Selasa, 17 Mei 2016

SILATURAHMI TANPA SMS

Kemarin saya mampir ke kampus untuk meminta tanda tangan kedua pembimbing saya. Saya sudah mau wisuda ceritanya. Ini insya Allah terakhir kalinya saya minta tanda tangan pada dosen pembimbing. Saya berangkat agak pagi dan saya pilih hari senin karena saya yakin hari senin adalah hari kerja paling aktif. Para dosen yang saya tuju pasti hadir di kampus.
Saya menunggu di kursi panjang depan kantor dosen. Saya mengamati mahasiswa, mahasiswi, pegawai dan dosen yang berlalu lalang di depan saya. Saya menunggu kurang lebih setengah jam. Ada dua mahasiswa yang duduk bergantian di sebelah saya. Yang pertama dia menunggu dosen A untuk ujian tilawah. Yang kedua tujuannya sama dengan saya, menunggu dosen pembimbing I saya. 
"Sudah janjian dengan pak Saif, Mbak?" Tanya dia.
"Belum, tapi saya yakin kalau hari senin beliau pasti berangkat ke kampus." Kataku,
"Iya mbak, tadi sebelum saya berangkat kesini saya sms, beliau menjawab akan datang ke kampus sebelum jam 12."
"Hmmmm... oke. Kita tunggu saja sampai datang." Kataku sambil melihat jam.
"Ya. Mobilnya biasanya diparkir di situ mbak." Kata dia sambil menunjuk ke depan.
Entahlah, saya tidak janjian terlebih dahulu. Saya berangkat saja minta diantarkan bapak. Kemarin mengalir saja, bahkan saya tidak ada niatan meniru ustadz saya yang dulu mengajarkan saya untuk tidak sms dulu sebelum ke rumahnya. Ketika tiba-tiba terlintas untuk membuat artikel ini saya teringat pesan ustadz Min.
Saya ingat dulu ketika saya dengan teman-teman akan silaturahmi ke ustadz Min. Waktu itu hari ke sekian setelah hari raya idul fitri. Kami berkumpul malam hari. Saya ada inisiatif sms mau silaturahmi terlebih dahulu barangkali ustadz Min tidak ada di rumah. Saya sms menanyakan apakah beliau di rumah. Beliau tidak menjawab sehingga kami memutuskan untuk tetap datang ke rumah beliau tanpa menunggu jawaban sms.
Sesampainya kami di depan rumah beliau, kami mendapati beliau beserta istri dan anaknya berada di rumah. Kami dipersilahkan masuk, saling meminta maaf dan memaafkan karena pada wakt itu suasana lebaran dan kami bercakap-cakap dengan beliau. Tak lama kemudian beliau membahas sms saya.
"Kalau ke rumah saya tidak usah sms terlebih dahulu, Um. Karena tujuannya kita mendapat pahala dari silaturahmi. Misal kalian datang dan tuan rumah tidak ada di rumah, maka kalian sudah mendapatkan pahala silaturahmi. Makanya saya tadi tidak membalas sms."
Alhamdulillah dapat ilmu lagi. : ) Semoga bermanfaat buat teman-teman.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alamat

Berbagi Kebahagiaan, ilmu yang pernah diajarkan kepada saya.
Terima Kasih untuk guru, teman dan keluarga tercinta.

ads

loading...