitar masjid wakaf pada malam nisfu Sya'ban, maka anda akan melihat deretan mobil dan kendaraan bermotor yang diparkir dan puluhan orang berbaju putih di sepanjang jalan Surabaya, jalan Agus Salim, Jalan Semarang, jalan Bandung dan jalan Hasanudin.
Di Pekalongan, malam nisfu Sya'ban tidak hanya diisi acara doa bersama, akan tetapi juga diisi dengan acara silaturahmi di daerah Krapyak. Acara tersebut sudah menjadi tradisi daerah Krapyak. Mereka akan menyediakan jajan untuk teman-teman yang akan datang di rumah mereka. Acara tersebut bernama Sya'banan.
Bagaimana malam nisfu Sya'ban di kota anda? Share ya...

Kamis, 19 Mei 2016

KELAKUAN ADIK COWOK SAYA


BULAN SYA'BAN

BULAN SYA'BAN YANG PENUH BERKAH DAN BERKAT

 AWOG AWOG KETAN

LAUK BERKAT

LAUK BERKAT LAGI. MALAM INI KITA DAPAT 2 BERKAT

DIKLAT BERJENJANG

Hai... teman-teman semua assalamu'alaikum, selamat malam. Apakah kamu sudah sukses di sana. Alhamdulillah saya sudah sukses di sini. Walaupun kenyataannya seperti ini saya akan tetap bilang bahwa saya sudah sukses karena ucapan adalah doa. Saya yakin saya sukses. : D. Kali ini saya akan membahas diklat berjenjang karena saya sedang galau memikirkannya. Galau karena bagaimana nanti kelanjutannya.
Di kota saya, dinas pendidikan sedang gencar-gencarnya menghimbau pendidik PAUD yang masih lulusan SMP, SMA, SMK atau tidak kuliah di jurusan kepaudan untuk segera melakukan study lanjut. Ada dua pilihan yang ditawarkan oleh dinas pendidikan. Pertama, adalah melanjutkan S1 PAUD. Kedua, mengikuti diklat berjenjang. 
Dua tawaran ini masih menjadi polemik di kalangan guru PAUD yang belum "bertitel" S. Pd. Aud. Apakah akan melanjutkan S1 PAUD atau mengikuti diklat berjenjang saja. Saya sendiri lebih condong ke diklat berjenjang karena saya baru saja selesai kuliah. (nembe mawon kuliah... ampun ditawari kuliah riyeenn...).
Sebelumnya kita bahas dulu. Apa sih diklat berjenjang itu. Diklat berjenjang adalah sejenis pelatihan seperti workshop dimana materi yang dibahas tidak jauh berbeda dengan kuliah dan dilaksanakan secara bertahap. Ada jenjang pertama, kedua dan seterusnya. Diklat berjenjang ini diibaratkan seperti ringkasan kuliah. Apakah kita akan mendapatkan gelar S1 jika kita mengikuti diklat berjenjang? Tidak sayang. Kita tidak akan mendapat gelar apapun. Kita hanya mendapat ilmu, teman dan sertifikat yang diakui oleh dinas pendidikan. Seberapa mahal biayanya? Kalau di kota saya mematok tarif Rp. 500.000,- per guru untuk jenjang yang pertama dan bisa diangsur. Kapan waktunya dan berapa kali pertemuan? Habis lebaran tahun 2016 dan 5 hari pertemuan. Acara akan dimulai pada pagi hari dan selesai sore hari.
Ada beberapa guru yang berminat mengikuti diklat berjenjang dan ada pula yang lebih memilih kuliah S1 PAUD. Saya dulu awalnya ragu karena ada beberapa teman guru yang memberikan penjelasan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi jika kita mengikuti diklat berjenjang. Dia khawatir jika nantinya diklat berjenjang tidak berlaku lagi di masa mendatang dikarenakan perubahan peraturan pemerintahan. Sebagai contoh akta IV dan guru bertitel S. Pd. Dulu, guru lulusan selain sarjana pendidikan diharuskan menempuh pendidikan akta IV agar bisa mengajar di sekolah. Pada waktu itu beberapa guru lulusan sarjana non pendidikan berbondong-bondong mengejar akta IV. Saya yakin ada beberapa guru PAUD yang pernah mengenyam pendidikan akta IV dan sarjana kependidikan. Mereka saat ini dianjurkan belajar dan kuliah lagi. Sekarang akta IV sudah tidak dipakai mungkin dikarenakan pergantian pemerintahan yang membuat aturan baru. Yang menjadi pertanyaan, apakah diklat berjenjang ini nantinya akan sama nasibnya dengan akta IV?
Selain khawatir berlaku atau tidaknya diklat berjenjang di masa mendatang, ada juga yang mengkhawatirkan tentang biaya dan tempat jika nanti mengikuti diklat berjenjang berikutnya. Ada satu teman saya yang bersemangat akan mengikuti kuliah reguler S1 PAUD. Dia tidak tertarik sama sekali dengan diklat berjenjang. Alasan pertama, lulusan diklat berjenjang tidak mempunyai gelar sarjana. Kedua, dia khawatir biaya diklat jenjang berikutnya sangat mahal hingga puluhan juta. Ketiga, tempat pelaksanaan diklat berjenjang berikutnya bisa jadi di luar kota, sehingga akan menambah beban biaya lagi.
Tapi saya kira masalah biaya akan disesuaikan karena dinas pendidikan pasti tahu dan memahami seberapa besar gaji yang didapat guru PAUD. Jika nantinya pada jenjang berikutnya harus mengeluarkan puluhan juta dan saya tidak mampu membayarnya, maka saya hanya akan mengikuti jenjang yang pertama saja. Saya tidak akan menyesalinya karena saya pernah merasakan kuliah di jurusan lain. Dari pada kuliah lagi mengejar S1 PAUD, lebih baik biaya tersebut dialokasikan untuk keluarga saya yang masih membutuhkan atau untuk pendidikan anak kita nanti. Sedangkan untuk lokasi pelaksanaan yang pertama di dalam kota. Adapun nanti jenjang berikutnya dilaksanakan di luar kota, saya tidak akan memikirkan itu dulu. Karena yang tahu persis kebutuhan saya akan diklat tersebut adalah saya sendiri. Saya akan mengajar, maka saya harus punya bekal.  
SEMANGAT

