Sabtu, 28 Mei 2016

ANAK ARAB

Siapa saja yang paling membuatmu terkesan semasa kamu SMP? Kegiatanmu? Guru? Teman-temanmu? Dulu saya masuk SMP swasta, SMP AL IRSYAD AL ISLAMIYAH Pekalongan. Saya terkaget-kaget ketika masuk di SMP tersebut. Saya bertemu teman-teman baru keturunan arab. Sebelumnya saya belum pernah berteman dengan anak-anak arab. Yang paling saya tahu tentang arab waktu itu adalah bos paman saya. Sepasang suami istri keturunan arab. Si perempuan dipanggil kak Is, sedangkan suaminya biasa dipanggil kak Japar. Tapi waktu itu saya tidak begitu mengamati mereka karena saya hanya bertemu mereka ketika paman saya mengajakku ke rumah mereka.
Sampai suatu hari saya masuk ke SMP Al Irsyad dan saya melihat banyaknya teman-teman baru saya yang berketurunan arab. Saya dari latar belakang orang jawa tinggal di lingkungan orang jawa tiba-tiba saja bertemu teman-teman arab di dalam kelas. Mereka adalah hal yang baru bagi saya waktu itu. Saya mengamati mereka satu persatu, mengapa hidung mereka lebih mancung dari saya. Mata mereka dengan bulu mata lentiknya. Mengapa mereka sangat cerewet. Mengapa kebanyakan mereka cantik dan ganteng. Mengapa kebanyakan rambut mereka keriting atau bergelombang. Mengapa tangan mereka berbulu. Saya jarang sekali melihat teman-teman saya yang keturunan jawa mempunyai rambut lebat di tangannya seperti mereka. Lol.
Saya juga mengamati perkataan mereka yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Seperti kata wallahi. Kata itu sering diucapkan mereka jika ingin meyakinkan temannya. Saya baru benar-benar mengetahui arti ucapan itu ketika saya lulus SMA. Saya belajar ilmu nahwu atau tata bahasa arab dan saya tahu bahwa kata wallahi berasal dari kata wa dan Allahi yang artinya adalah sumpah. Suatu ketika saya pernah mempraktekkan kata-kata wallahi di hadapan orang tua saya. Reaksi bapak saya malah tertawa "Wah.... tiru-tiru wong arab." Gara-gara reaksi bapak tersebut, akhirnya pada saat itu hingga sampai saat ini saya tidak mau meniru perkataan orang arab lagi. 
Dulu saya tidak suka jika mereka terlalu cerewet. Mengapa mereka begitu aktif dan saya tidak berani seperti mereka. Saya juga tidak suka jika anak-anak arab lebih suka bergerombol dengan teman arab dibanding teman keturunan jawa. Ada beberapa dari mereka yang saya benci dan yang saya hormati. Terutama teman-teman yang kadang mengganggu saya dan kakak kelas saya yang suka ngatur-ngatur ketika masa orientasi. Dulu saya tidak suka sikap mereka. Suatu ketika saya disuruh guru saya untuk menyampaikan sesuatu kepada kakak kelas saya. Saya sangat ingat hingga saat ini. Ceritanya saya disuruh memanggil Zakiyah, kakak kelas saya di kelasnya. Saya ditemani teman saya menuju kelasnya Zakiyah. Saya ketuk pintu dan saya mengucapkan salam dengan lirih. Saya sudah mengucapkan salam, saya ingat betul. Saya membuka pintu dan ada kakak kelas saya yang lain menegur dengan ketus namanya Fifi. Zakiyah dan Fifi ini keduanya keturunan arab. Kebetulan ada guru yang sedang mengajar di kelas itu.
"Ada apa mbak?" Tanya guru yang mengajar di kelas itu.
"Mau cari Zakiyah. Zakiyah  di panggil bu Nabila." Kataku pelan.
"Kalau masuk salam dong." Kata Fifi dengan ketusnya.
"Oh... saya dipanggil bu Nabila ya. Udah biarin lah Fi... namanya juga masih kecil." Kata Zakiyah menanggapiku. Dia berdiri dan mendekatiku. Kami keluar kelas bersama.
Saya hanya diam dan sangat malu dilihat kakak-kakak kelas yang lain. Rasanya saya seperti kura-kura yang tak berdaya, dibentak majikan dan saya langsung masuk ke dalam tempurung. Sumpah saya tidak bisa berkutik waktu itu. Saya sangat senang sekali dengan respon Zakiyah. Kakak kelas arab yang baik hati. Bagi saya dia bagaikan malaikat waktu itu. Hahahahaha... Salam buat ZAKIYAH 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alamat

Berbagi Kebahagiaan, ilmu yang pernah diajarkan kepada saya.
Terima Kasih untuk guru, teman dan keluarga tercinta.

ads

loading...