HIDUP ITU KERAS

Saya mempunyai sepupu di daerah Pekalongan Utara. Dari sepupu-sepupu saya yang lain, dia adalah sepupu yang paling tua. Kalau saya main ke rumahnya dia kadang suka berbicara tentang kehidupan. Dia juga kadang menasihati saya. Dia pernah mengatakan bahwa hidup itu keras dan penuh perjuangan. Hidup itu sawang-sinawang. Kadang orang lain melihat kita kelihatan bahagia dan sukses, tapi kita yang menjalani serasa jatuh bangun. Kita menjalani serasa gali lubang tutup lubang. 
Bukan hanya sepupu saya yang curhat dengan saya. Ada beberapa teman dan wali murid yang kadang berkeluh kesah menceritakan hidupnya. Ada yang tegar, ada yang dipenuhi tangisan dan ada pula yang bahagia. Tapi tetap saja sebahagia apapun tetap harus terus berjuang, ada tangis atau kekecewaan di dalamnya. Ternyata mereka sama dengan saya ya. 
Kemarin pun salah satu teman saya datang ke rumah. Dia meminta saya membantu mengetikkan tugasnya. Sambil menjelaskan tentang tugasnya dia juga curhat tentang kehidupannya. Awalnya saya menanyakan tentang teman saya yang suaminya masih ada hubungan saudara dengan teman saya tersebut dan baru-baru kemarin menikah. Ujung-ujungnya pertanyaan saya merembet membicarakan hal yang lain.
"Ouh... itu teman kamu ya, Um." Tanya dia.
"Iya seangkatan dengan saya."
"Ouh... Dia katanya cumloude ya, Um."
"Saya kurang tahu bu. Soalnya dia wisuda lebih dulu."
"Orang tuanya yang bilang kalau dia cumloude."
"Kalau cumloude lumrah bu.. Dia anak yang pandai di kelasnya." Kataku sambil manggut-manggut.
"Tapi menurut saya cumloude di sini berbeda dengan kuliah saya dulu di luar kota bu. Kalau di sini sangat mudah mendapatkan IP 3,00. Kalau saya dulu sulit sekali mendapat IP tinggi."
"Ya betul bu. Teman-teman saya juga ada yang pernah bilang seperti itu."
"Di sini juga bisa mendapat nilai A dengan uang bu."
"Benarkah?" Saya bertanya heran.
"Iya, teman seangkatan saya dulu pernah kuliah dengan saya. Karena dia mengajar dan titelnya tidak dari pendidikan, akhirnya dia kuliah lagi di kota ini. Dia kadang ngasih uang ke dosen sekian juta dan dia mendapat nilai A." 
Saya mendengarkan teman saya dengan seksama dan ia melanjutkan.
"Dia sekarang menjadi dosen bu. Dia lebih sukses dengan saya. Kalau saya bertemu dengannya, dia kadang cerita tentang kesuksesannya. Dia membeli rumah dan mobil sendiri. Padahal dulu waktu kuliah dia IP nya lebih rendah dengan saya. Kenapa dia bisa sukses seperti itu sedangkan saya hanya biasa saja."
Kedengarannya nelongso ya. : D .
"Jenengan itu jangan merendah seperti itu. Nyatanya jenengan punya kios di pasar Banjarsari. Saya kalau memandang jenengan ya kelihatan lebih sukses dari saya bu... Jangan merendah gitu ah..." Kataku sambil tertawa.
"Alhamdulillah... " Kata dia sambil ikut-ikutan tersenyum. Dia meneruskan lagi. "Tapi saya kadang-kadang ada rasa gimana gitu... Kenapa saya yang berjuang lebih ternyata hasilnya biasa saja. Saya akui dia bisa sekolah S2 dan menjadi dosen. Saya gelonya di situ bu. Kenapa saya tidak ambil S2 saja dari dulu..."

Yowes nyatane... Ndewe mong iso ngrencanake tapi yang memutuskan gusti Allah. Yows berjuang kaleh kulo mawon yok bu... Hehehehehe

Rabu, 18 Mei 2016

BULAN SYA'BAN

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 💐

Selamat Tinggal Bulan Rojab.....
Bulan Istighfar....
Bulan mulia.....
Bulannya Allah....
سبحانه و تعالى 🎁🎁

Selamat Datang Bulan Sya'ban Mubarak......
Bulan Sholawat........
Bulannya Rosululloh... Shollallohu 'Alaihi Wa Aalihi Wa Sohbihi Wasallam.

Rosululloh bersabda:

 شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ🎁🎁

“Inilah bulan 💝yang di dalamnya amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam” (HR. An-Nasa’i dan Ahmad; Hasan)

3 amalan yang dianjurkan di dalam bulan sya'ban adalah:
🎁💝 Memperbanyak puasa sunnah.
🎁💝 Membayar hutang puasa Romadhon (apabila ada)
🎁💝 Memperbanyak amal sholih yaitu dengan cara bersholawat. sholat sunnah...bershodaqah dll.....

🎁💝kami mohon untuk dibukakan pintu maaf kepada segenap Shahabat2 ku........ apabila ada kesalahan,baik kata maupun perbuatan sengaja maupun tidak di sengaja ....

❤💙💚💛💜
مرحبا يا شهر شعبان☘🌺🌹🌻🍁🌿

اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان..
آمين آمين اللهم آمين يارب العالمين

GEBYAR HADIAH

Hai teman-teman, Kamu tahu batik? kamu tahu jenis batik? PINGIN BAJU BATIK GRATIS BUAT LEBARAN? Kalau mau, coba sebutkan motif batik apa yang menjadi ciri khas daerah Pekalongan. Tuliskan jawabanmu di komentar fb. Jawaban yang benar akan diundi dan diumumkan tanggal 18 Juni 2016. Nanti akan diambil 1 pemenang cewek dan 1 pemenang cowok. Syaratnya share pengumuman tsb. Bagi yang belum Add fb Batik Bajusantai Sonia silahkan di add dulu.
HADIAHNYA... MAU TAHU..
yaituuuu buat cewek 1 baju batik cewek ukuran M.
buat cowok, hem batik ukuran M. ayooo buruan daftarin anak, bapak, ibu, adik, kakak dan saudara kita lain. siapa tahu beruntung.
jawaban dikirim ke komentar postingan GEBYAR HADIAH di FB Batik Bajusantai Sonia

Selasa, 17 Mei 2016

SILATURAHMI TANPA SMS

Kemarin saya mampir ke kampus untuk meminta tanda tangan kedua pembimbing saya. Saya sudah mau wisuda ceritanya. Ini insya Allah terakhir kalinya saya minta tanda tangan pada dosen pembimbing. Saya berangkat agak pagi dan saya pilih hari senin karena saya yakin hari senin adalah hari kerja paling aktif. Para dosen yang saya tuju pasti hadir di kampus.
Saya menunggu di kursi panjang depan kantor dosen. Saya mengamati mahasiswa, mahasiswi, pegawai dan dosen yang berlalu lalang di depan saya. Saya menunggu kurang lebih setengah jam. Ada dua mahasiswa yang duduk bergantian di sebelah saya. Yang pertama dia menunggu dosen A untuk ujian tilawah. Yang kedua tujuannya sama dengan saya, menunggu dosen pembimbing I saya. 
"Sudah janjian dengan pak Saif, Mbak?" Tanya dia.
"Belum, tapi saya yakin kalau hari senin beliau pasti berangkat ke kampus." Kataku,
"Iya mbak, tadi sebelum saya berangkat kesini saya sms, beliau menjawab akan datang ke kampus sebelum jam 12."
"Hmmmm... oke. Kita tunggu saja sampai datang." Kataku sambil melihat jam.
"Ya. Mobilnya biasanya diparkir di situ mbak." Kata dia sambil menunjuk ke depan.
Entahlah, saya tidak janjian terlebih dahulu. Saya berangkat saja minta diantarkan bapak. Kemarin mengalir saja, bahkan saya tidak ada niatan meniru ustadz saya yang dulu mengajarkan saya untuk tidak sms dulu sebelum ke rumahnya. Ketika tiba-tiba terlintas untuk membuat artikel ini saya teringat pesan ustadz Min.
Saya ingat dulu ketika saya dengan teman-teman akan silaturahmi ke ustadz Min. Waktu itu hari ke sekian setelah hari raya idul fitri. Kami berkumpul malam hari. Saya ada inisiatif sms mau silaturahmi terlebih dahulu barangkali ustadz Min tidak ada di rumah. Saya sms menanyakan apakah beliau di rumah. Beliau tidak menjawab sehingga kami memutuskan untuk tetap datang ke rumah beliau tanpa menunggu jawaban sms.
Sesampainya kami di depan rumah beliau, kami mendapati beliau beserta istri dan anaknya berada di rumah. Kami dipersilahkan masuk, saling meminta maaf dan memaafkan karena pada wakt itu suasana lebaran dan kami bercakap-cakap dengan beliau. Tak lama kemudian beliau membahas sms saya.
"Kalau ke rumah saya tidak usah sms terlebih dahulu, Um. Karena tujuannya kita mendapat pahala dari silaturahmi. Misal kalian datang dan tuan rumah tidak ada di rumah, maka kalian sudah mendapatkan pahala silaturahmi. Makanya saya tadi tidak membalas sms."
Alhamdulillah dapat ilmu lagi. : ) Semoga bermanfaat buat teman-teman.
 

Senin, 16 Mei 2016

ROTI PURIMAS VS NABATI MILKUAT

Menjadi guru PAUD selama 7 tahun itu ada asam, garam, pahit dan manisnya. Jujur saja saya senang jika ada wali murid yang tiba-tiba datang ke rumah di luar jam pelajaran membawa jajan, makanan atau sekedar bermain memuaskan anaknya yang ingin bertemu saya. Saya juga senang jika ada anak yang ulang tahun, wali murid yang slametan membawa berkat, gurunya dicipratin berkat atau jajan, disapa anak-anak dari kejauhan dan bertemu wali murid yang ramah-ramah walaupun mungkin di rumah mereka sedang banyak masalah. Kadang ada wali murid yang curhat masalah rumah tangga mereka, mereka ingin saya mendengarkan mereka.
Menjadi guru PAUD juga ada dukanya, misal ada anak yang muntah atau mengeluarkan kotoran, mereka kadang tidak diantar oleh orang tuanya maka yang akan membersihkan adalah gurunya. Gaji guru PAUD tidak banyak karena kita dituntut untuk menjadi relawan, kadang wali murid ada yang tidak puas dengan pelayanan kita sehingga mereka mengeluh di kantor ingin anaknya seperti lulusan PAUD favorit. Bayangkan mereka membayar SPP sebesar Rp. 10.000,- per bulan tapi ingin anaknya menguasai berbagai keahlian seperti anak-anak lulusan PAUD atau TK favorit. Ujung-ujungnya kita hanya bisa memberikan penjelasan bahwa ada batasan-batasan dalam pengajaran kita. Kalau mau yang lebih ya monggo coba sekolah di tempat lain dan harus berani membayar yang lebih. Kasarnya seperti itu. : D
Sebenarnya kita menginginkan kesederhanaan. Kita mampunya menyediakan pendidikan yang seperti itu dan alhamdulillah banyak wali murid yang mau mendaftarkan anaknya di sekolah kami. Toh nyatanya PAUD adalah pendidikan non formal, gurunya sukarelawan, mau digaji sedikit dan diakui oleh pemerintah. Tidak masalah mau menyelenggarakan pendidikan 1 jam x 3 hari. Tujuannya adalah mencerdaskan anak-anak Indonesia. 
Kita mengadakan iuran SPP Rp. 10.000,- per bulan dan untuk gizi mingguan kita menarik Rp. 3.000,- per minggu dipotong dari tabungan. Yang menjadi masalah kadang ada beberapa wali murid yang membayar SPP tidak tepat waktu. Ada pula wali murid yang baru membayar SPP setelah tahun ajaran berakhir sehingga ketua yayasan bekerja keras untuk menggaji guru setiap bulannya.
Gizi pun kadang dipermasalahkan. Kemarin ada kejadian seperti ini. Hari senin uang tabungan saya potong Rp. 3.000,- per anak dan saya serahkan ke wali murid yang ditunjuk untuk menyediakan jajan. Hari sabtu 7 Mei 2016 jajan dibagi dan hari minggu wali murid komentar. Sabtu depan tanggal 14 Mei 2016 juga seperti itu. Jajan dibagi dan wali murid komentar.
Permasalahannya hanya karena jenis jajannya. Hari sabtu pertama jajannya roti Nabati dan susu Milkuat. Pas Rp. 3.000,- kan? Tapi reaksi wali murid yang lain sangatlah beragam. Sampai-sampai wali murid yang menyediakan jajan menghentikan langkah saya ketika akan berangkat ke kantor PAUD.
"Bu mau tanya..." Kata wali murid tersebut ketika menghentikan langkah saya.
"Iya ada apa bu?"
"Bu, apakah kemarin saya memberikan jajan roti nabati dan milkuat salah bu? Pantas gak bu? Soalnya wali murid yang lain banyak yang komplain kenapa jajannya hanya seperti itu?" 


"Gak apa-apa bu... yang berlalu biar berlalu." Kataku menenangkan.
Kemudian wali murid tersebut menjelaskan. "Anak saya kalau jajan seperti donat ata sejenis kue basah tidak selera bu, makanya saya hanya membeli makanan tersebut." Saya senyum-senyum mendengarkan. Saya maklumi saja.
Coba bayangkan iuran gizi Rp. 3.000,- disuguhi nabati dan milkuat banyak wali murid yang protes. Yah... mungkin karena alasan tidak pantas atau apalah... Kepala sekolah dan guru yang lain pun protes. Katanya tidak menghormati tapi akhirnya kepala sekolah mau memahami mungkin wali murid tersebut sedang mengalami masalah keuangan sehingga ia hanya mampu menyediakan jajan tersebut atau mungkin tidak tahu.
Hari sabtu kedua jajannya satu dus kecil roti purimas. Saya maklumi karena wali murid yang saya tugasi menyediakan gizi tersebut adalah orang yang bisa dibilang "ber-uang". Bagaimana coba reaksi wali murid yang lain?


Saya dan guru yang lain membawa sekantong plastik besar berisi dus-dus Purimas. Kami membawa ke kelas dan wali murid ada yang bertanya.
"Hari ini ada apa bu?"
"Biasa.... hari Sabtu ada gizi." Jawab salah satu teman saya.
Wali murid terkaget-kaget. Hahahaha.
 
 

KUNING TELUR DAN KALI BANGER

Beberapa waktu lalu adik saya membahas kuning telur. Dia mengatakan kalau kita makan sego wadang atau nasi basi khususnya cewek, maka telurnya akan berwarna orange, bukan warna kuning. Lol :D. Memangnya aku bebek.
Berkenaan dengan kuning telur tersebut saya teringat masa kecil saya ketika mengenyam pendidikan SMP. Waktu itu saya dan keenam teman saya ditunjuk untuk mengikuti lomba karya ilmiah. Saya waktu itu merasa tidak bisa membuat sebuah karya ilmiah kenapa saya ditunjuk. Saya menurut saja. Setiap 1 karya ilmiah boleh dibuat oleh satu dan dua orang. 
Keenam teman saya tersebut memilih pasangannya dan saya tidak mempunyai partner untuk membuat karya ilmiah. Tidak ada yang mau menjadi partner saya. Saya sedikit kecewa waktu itu. Guru yang membimbing pun hanya biasa saja. Tetap mendukung, tapi tidak dalam bentuk memberi teman lain untuk menemani saya membuat karya ilmiah. Akhirnya saya terpaksa mengundurkan diri.
Anehnya dulu saya tidak lantas meninggalkan keenam teman saya. Saya mengikuti perkembangan mereka, bahkan saya membantu mencarikan bahan informasi untuk salah satu karya ilmiah mereka. Pasangan pertama membahas tentang Kali Banger, yang kedua membahas tentang kuning telur, yang ketiga saya lupa judulnya. Saya membantu mencarikan informasi tentang Kali Banger, karena kebetulan lokasinya dekat dengan daerah saya. Selain itu salah satu dari dua orang yang mengambil tema Kali Banger tersebut duduk sebangku dengan saya.
Dua orang yang membahas Kali Banger tersebut bernama Ifa dan Anis. Hari berikutnya mereka datang ke rumah saya. Mereka meminta bantuan saya untuk mengantar mereka mendatangi rumah salah satu warga di selatan kampung saya. Warga tersebut akan dijadikan narasumber karya ilmiah mereka. Kami berangkat bersama-sama. Saya menaiki sepeda sendiri sedangkan Ifa membonceng Anis. 
Ifa dan Anis hanya diberi catatan nama dan alamat oleh guru pembimbing. Saya tidak kesulitan mencari alamat yang diberikan oleh mereka berdua, karena saya cukup hafal daerah tersebut. Kami sempat bertanya kepada orang yang tinggal dekat dengan narasumber untuk memastikan apakah alamat dan nama orangnya benar.
Kami menaruh sepeda di depan rumah narasumber. Kami mangucapkan salam dan disambut oleh tuan rumah. Kami dipersilahkan masuk. Kami ditanya siapa kami, dari mana asal kami dan tujuan datang kerumahnya. Perbincangan kami berlamjut hingga ke inti pembicaraan dan akhirnya kami tahu ternyata narasumber yang kami temui adalah seorang polisi.
Sampai saat ini saya masih ingat pengalaman tersebut. Ketika saya jalan-jalan di daerah tersebut pada waktu pagi hari dan melewati rumah narasumber itu saya ingat saya pernah masuk ke rumahnya yang megah.
Saya sampai saat ini juga masih ingat karya ilmiah milik teman-teman saya yang membahas kuning telur, Kali banger dan judul yang satunya saya lupa. Mereka semua juara. Juara ke tiga diraih oleh karya ilmiah tentang kuning telur, juara harapan satu diraih oleh karya ilmiah yang saya lupa judulnya sedangkan Kali Banger mendapat juara harapan dua. Dari mereka saya tahu ternyata bebek yang makan nasi basi yang dikeringkan, dalam bahasa jawa namanya sego aking bisa membuat kuning telur berwarna lebih tua. Adapun untuk kali banger isi karya ilmiahnya adalah tentang beberapa pengusaha batik yang membuang limbahnya di kali/sungai secara sembarangan.
Sumpah.... saya dulu ingin sekali ada yang menemani saya untuk membuat karya ilmiah. :D

TAHUKAH KAU

Apa yang kau tahu tentang aku
mungkin hanya luarnya
mungkin hanya bicaranya
mungkin hanya tingginya
mungkin hanya kiprahnya
mungkin hanya sepedanya
mungkin hanya tasnya
mungkin hanya pakaiannya
sandalnya
makanannya

Apakah kau tahu keburukanku?
hatiku?
masa lalu?

Jika kau tahu apakah kau...
membenciku
mencemoohku
membiarkanku
peduli padaku
kasihan padaku
menghiburku
menyemangatiku

Tolong aku, tolong aku, tolong aku, tolong aku

Sabtu, 14 Mei 2016

MENAWARKAN MAKANAN

Pagi ini saya kedatangan tamu. Dia adalah seorang guru salah satu SMP di kota saya. Dia sering datang ke rumah saya untuk mengeprintkan bahan pengajaran, tugas milik anaknya dan tugas milik muridnya, karena di rumah saya ada telecenter RW. Dia mencari adik saya.
"Assalamualaikum... Ismail ada?" Tanya beliau.
"Waalaikum salam.. ada bu, silahkan masuk." Kataku sambil makan pagi. "Sarapan bu..." Spontanitas saya menawarkan sarapan untuk basa-basi.
"Ya bu.." Kata dia tapi dia tidak mendekati saya untuk sarapan bersama saya. Saya yakin dia basa-basi atau mungkin dia sudah sarapan dari rumah. Saya tidak tahu.
Menawarkan sarapan atau makanan ketika ada orang lain mendatangi kita walaupun orang tersebut menolak dengan cara yang halus atau mau mencicipi adalah hal yang lumrah di kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sudah menjadi sebuah tradisi di lingkungan saya. Mungkin hal tersebut adalah salah satu kebudayaah di beberapa daerah Indonesia. 
Bagaimana jika hal tersebut tidak dilakukan? Pasti akan dibilang tidak sopan atau tidak punya tata krama. Dulu ibu saya pernah berkunjung di salah satu saudara di daerah lain. Kebetulan ibu saya datang berpapasan dengan waktu makan siang. Anak dari saudara tesebut membeli mie kuah dan dimakan di hadapan ibu tanpa menawarkan makanannya kepada ibu. 
Anda tahu bagaimana reaksi ibu saya ketika sampai di rumah? Ibu saya langsung membicarakan anak tersebut dan menyuruh saya agar tidak melakukan hal yang sama. Ibu saya tidak masalah jika tidak disuguhi mie kuah. Tapi bagi kebudayaan di tempat saya ada peraturan tidak tertulis alangkah tidak sopannya makan enak-enakan sendiri tanpa menawarkan kepada tamu. Ditambah lagi si tuan rumah makan terang-terangan di ruang tamu dan tidak basa-basi menawarkan makanan. Masalahnya bukan karena tidak disuguhi mie kuah tersebut, tapi yang diharapkan adalah etika basa-basi kepada tamu.

Salam basa-basi. :D

DICOBA

 Hai teman-teman selamat pagi semuanya. Kali ini saya sudah menterjemahkan salah satu artikel saya ke dalam bahasa arab dengan menggunakan Google Terjemahan. Tidak semuanya bisa diterjemahkan. Nyatanya kata-kata diniyah, Jurumiyah, fadlol, nahwu dan shorof tidak ada di grammar bahasa arab versi google terjemahan. Padahal kata-kata tersebut sangat dekat dengan bahasa arab. Jadi inilah hasil dari terjemahan tersebut. Selamat menikmati.


عشماوي

هل تعرف عشماوي؟ كان عشماوي ليس اسم الفنان. أنا نفسي أعرف عندما درست في المدارس الدينية Diniyah. كان لقائي الاول التعارف ليست وحدها، ولكن تعرفت على بلدي قسيس. تعرف يا عشماوي.
 
عشماوي الكتاب هو كتاب من شرف الشيخ عبد الله Jurumiyah باقة والشيخ بن Fadlol عشماوي. اعتدت أن أكون حريصة جدا على معرفة محتويات الكتاب، لأن الكتاب يناقش nahwu العلوم وshorof. العلوم يجعلني غريبة عندما تخرج من المدرسة الثانوية. أسباب مفهومة، لن خريجي مدرسة داخلية، لذلك أنا معجب الكتاب. ولكن مع مرور الوقت رغبتي في التلاشي كما أصدقائي واحدا تلو واحد من أصل ولم ترغب في الاستمرار. الحمد لله أنا بحزم حتى صفحة 14.لا يزال هناك رغبة في الاستمرار حتى نهاية الكتاب. ولكن أحب أن يكون لنا أصدقاء مع نفس الفكرة وأنا مغادرة مع تشجيعي. خصوصا تلك عمري. بالتأكيد هناك فخر يمكن قراءة الكتب الصفراء دون الحاجة إلى قضاء الليل بعيدا. هناك فخر إذا نظرنا إلى الكتب كنا كاملة من الكتابة على الجدران إلكتروني كلمة / جملة من الأبجدية. هل لدى أحد الكتاب الكتب المترجمة العسماوي؟ يرجى إعطاء بالنسبة لي أو الأجر بلدي.

Jumat, 13 Mei 2016

ASYMAWI

Apakah anda kenal Asymawi? Asymawi itu bukan nama artis. Saya sendiri mengenalnya ketika saya belajar di Madrasah Diniyah. Dulu saya tidak kenalan sendiri, tapi saya dikenalkan ustadz saya. Nih lho Asymawi.


Kitab Asymawi adalah kitab matan Al Jurumiyah karangan Syeh Abdullah Bin Fadlol dan Syeh Asymawi. Dulu saya sangat bersemangat ingin mengetahui isi kitab itu, karena kitab itu membahas tentang ilmu nahwu shorof. Ilmu yang membuat saya penasaran ketika lulus SMA. Maklum bukan lulusan pondok pesantren, sehingga saya kagum terhadap kitab tersebut. Tapi seiring berjalannya waktu keinginan saya memudar karena teman-teman saya satu per satu keluar dan tidak mau melanjutkan. Alhamdulillah saya kuat sampai halaman 14. 
Masih ada keinginan ingin melanjutkan mengkhatam kitab tersebut sampai akhir. Tapi saya ingin sekali ada teman-teman yang seide dengan saya dan mau berangkat dengan saya memberi semangat. Terutama yang seumuran dengan saya. Pastinya ada kebanggaan tersendiri bisa membaca kitab kuning tanpa harus mondok jauh-jauh. Ada kebanggaan tersendiri jika kita melihat ulang kitab kita yang penuh coretan kata/kalimat huruf abjad. Adakah yang mempunyai buku terjemahan kitab Asmawi? Please give for me atau saya bayar.




Rabu, 11 Mei 2016

HAHAHA MURID YANG LUCU


Kemarin ada anak kelas 3 SD datang ke rumah saya. Tanpa janjian, tanpa kesepakatan terlebih dahulu. Dia datang dengan satu temannya. Membawa kertas buku gambar ukuran A4. Waktu itu bapak saya ada di ruang tamu jadi yang menemui 2 anak tersebut adalah bapak.
"Assalamu'alaikum... Bu Umi ada?"
"Ada nok... miiiiiii Umiiiii ki ono muridmu...." Kata bapak dari depan.
Saya tergopoh-gopoh dari belakang.
"Ada apa, Nok?" Tanyaku...
"Bu Umi, aku mau minta digambarkan orang...." kata anak tersebut dengan wajah innocennya. Saya senyum-senyum.
"Satu orang atau berapa?"
"Dua orang bu...."
"Orangnya pakai jilbab atau nggak?"
"Pakai bu..."
"Ada backgroundnya atau hanya orang?"
Dia bingung.
"Latar belakangnya gambar pemandangan atau apa?" tanyaku.
"Pemandangan bu..."
Jawab dia.
"Ntar gambarnya mau buat apa? Boleh tau?" Tanyaku menyelidiki.
"Heheeee..."
"Kok Hehee, buat apa nduk?"
"Buat teman bu..."
"Oyudah... mau diambil kapan?"
"Nanti sore bu..."
Ceileeee bayar nggak mau cepet. Hahahahaaa
"Kalau sore Bu Umi gak bisa, bisanya besok."
"Yudah bu, besok gak apa-apa."
"Oke, ditunggu yah..."
"Ya bu..."
Anak tersebut berlalu. Bapakku yang dari tadi mendengarkan pembicaraan kami tertawa terpingkal-pingkal.
"Kae bucah kok orak isin yo... Rak rikuh... Hahaha... ngekek otok..."
"Namanya juga anak kecil... rung ndolor. Hahahaha..."
Malemnya kertas yang tadi dikasih anak tersebut tidak saya sentuh sama sekali. Sudah capek... Pingin tidur. Tapi saya sempat mencari referensi gambar kartun dan pemandangan lewat internet, jadi ada bayangan di kepala. Malam hari jam 1 saya bangun, teringat kertas tadi. Tapi saya tidur lagi. Jam 4 saya bangun lagi teringat kertas itu lagi. Akhirnya setelah saya mengerjakan hal lain dan sholat shubuh saya nekat gambar sebisanya. Hasile koyo iki. Halah mbuh...

BAZAAR AMAL PEDULI MUSLIM

📡📡📡 HADIRILAH
"BAZAAR AMAL PEDULI MUSLIM"
---------------------------------
Dengan Tema "Mari Sedekah biar berkah"

📡📡 TERBUKA UNTUK UMUM
Dalam rangka peduli terhadap kaum muslim, kami selaku Ummahat kota Pekalongan di bawah naungan Yayasan Nida'ussalam akan mengadakan bazar amal yang insyaAllah diselenggarakan pada,
📅 Hari/Tanggal : Minggu, 29 Mei 2016
⏲ Jam : 08.00 - 16.00
🏡Tempat : Halaman Kuttab Al - Madinah kompleks Pendopo Alun-Alun Pekalongan
In syaa Allaah kegiatan ini akan diadakan dalam rangka membantu sesama dan penggalangan dana yang akan disalurkan ke Suriah dan kaum dhuafa di daerah Pekalongan.
Untuk itu kami mohon kesediaan muhsinin (donatur) agar bisa berpartisipasi dalam kegiataan ini.
Agar dapat terlaksananya acara amal ini kami mengharapkan bantuan antum sekalian.
Pengumpulan bakti sosial dapat disalurkan dalam bentuk:
1⃣Pengumpulan sandang layak pakai (termasuk tas, sepatu, sandal, jilbaB-) yang memenuhi kaidah syar'i
2⃣Sembako murah (bagi yg membutuhkan)
3⃣Sumbangan dana dapat di salurkan melalui rekening dibawah ini :
🏧 BCA 2380740942 a/n Qotrunnada
Confirmation Number : 0857 4241 3737
🏧 Mandiri 139-00-1639935-8 a/n Munifah Abdurrahman Bachmid
Confirmation Number : 0857 2747 1973
Bagi ummahat yang ingin menyewa stand bisa menghubungi :
▶Ukhty Yanni
HP : 0857 2737 3344
🔊STAND TERJANGKAU DAN TERBATAS LHOO !!!
Terimakasih atas perhatiannya. Semoga Amal kita diterima oleh Allah atas usaha kita untuk meringankan beban saudara kita yang sedang tertimpah musibah. Dan semoga acara ini selalu dikawal dan dilindungi Allah azza wa jalla.
» Bantu Sebarkan Kepada Kaum Muslim «
جزاكم الله خير

ASIH SMALL (EAT RICE "YES", VITAMIN A "NO")

I have three sisters. The most recent was named Asih. He son socially active and organize. He followed IPPNU and SME organizations on campus. He is active lessons at Madrasah Diniyah in my hometown. In Irmas (Masjid Al Falah Youth Association) she is also very active and is a frequent presenter at events recitals. I like it when calling the presenter rather than host'll look cool. : D. He was also active in the dining-consuming like me.
Perhaps because he was the last child then tek wonder if he always dinomorsatukan in food. Neither the mother, father, my other brother or myself always register him in order to receive food rations. For example there who got a gift, a blessing, meal or snack from the outside, while the Asih not return, then it is likely the mother would say, "is left for Mercy." Delish youngest child like that. Always have priority. Especially when he had a child, a brother and meal portions exceeding mbaknya. Even he jga has a very unique experience that I remember to this day, that eating uncooked rice and reluctant to take medication vitamin A.
I remember once when my sister eat rice quietly. He took the rice in a container of rice belonging to the mother. I do not know what was on his mind until he wants to eat raw rice. Maybe it feels good for him. If caught the mother, would have immediately told her to open her mouth and hands grasping the rice. At other times once upon a time my sister invited to shop by my mother. Sometimes the seller in the shop put the rice in the rice tub in the very near future with the buyer. My brother saw the rice, he immediately took and ate it. He would be found when you get home. My other sister sometimes catch his mouth twitching. Apparently after it opened, there are raw rice in his mouth.
Although Asih once the raw rice connoisseur, he is the most anti taking medication vitamin A. It used to be in elementary school, the school held an eye exam by bringing medical personnel from health centers. Children are examined one by one, and one of them is my brother checked. The results of the examination mentioned that the eyes of my brother minus so he was given a glass eye. My sister had refused to wear glasses. At first he was uncomfortable wearing glasses. He rarely uses a glass eye to eye So you worry Asih. Do not stay silent father to buy drugs and vitamin A Asih told to drink it.
Asih reluctant to drink it. He refused outright fear. While Mr. Asih told to immediately take vitamin A in front of him. Asih still refused. He only promised to take it another time. One day I caught him eating vitamin A without water and makana. She seems not to enjoy it. Maybe he thought it was strange. She eats like a baby. The sides of his mouth stained with the rest of medicine. Incidentally my other brother also caught. He laughed at Mercy.
"You how Sih .... eat like a baby, his mouth ... hahahahah."
Asih pout. He took a cloth and clean the mouth.

Selasa, 10 Mei 2016

ASIH KECIL (MAKAN BERAS "YES", VITAMIN A "NO")

Saya mempunyai 3 adik. Yang paling terakhir bernama Asih. Dia Anaknya aktif bersosialisasi dan berorganisasi. Dia mengikuti organisasi IPPNU dan UKM di kampus. Dia aktif mengaji di Madrasah Diniyah di kampung saya. Di IRMAS (Ikatan Remaja Masjid Al Falah) dia juga sangat aktif dan sering menjadi Presenter dalam berbagai acara pengajian. Saya suka kalau menyebut presenter daripada pembawa acara biar kelihatan keren. : D. Dia juga aktif dalam hal makan-memakan seperti saya.
Mungkin karena ia adalah anak terakhir maka tek heran jika ia selalu dinomorsatukan dalam makanan. Baik itu ibu, bapak, adik saya yang lain atau saya sendiri selalu mendaftarkan dia agar mendapat jatah makanan. Misalnya ada yang mendapat oleh-oleh, berkat, makanan atau jajan dari luar, sedangkan si Asih belum pulang, maka sudah dipastikan ibu akan bilang, "Disisakan buat Asih." Enaknya anak bontot seperti itu. Selalu diprioritaskan. Apalagi ketika dia dulu masih kecil, porsi makannya melebihi kakak dan mbaknya. Bahkan dia jga mempunyai pengalaman yang sangat unik yang saya ingat sampai hari ini, yaitu makan beras mentah dan enggan minum obat vitamin A.
Saya ingat sekali ketika adik saya makan beras diam-diam. Dia mengambil beras di wadah beras milik ibu. Saya tidak tahu apa yang ada di pikirannya hingga dia mau makan beras mentah. Mungkin rasanya enak bagi dia. Kalau ketahuan ibu, pasti akan segera disuruh ibu untuk membuka mulut dan tangannya yang menggenggam beras. Di lain waktu pernah suatu ketika adik saya diajak ke warung oleh ibu saya. Di warung kadang penjual menaruh beras di bak beras di bagian paling depan dekat dengan pembeli. Adik saya melihat beras itu, dia langsung mengambil dan memakannya. Dia pasti akan ketahuan kalau sudah sampai di rumah. Adik saya yang lain kadang memergoki mulutnya yang bergerak-gerak. Ternyata setelah dibuka, ada beras mentah di mulutnya. 
Walaupun Asih dulunya adalah penikmat beras mentah, dia paling anti minum obat vitamin A. Dulu waktu SD, sekolahnya mengadakan pemeriksaan mata dengan mendatangkan tenaga medis dari puskesmas. Anak-anak diperiksa satu-satu dan salah satunya adik saya diperiksa. Hasil pemeriksaan menyebutkan bahwa mata adik saya minus sehingga ia diberi kaca mata. Adik saya sempat menolak memakai kaca mata. Awalnya ia tidak nyaman menggunakan kaca mata. Dia jarang menggunakan kaca mata Sehingga bapak khawatir dengan mata Asih. Tidak tinggal diam bapak membeli obat vitamin A dan menyuruh Asih untuk meminumnya.
Asih enggan meminumnya. Dia takut menolak terang-terangan. Sedangkan bapak menyuruh Asih untuk segera meminum vitamin A di depannya. Asih tetap menolak. Dia hanya berjanji akan meminumnya lain waktu. Suatu hari saya memergokinya makan vitamin A tanpa air putih dan makana. Dia kelihatan tidak menikmatinya. Mungkin menurutnya rasanya aneh. Dia makan seperti bayi. Sisi-sisi mulutnya kotor terkena sisa obat. Kebetulan adikku yang lain juga memergokinya. Dia tertawa melihat Asih.
"Kamu gimana Sih.... makan kayak bayi, mulutnya gobresss... hahahahah."
Asih manyun. Dia mengambil kain dan membersihkan mulutnya.


HOW encourage CHILDREN

I have a fairly passive student in linguistics and do not want to scribble his book when in class. His name is Aditya. Outside the classroom she was active enough to play with his friends. He would joke, cycling and sometimes calling my name when they met on the street. Sometimes he was embarrassed when he met me outside. That changed 50% while in the classroom. His movements can not remain silent but when he speaks or forward to get to know the vocabulary and the letter in front of me he did not want. Even menebali single letter she always told her mother.In my class Aditya classified as the oldest child among his friends but he still looks spoiled sticking with his mother. For a full year he did not want to get ahead not even want to sit together with other friends in one table. He will listen to me but from a distance with his mother. I sometimes ask her to join me but still did not want to. When he went up to grade PAUD2 he still stuck with her mother.Teachers in PAUD2, Mrs. Mita, sometimes complained Aditya who can not be independent and would not say a word when the advanced class. Various ways he did to provoke the sound from the mouth Aditya. Until one day he managed to persuade Aditya. Aditya want to join his friend and did not stick to her mother again. He also wants menebali letter without the help of his mother. It turns out there own way to persuade Aditya."Aditya here ..." said Mrs. Mita.Aditya just stay quiet. he was sitting by the window with his mother. Mrs. Mita approached Aditya. Aditya initially refused but Mrs. Mita doing it every day and tell a story to Aditya."Aditya does not want to see Vocabulary why do not want to copy Mrs. Mita said earlier. That was Mrs. Mita says BEN-DE-RA. Try imitated ..." Said Mrs. Mita soft.Aditya remains silent and just looked at Mrs. Mita."Aditya if such continued later .... pity her mouth shut continues like this ... Hmmmm .... hmmmmm, can not only talk later how ...." Bu Tina demonstrate like the dumb. His hands pointing aimlessly. "Then if you do not want to hold a pencil ... Hayooo later how his hands. His hands were stiff like this." Said Mrs. Tina while demonstrating a stiff hand.A few days later Aditya showed no change. He eventually want to progress, want menebali writing and not spoiled again to her mother.

Senin, 09 Mei 2016

CARA MENYEMANGATI ANAK

Saya mempunyai murid yang lumayan pasif  dalam hal linguistik dan tidak mau mencoret-coret bukunya ketika di kelas. Namanya Aditya. Di luar kelas dia cukup aktif bermain dengan teman-temannya. Dia mau bergurau, bersepeda dan kadang memanggil nama saya ketika bertemu di jalan. Kadang dia salah tingkah ketika bertemu dengan saya di luar. Hal itu berubah 50% ketika berada di kelas. Gerak-geriknya tetap tidak bisa diam tapi kalau berbicara atau maju untuk mengenal kosa kata dan huruf di depan saya dia tidak mau. Bahkan menebali huruf pun dia selalu menyuruh ibunya.
Di kelas saya Aditya tergolong anak yang paling tua diantara teman-temannya tapi dia masih terlihat manja menempel dengan ibunya. Selama setahun penuh dia tidak mau maju bahkan tidak mau duduk bersama dengan teman-teman lain dalam satu meja. Dia mau mendengarkan saya tapi dari jarak jauh bersama ibunya. Saya kadang mengajaknya untuk bergabung dengan saya tapi tetap saja tidak mau. Ketika ia naik ke kelas PAUD2 ia tetap nempel dengan ibunya. 
Guru di PAUD2, Bu Mita,  kadang mengeluhkan Aditya yang belum bisa mandiri dan tidak mau mengucapkan sepatah kata pun ketika maju di depan kelas. Berbagai cara beliau lakukan untuk memancing suara dari mulut Aditya. Hingga suatu hari beliau berhasil membujuk Aditya.  Aditya mau bergabung dengan temannya dan tidak menempel ke ibunya lagi. Dia juga mau menebali huruf tanpa bantuan ibunya. Ternyata ada cara tersendiri untuk membujuk Aditya.
"Aditya ke sini..." Kata Bu Mita.
Aditya hanya diam saja. dia duduk di dekat jendela bersama ibunya. Bu Mita mendekati Aditya. Aditya awalnya menolak tapi Bu Mita melakukan tersebut setiap hari dan menceritakan sebuah cerita kepada Aditya.
"Aditya tidak mau lihat Kosa kata kenapa gak mau meniru kata Bu Mita tadi. Tadi Bu Mita bilang BEN-DE-RA. Coba ditirukan..." Kata Bu Mita lembut.
Aditya tetap saja diam dan hanya memandang Bu Mita.
"Aditya kalau seperti itu terus nanti kasihan mulutnya.... Nutup terus kayak gini... Hmmmm....hmmmmm, nanti gak bisa ngomong gimana...." Bu Tina memperagakan seperti orang yang bisu. Tangannya menunjuk tak tentu arah. "Terus kalau tidak mau memegang pensil nanti gimana tangannya... Hayooo. Tangannya kaku kayak gini." Kata Bu Tina sambil memperagakan tangan yang kaku.
Beberapa hari kemudian Aditya menunjukkan perubahan. Dia akhirnya mau maju, mau menebali tulisan dan tidak manja lagi pada ibunya.

 

ARAK-ARAK

When I was a kid the same age elementary school children, my grandmother sometimes tell a fairy tale. The story I remember until today. I do not know if the story is real or not. To date I have not find the source of the story, where it originated and whether the story comes from a certain area. I thought maybe my grandmother used to fabricate the origin without reading sources.The story is not Kancil or the prophets. The story about the Arak-arak. Arak-arak is not a festival or parade. The procession of the wine refers to the sound of children from a distance.In the old days there was a mother with many children. She took care of her children too tired. He takes care of himself, until at one point she decided to earn a living outside the city. The mother made a huge hole and sent her children entered in the hole. He was forced to leave her still small. His children crying remove her departure.The cries of children's grandmother said I heard in the distance. "Arak ... wine ... wine ... wine." I do not ask why his voice had not Oeeekkk Oeeekkk, Huhuhuhuhuhu, Sob Sob Sob or Huaaaaa Huaaaaaa. I received raw grandmother's story. The story is powerful enough to persuade me to go to bed. Definitely if I do not sleep grandmother would say. "Come to bed ... there was Arak-arak ... there was arak-arak." Impressed scary.The story stop there. My grandmother did not tell how the father of these children. Does died or went away and never returned home like a bang Thoyib. Until my grandmother died was an adult and I have not had time to ask where the story originated.Until today, I sometimes still curious. Is there still a procession of wine in the 2016's? In the late evening I sometimes observe voices from a distance. There was the sound of a procession of wine but I'm sure it sounds textile machinery factory in the area behind my village. Hahahaha no-nonsense grandmother. hopefully my grandmother was given breadth in his grave
. Aamiin.
Google Terjemahan untuk Bisnis:Perangkat Penerjemah

Alamat

Berbagi Kebahagiaan, ilmu yang pernah diajarkan kepada saya.
Terima Kasih untuk guru, teman dan keluarga tercinta.

ads

loading...